Kamis, 20 November 2014

20-11-2014

안녕하세요...

Rasanya gw mulai jenuh sama kerjaan gw. Masa magang 3 bulan ditambah 6 bulan gaji cuma dapet 80% tuh rasanya nyiksa banget buat dompet dan hidup gw. Kayaknya masa percobaan di tempat kerja gw banyak banget.
Gw jenuh. Semenjak kerja di tempat yang sekarang gw ga bisa ngelakuin apa yang gw suka. Ga ada waktu buat nulis novel. Ga ada waktu buat belajar Bahasa Korea. Sedangkan impian gw pengen ke Korea Selatan. Sampai sekarang gw masih ngarep ada tawaran ngajar di Korea Selatan, secara basic gw ngajar.
Di tempat sekarang sebenernya gw juga betah. Awalnya. Akhir-akhir ini rasanya jadi sedikit gak nyaman karena salah satu rekan kerja yang cwenya jealous sama kedekatan gw sama tuh cowok (temen kerja gw). Ya udah gw coba rada jaga jarak sama dia, tapi ya gimana.. kerjaan bikin gw selalu interaksi sama dia.
Gw pengen cepet-cepet nikah. Pikiran gw biar gw selamet kalau gw nikah. Gw pengen keluar dari kota kelahiran gw ini. Tapi nanti bingung juga musti cari kerja lagi. Gw tipe orang yang punya banyak keinginan, otomatis gw harus kerja biar gak ngandelin uang orang lain. KPOP-er itu perlu banyak uang. Menjadi seorang KPOP mania itu butuh biaya mahal -_-

Rabu, 05 November 2014

매사를 너무 심각하게 생각하지 마라. 심각해지는 것이 진실에 접근하는 길이라고는 볼 수 없다. - 무라카미 하루키

Minggu, 09 Maret 2014

Fanfic Super Junior: Yeppeun Namja Part 12 (Final)

Judul                     : Yeppeun Namja
Genre                   : Drama, Romantic
Author                  : Lee Ara
Cast                      : Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Aerin, Yesung, Jessica

Di ruangan kerja Presiden Direktur, Kim Heechul. Yumi menyerahkan berkas-berkas yang baru saja ia selesaikan untuk diperiksa oleh Heechul. Syukurlah Heechul puas dengan hasil kerja sekertarisnya itu. Tidak sia-sia Yumi merantau ke Korea Selatan untuk kuliah hingga mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama seperti milik keluarga Kim.
“Ayo, kita makan siang bersama Kyuhyun!” ajak Heechul. “Aku tidak bisa. Kalian berdua saja. Aku sudah ada janji dengan kakakmu,” jawab Yumi. “Dengan Heejin nuna? Hm..., ya sudah,”
Di sebuah restoran, tempat dimana Heejin mengajak Yumi bertemu untuk makan siang bersama, wanita itu sudah menunggu Yumi sejak tadi. Ia bahkan sudah memesan makanan lebih dulu, “Hai! Aku sudah memesankan pesananmu. Kenapa lama sekali? Nanti makanannya keburu dingin,” kata Heejin saat Yumi sampai.
Yumi tersenyum sumringah. Ia langsung duduk di kursi yang telah tersedia di meja yang sama dengan Heejin, “Iya, maaf. Aku tadi harus menyelesaikan proposal dulu. Akhir-akhir ini pekerjaan di kantor mulai banyak,” terang Yumi.
“Oh..., lain kali kalau kau jenuh cobalah sesekali cuti seperti aku, ya!” saran Heejin seraya terkekeh. Kakaknya Heechul ini memang sering melarikan diri dari pekerjaannya, terlebih lagi kalau ia sudah merasa pekerjaannya itu sudah mengganggu kebebasannya, maka ia akan langsung pesan tiket untuk berlibur ke luar kota ataupun ke luar negeri. Keluarga Kim Heechul memang aneh.
“Kalau aku cuti di saat banyak pekerjaan bisa-bisa Heechul membunuhku,” timpal Yumi yang malah membuat Heejin semakin terkekeh. “Sudahlah, kita makan dulu!” ajak Heejin yang sudah kelaparan.
Seorang wanita memasuki restoran yang sama dengan Heejin dan Yumi. Wanita muda itu berkulit putih serupa putih susu. Ia mengenakan terusan diatas lutut hingga memamerkan paha dan betisnya yang indah dan putih mulus. Ia terlihat sangat cantik dan anggun.
“Huh? Sepertinya aku mengenal orang itu,” kata Heejin dengan mulut yang terisi oleh makanan. Sejenak kakak perempuan dari Kim Heechul itu menghentikan kegiatan mengisi perutnya. Ia merasa tertarik pada sosok yang tengah dilihatnya. Wanita itu berjalan menaiki tangga ke lantai dua.
Yumi langsung menoleh ke belakang karena penasaran pada apa yang dilihat Heejin. Tapi sepertinya tidak ada yang aneh. “Eonni, apa yang eonni lihat?” tanya Yumi penasaran. Heejin kembali fokus pada makan siangnya, “Tidak ada. Hanya saja tadi sepertinya aku melihat seseorang yang aku kenal,” jelas Heejin pada Yumi.
“Benarkah?” tanya Yumi. “Ah, sepertinya mataku ini yang salah lihat. Sudahlah, lupakan saja. Kita habiskan saja makan siang kita. Kau juga harus segera kembali ke kantor, kan?” ujar Heejin yang dibalas anggukan oleh Yumi.
Sementara itu, di lantai dua restoran. Wanita muda yang tadi dilihat oleh Heejin ia ternyata sudah ditunggu oleh seorang wanita di salah satu meja. Wanita itu mengenakan kaca mata besar berwarna cokelat juga setelan pakaian yang bermerk.
“Jessi eonni!” sapa wanita itu. “Hai, Minji! Lama tidak bertemu. Ayo, duduklah!” sapa Jessi pada wanita cantik yang bernama Minji itu. Seperti yang kita tahu, Cho Minji adalah adik perempuan dari Cho Kyuhyun. Dia baru saja tiba di Seoul pagi ini.
Gomawoyo, eonni. Aku dari Paris langsung kemari untuk bertemu dengan eonni. Bagaimana kabar eonni? Aku dengar eonni sekarang bekerja sama dengan perusahaan keluarga Kim. Uh, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan Heechul Oppa. Apa eonni sering bertemu dengannya? Seperti apa dia sekarang?” tanya Minji begitu antusias.
Jessi memasang wajah sebal, “Kau belum mendengarnya? Orang itu sudah gila!” sahut Jessi. Minji mengernyitkan dahinya, “Maksud eonni? Aku tidak mengerti,” kata Minji. Jessi kali ini tampak berapi-api, ”Bagaimana bisa dia membohongi semua orang? Demi wanita itu Heechul berbohong pada semua orang kalau dia telah bertunangan dengan wanita aneh itu. Padahal sudah jelas kalau wanita itu hanya menginginkan kekayaan keluarga Kim. Aku yakin Heechul sudah diguna-gunai oleh wanita Indonesia itu. Wanita itu sangat mengerikan,” Jessi mencoba menghasut Minji.
Minji meresapi setiap ucapan Jessi, “Eonni, di zaman seperti ini mana ada yang seperti itu? Apa benar Heechul oppa melakukan itu?” Minji mencoba untuk tidak percaya, tapi sebenarnya ia juga mulai masuk dalam jebakan Jessi.
“Untuk apa aku berbohong? Kau seharusnya melihatnya! Saat di pesta peresmian perusahaan baru malam itu mereka berciuman di depan orang-orang. Apa itu tidak memalukan? Bagaimana bisa seorang Kim Heechul melakukan hal rendahan seperti itu? Kita semua tahu orang seperti apa Heechul itu. Sudah pasti wanita itu yang sudah membawa pengaruh buruk pada Heechul,” Jessi terus-terusan mencoba agar Minji berada dipihaknya.
Minji tampak menghela nafas, “Aku tidak percaya ia sampai berbuat begitu,” Minji tampak tertegun. Jessi tersenyum menyeringai, “Kau seharusnya tidak usah pergi ke Paris. Tapi aku rasa ini belum terlambat. Aku yakin kalau Heechul bertemu denganmu pengaruh buruk wanita itu pasti akan hilang,” Jessi berusaha meyakinkan Minji.
“Tapi... aku tidak yakin,” ucap Minji tidak percaya diri. “Minji-ssi, sejak kepergianmu dulu Heechul sama sekali tidak pernah terlihat dekat dengan wanita. Aku yakin dia masih sangat mencintaimu. Hh, kalau saja wanita itu tidak usah ada. Dia terus-terusan menjebak Heechul dengan skandal-skandal memalukan. Memalukan sekali, demi bisa menggaet orang kaya sampai harus membuat skandal seperti itu,” ucap Jessi seolah tidak puas mencela Yumi.
“Skandal?” tanya Minji seolah tidak mengerti.

***


Yumi terlihat berdiri di depan sebuah kafe. Ia memperhatikan papan nama kafe itu untuk memastikan kalau benar tempat itulah yang dikatakan oleh Heechul. Heechul mengajak Yumi bertemu di tempat itu. Heechul sudah tiba lebih dulu disana dengan Kyuhyun. Yumi putuskan untuk masuk, tapi ia tidak sengaja menabrak seorang wanita.
“Eh, maaf! Aku tidak sengaja,” seru Yumi pada wanita itu. Wanita itu tersenyum, “Tidak apa-apa,” kata wanita itu.
Sementara itu di dalam...
“Kenapa dia belum datang juga?” Heechul bertanya-tanya sendiri. “Kau yakin Yumi mau datang? Apa mungkin dia nyasar? Atau mungkin di jalan dia diculik oleh Yesung,” tanya Kyuhyun seraya menggoda Heechul.
Heechul menoleh pada Kyuhyun dengan posisi tangan hendak memukul namja putih itu, “Awas kau!” ancam Heechul seraya bergurau dengan Kyuhyun. Kyuhyun berusaha menepis lengan Heechul, tapi “Hei, itu Yumi! Tapi dia dengan...,” seru Kyuhyun yang kemudian amat terkejut melihat wanita di sebelah Yumi. Heechul langsung refleks menoleh pada arah yang ditunjuk oleh Kyuhyun.
Yumi tersenyum setelah melihat Kyuhyun dan Heechul. Sementara wanita di sebelahnya juga melambaikan tangan ke arah Kyuhyun dan Heechul. Padahal Yumi dan wanita itu hanya kebetulan saja terlihat bersama.
“Heechul Oppa!” panggil wanita itu penuh semangat pada Heechul. Yumi langsung menoleh pada wanita itu, wanita yang sempat ditabraknya tadi saat di depan kafe. Wanita itu lebih dulu menghampiri Heechul dan Kyuhyun sementara Yumi terlihat bingung disana. Yumi makin terbelalak saat melihat wanita itu memeluk Heechul dengan gemas.
Heechul dan Kyuhyun tampak bingung, bagaimana bisa Minji berada disini. Kyuhyun menyadari Yumi yang terlihat bingung dan sepertinya sedikit syok. Kyuhyun memanggil Yumi, “Kenapa diam saja disana? Ayo, kemari!” seru Kyuhyun menyadarkan Yumi dari lamunannya.
Yumi mendekat dengan sedikit kikuk. Ia merasa kalau sedang berada di tempat dan waktu yang salah, tetapi matanya tidak lepas dari Heechul dan Minji. Kyuhyun merasa tidak enak pada Yumi karena kelakuan Minji. Kali ini Heechul sudah melepaskan paksa pelukan gadis itu.
“Apa yang kau lakukan, huh?” omel Heechul pada Minji. Heechul melihat Yumi hendak duduk di sebelah Kyuhyun, ”Yumi-ssi, kenapa kau kesana? Seharusnya kau duduk disini!” seru Heechul pada Yumi.
“Huh? Oh, iya!” Yumi terlihat salah tingkah. Ia lalu bergerak mengahampiri Heechul sedangkan Minji masih di sisi Heechul. “Apa yang kau tunggu? Sana pindah ke dekat kakakmu! Ini tempat pacarku!” seru Heechul pada Minji.
Minji tampak cemberut, “Aku tidak mau!” sahut Minji. “Inikah wanita yang dimaksud oleh Jessi eonni? Sepertinya dia biasa saja, tidak seperti yang diceritakan oleh Jessi eonni. Huh, tapi siapa yang tahu kalau aslinya wanita ini seperti apa,” batin Minji seraya memperhatikan Yumi lekat-lekat.
“Sudahlah, aku duduk dekat Kyuhyun juga sama saja,” Yumi akhirnya kembali ke posisi awalnya, ke sebelah Kyuhyun. “Aish!” Heechul tampak sebal pada Minji yang telah membuat Yumi duduk jauh darinya.
“Oppa, aku rindu pada oppa!” tangan Minji merangsek masuk ke sela lengan dalam Heechul mencoba untuk menggandeng lengan Heechul dengan gaya manjanya.
Kyuhyun seperti komat-kamit tidak percaya pada tingkah adiknya yang seperti seorang anak kecil itu, “Hei, Cho Minji! Hentikan kelakuan kekanak-kanakanmu itu! Kau tidak lihat ada siapa disini? Seharusnya kau menjaga perasaan kekasihnya Heechul!” omel Kyuhyun pada adik manisnya itu.
Minji terpaksa melepaskan lengannya dari Heechul sementara Heechul juga sejak tadi sudah sangat risih dengan kelakuan Minji, ”Baiklah. Tapi aku ingin tahu. Benarkah kalian berpacaran? Sejak kapan?” tanya Minji seraya matanya tertuju pada Yumi.
“Bukan urusanmu. Tentu saja mereka berpacaran sejak masih sama-sama kuliah. Heechul bahkan sampai pindah kelas ke kelas Yumi agar bisa mendekati Yumi,” terang Kyuhyun. Ia sengaja ingin membuat adiknya mengerti siapa posisinya sekarang di mata Heechul.
Minji tertegun sejenak, “Benarkah, oppa?” tanya Minji pada Heechul. Ia tidak percaya pada ucapan kakaknya sendiri. “Memang begitu ceritanya,” timpal Heechul.
Minji berpikir sejenak, “Orang seperti apa wanita ini sampai-sampai Heechul oppa bisa begitu menyukainya? Sikap oppa padaku bahkan sudah sangat jauh berbeda dibandingkan dengan saat sebelum aku pergi,” batin Minji seraya memperhatikan Yumi yang tengah bercengkrama akrab dengan Heechul dan Kyuhyun.

***


Yumi dan Heechul sudah kembali dari kafe.
Yumi baru saja selesai mandi dan berganti pakaian dengan piyama tidurnya. Yumi datang ke balkon untuk menghirup udara malam dan melihat bintang. Selama beberapa saat Yumi teringat kejadian di kafe saat Minji memeluk Heechul. Kelihatannya dua orang itu cukup akrab meskipun Heechul berusaha menghindari Minji.
“Sedang apa disini? Aku mencarimu ke kamar, rupanya kau disini,” Heechul tiba-tiba muncul dengan pakaian rajutnya. Ia langsung memeluk Yumi dari belakang dan membenamkan dagunya di bahu Yumi.
Yumi tersenyum tanpa menoleh pada Heechul, “Aku ingin melihat bintang. Bukankah legenda di negaramu bilang kalau orang yang sudah meninggal akan berubah jadi bintang?” ujar Yumi. “Ya, itu yang mereka katakan. Hei, lihat itu! Bintang yang itu sinarnya terang sekali. Menurutmu apakah bintang itu adalah Park Jung Soo?” seru Heechul.
Yumi mendecak, “Aku tidak percaya cerita seperti itu,” timpal Yumi membuat Heechul langsung terdiam. Heechul melepaskan pelukannya dan kali ini ia menyejajarkan dirinya dengan Yumi, “Maafkan aku soal di kafe tadi. Aku tidak tahu kenapa Minji bisa sampai muncul disana,” ujar Heechul yang merasa menyesal.
“Untuk apa meminta maaf? Kau tidak berbuat kesalahan apapun,” timpal Yumi sedikit cuek. Padahal ia juga sebelumnya sedang memikirkan hal itu.
Heechul memperhatikan Yumi lekat-lekat, “Aku tahu kau sebenarnya ingin tahu siapa Minji. Minji itu adiknya Kyuhyun. Dia... dia itu mantan kekasihku. Itu sudah lama sekali. Aku harap kau mau memaklumi tingkahnya tadi, karena dia memang selalu kekanak-kanakkan dan manja. Jadi, aku katakan padamu agar tidak usah cemburu pada gadis seperti dia,” ujar Heechul berusaha menjelaskan siapa Minji pada Yumi.
Yumi menahan tawa, “Cemburu? Apa kau pikir aku sedang cemburu? Hh, kau lucu sekali!” Yumi menepuk-nepuk pelan pipi kanan Heechul lantas ia meninggalkan Heechul begitu saja. Namja itu tertegun memandangi punggung yeoja yang bergerak semakin menjauhinya. “Sebenarnya kau mencintaiku atau tidak?” Heechul bergumam sendiri.
Sementara itu, di kediaman Kyuhyun.
“Sebenarnya kau masih punya malu atau tidak, huh? Apa yang kau lakukan tadi di depan Yumi? Kau tidak memikirkan perasaannya saat kau merengek-rengek manja pada tunangannya? Kau membuatku malu!” racau Kyuhyun mengomeli adiknya.
Minji terkesan tidak peduli, “Buktinya tadi dia diam saja. Kenapa malah oppa yang protes?” timpal Minji. Kyuhyun menggeram kesal, “Tentu saja Yumi diam saja. Kau pikir dia akan memarahimu di depanku? Kau saja yang tidak tahu diri. Lagi pula untuk apa kau kembali ke Korea?”
“Memangnya kenapa kalau aku kembali kesini? Ini, kan rumahku juga! Kenapa? Oppa tidak suka melihatku? Sebenarnya kau ini oppa-ku atau oppa-nya perempuan itu, sih?” sahut Minji dengan nada tinggi. Ia sampai-sampai ngos-ngosan setelah mengomeli oppa-nya. Minji mendengus kesal lalu berlari ke lantai dua meninggalkan Kyuhyun.
“Hh, kenapa dia harus kembali hanya untuk membuat masalah, sih?” geram Kyuhyun seraya mengepalkan tangannya.

***

Jam istirahat kantor. Heechul dan Yumi makan siang di luar kantor. Mereka makan di sebuah restoran. Tapi Heechul sepertinya sedang tidak nafsu makan. Ia sejak tadi hanya memandangi Yumi yang sedang makan di hadapannya.
Kau..., sebenarnya bagaimana perasaanmu padaku? Aku bisa bahagia hanya dengan melihatmu tersenyum. Tapi kenapa rasanya sakit saat semalam kau mengatakan itu. Pernahkah kau merasa cemburu padaku? Atau bahkan kau tidak pernah merasa peduli padaku? Aku tahu hubungan kita dimulai dengan suatu kebohongan, tapi tidak bisakah kau melupakan kekasihmu yang sudah tiada itu dan mencoba untuk menerimaku? Bagaimanapun juga perasaanku padamu itu sungguhan, bukan sebuah kebohongan seperti perjanjian yang kita buat dulu. Apa yang harus aku lakukan agar kau mau melihatku? -Heechul-
Yumi rupanya memperhatikan Heechul yang sejak tadi melamun ke arahnya, “Kau tidak makan? Bukankah kau mengajakku kesini untuk makan siang? Tapi kau bahkan belum menyentuh makananmu sama sekali,” tanya Yumi seraya ia memperhatikan Heechul yang mulai terbangun dari lamunannya.
“Aku sedang tidak bersemangat,” ujar Heechul yang memang menunjukkan reaksi demikian. Yumi refleks langsung menggerakkan tangannya dan meletakkannya di kening Heechul, “Apa kau sakit? Tapi sepertinya kau tidak demam. Kau makanlah supaya tidak sakit!” Yumi memperlihatkan perasaan khawatirnya pada Heechul.
Heechul tersenyum. Ia sedikit tersipu karena perhatian Yumi, “Aku tidak apa-apa. Kau tidak usah khawatir,” ucap Heechul. “Aku sangat senang melihatmu mengkhawatirkanku,” ucap Heechul dalam hatinya.
Yumi melepaskan tangannya dari kening Heechul, “Ya, sudah. Ayo, habiskan makananmu! Kita, kan masih ada rapat jam dua nanti,” perintah Yumi.
Di lain tempat, di kafenya Jung Soo. In Young dan ibunya sedang membicarakan Yumi dengan Heechul. Beberapa waktu lalu Yumi dan Heechul pernah mengundang mereka makan malam di kediaman Kim Heechul. In Young dan ibunya memuji-muji keramahan Kim Heechul dan Yumi pada mereka.
Terdengar suara seseorang membuka pintu kafe.
“Bos! Bagaimana bisa?” suara salah seorang pekerja membuat semua mata tertuju pada orang itu. Mulut In Young dan ibunya sampai menganga saat melihat sosok pria di hadapan mereka saat ini. Sang Ibu langsung berlari menghambur untuk memeluk puteranya yang telah lama hilang.
“Benar ini kau, nak? Kau masih hidup?” tanya Sang ibu dengan berlinangan air mata. Jung Soo hanya diam dan tersenyum. In Young yang penasaran juga menghampiri pria yang tengah dipeluk oleh ibunya itu, “Kau benar-benar Jung Soo? Benarkah kau Jung Soo adikku?” tanya In Young yang masih tidak percaya kalau sosok pria yang kini hadir di hadapannya adalah sosok Jung Soo, adiknya yang dikatakan telah meninggal selama dua tahun ini.
“Iya, ini aku Jung Soo. Aku merindukan kalian!” Jung Soo melebarkan tangannya untuk memeluk In Young dan ibunya sekaligus. Mereka menangis bersama. Para pekerja yang menonton adegan ini sangat terharu, ternyata bos mereka masih hidup dan terlihat sehat, bahkan terlihat lebih jantan setelah ia menjalani wajib militer. Suasana di kafe itu menjadi penuh haru.
Kali ini Jung Soo, In Young dan ibunya berada di dalam ruang kerja Jung Soo. Jung Soo banyak menceritakan pengalamannya selama di tempat militer termasuk bagaimana ia sampai dikira tewas karena ditembak oleh teroris. In Young  dan ibunya merasa lega karena putera dan adik tercinta ternyata masih diberikan keselamatan oleh Tuhan. Mereka semua merasa sangat bersyukur masih bisa bertemu dengan Jung Soo.
“Lalu dimana Yumi? Kenapa aku tidak melihatnya sejak tadi? Apa dia tidak masuk hari ini? Kalau begitu aku akan meneleponnya,” Jung Soo terlihat bersemangat sekali. Mungkin ia sudah sangat merindukan gadisnya.
In Young dan ibunya saling melirik. Mereka lupa tentang Yumi. Jung Soo tidak mengetahui kalau Yumi sekarang sudah memiliki kehidupan yang baru. Kurang lebih sebulan lagi Yumi akan menikah dengan Kim Heechul. Apa jadinya kalau Jung Soo sampai mendengar kabar ini?
In Young akhirnya buka suara, “Jung Soo, Yumi sudah lama tidak bekerja disini,”
Jung Soo yang sudah memegang ponselnya untuk menelepon Yumi akhirnya tidak jadi melakukannya, “Apa maksud nuna? Dimana dia sekarang?” tanya Jung Soo penasaran. “Yumi tadinya tinggal di tempatmu, tapi karena merasa tertekan setelah kehilanganmu akhirnya dia meninggalkan rumah itu,” ujar In Young.
“Mungkin dia sudah kembali ke Indonesia! Tidak ada yang tahu dimana Yumi berada sekarang,” timpal ibu tiba-tiba. In Young langsung menoleh pada ibunya. In Young tidak menyangka ibunya akan berbohong, tapi ia tahu betul itu untuk menjaga perasaan Jung Soo.
Maldo andwae. Tidak mungkin dia kembali ke Indonesia. Apa dia menganggapku benar-benar sudah mati? Tahun ini seharusnya kami menikah,” Jung Soo terlihat bersedih. “Eomma, nuna, aku harus mencari Yumi. Mungkin saja dia masih ada disini dan belum kembali ke Indonesia. Aku yakin dia akan senang bertemu denganku! Aku juga sudah sangat merindukannya,” ujar Jung Soo berapi-api.
Ibu dan In Young benar-benar tidak tega untuk mengatakan yang sebenarnya pada Jung Soo, hanya dengan mengatakan Yumi sudah kembali ke Indonesia saja sudah cukup membuat Jung Soo sedih apalagi kalau harus mengatakan yang sejujurnya bahwa Yumi sudah bertunangan dengan pria lain.

***


Jung Soo berjalan-jalan seorang diri. Sekembalinya ia dari wajib militer, yang ingin ditemuinya adalah ibu, kakak dan juga Yumi. Tapi nyatanya ia tidak bisa menemukan Yumi. Jung Soo berpikir ingin mencari Yumi, tapi ia tidak tahu harus mencari kemana. Jung Soo berpikir apa Yumi benar-benar sudah kembali ke Indonesia.
Mobil Heechul kebetulan terjebak macet. Tidak jauh dari mobil Heechul ada sebuah halte. Mata Heechul sempat menangkap sosok Jung Soo yang sedang duduk termenung di halte tersebut. Heechul memperhatikan orang itu, Jung Soo. “Orang itu... sepertinya aku pernah melihatnya. Ah, benar-benar! Wajah itu sepertinya tidak asing bagiku,” gumam Heechul.
Ponsel Heechul berbunyi pertanda ia mendapatkan panggilan masuk. Heechul meraih ponselnya dari sakunya. Rupanya In Young yang menelepon. “Yeoboseyo! Nuna, museun iriya?” sapa Heechul saat menjawab teleponnya. Beberapa detik kemudian Heechul tercengang setelah mendengar kabar dari In Young.
Mobil lain di belakang mobil Heechul memberi bunyi klakson berkali-kali pada Heechul. Heechul kembali melajukan mobilnya dengan perasaan tidak tenang.
“Aku bukannya ingin menjadi kakak yang jahat bagi Jung Soo, tapi mau bagaimana lagi... Yumi sudah bertunangan denganmu. Heechul-ssi, maaf aku harus mengabari ini, tapi aku dan ibuku merasa kau perlu mengetahuinya. Untuk sementara mungkin ini masih bisa diatasi karena ibuku berbohong pada adikku kalau Yumi sudah kembali ke Indonesia. Tapi kalau sampai mereka tidak sengaja bertemu di jalan, aku tidak tahu akan bagaimana jadinya,” tutur In Young.
“Baiklah. Aku mengerti. Mungkin aku akan mengajak Yumi pergi dari kota ini sementara waktu,” ujar Heechul lantas menutup teleponnya.
“Jadi benar... orang yang tadi aku lihat adalah Park Jung Soo,” gumam Heechul.
Sementara itu di kediaman In Young.
“Ibu, aku bingung harus bagaimana. Aku jadi serba salah,” keluh In Young terlihat hampir depresi sampai-sampai ia mengacak-ngacak rambutnya sendiri. “Lalu apa kata Heechul tadi?” tanya ibu penasaran. “Katanya ia akan membawa Yumi pergi dari kota ini. Mungkin sampai mereka benar-benar menikah baru mereka akan kembali,” kata In Young seraya menebak-nebak.
“Aku merasa tidak adil pada anakku sendiri. Bagaimana bisa aku membiarkan wanita yang dicintai anakku menikah dengan pria lain? Aku telah merusak kebahagiaan anakku sendiri. Aku ini ibu yang buruk,” ibu merutuki dirinya sendiri.
In Young mendengus kesal, “Lalu bagaimana denganku? Aku juga sama buruknya. Seharusnya kita tidak usah berbohong saja sejak awal. Kita katakan saja pada Jung Soo yang sebenarnya. Aku yakin Yumi juga lebih memilih untuk bersama Jung Soo dari pada dengan Heechul,” racau In Young.
“Iya kalau dia memang memilih adikmu, bagaimana kalau dia memilih Heechul, huh? Mungkin saja perasaan Yumi pada Jung Soo sudah berubah,” timpal ibu.
_____
Di swalayan. Yumi tengah berbelanja sembari menunggu Heechul menjemputnya. Yumi mendorong troli ke bagian camilan. Tangan Yumi bergerak untuk mengambil sebungkus snack, tapi ada tangan lain yang juga mengambil bungkus snack yang sama dengan yang diambil oleh Yumi.
Omo, Yumi-ssi? Oh, mianhae. Seharusnya aku memanggilmu eonni, ya?” seru si pemilik tangan yang ternyata adalah Cho Minji. Gadis manis itu mengenakan terusan selutut yang membuatnya tampak semakin anggun.
“Minji-ssi, kau dengan siapa? Kyuhyun-ssi?” tanya Yumi. Minji tersenyum, “Aniyo. Aku sedang bertengkar dengan oppa-ku,” jawab Minji.
“Bertengkar?”
“Iya, gara-gara masalah di kafe itu. Hh, bagaimana hubunganmu dengan Heechul oppa? Apakah baik-baik saja?” tanya Minji. Gadis muda ini sangat suka berterus terang. “Baik-baik saja,” jawab Yumi seadanya.
Minji tampak melirik Yumi dengan memicingkan matanya, “Bagaimana perasaanmu pada Heechul oppa? Apa kau benar-benar mencintainya?” tanya Minji seolah menyelidik. “Apa maksudmu dengan menanyakan itu?” Yumi tampak tidak suka pada pertanyaan Minji yang terkesan terlalu mencampuri kehidupan pribadinya.
“Aku tanya bagaimana perasaanmu padanya? Aku lihat kau bahkan tidak terpengaruh saat aku memeluk Heechul oppa. Kalau aku tebak sebenarnya kau tidak mencintainya. Iya, kan? Lalu untuk apa kalian bertunangan? Apa kau mengincar sesuatu? Apa kau menginginkan harta keluarga Kim?” racau Minji seraya menuduh Yumi.
“Astaga, bicara apa kau ini? Kau bahkan baru mengenalku, tapi kau sudah langsung menilaiku seperti itu. Apa menurutmu aku terlihat seperti akan mengeruk harta keluarga Kim?” tantang Yumi tidak mau kalah oleh bocah itu. Tiba-tiba ponsel Yumi mendapat pesan dari Heechul yang memberitahu kalau pria itu sudah menunggu di halaman depan swalayan itu.
Minji seperti berpikir sejenak, “Aku tidak tahu,” padahal ia juga dalam hatinya merasa tidak yakin kalau Yumi adalah tipe perempuan yang suka memoroti harta orang. Hanya saja Jessi setiap hari selalu memanasi Minji hingga timbul perasaan tidak suka pada Yumi di hati Minji.
“Aku permisi. Aku harus segera pergi. Tunanganku sudah menungguku di depan,” kata Yumi seraya mendorong troli belanjaannya menjauhi Minji. Minji menghela nafas, “Bahkan Heechul oppa mau menjemputnya kemari. Padahal dia bukanlah orang yang mau bersusah-susah untuk hal seperti ini. Sepertinya aku memang sudah salah sangka pada perempuan itu,” gumam Minji.

***

Di kediaman Kim Heechul, tepatnya di ruang televisi. Yumi dan Heechul menghabiskan malam ini dengan menonton TV berdua sebelum mereka pergi tidur. Karena besok hari minggu, jadi malam ini mereka tidak memaksakan untuk cepat-cepat tidur.
Heechul melingkarkan lengannya ke bahu Yumi, ”Kita sementara ini akan pindah ke London, ke rumah ayah. Kau mau, kan?” tanya Heechul pada Yumi. Yumi langsung refleks menoleh pada Heechul, “Kenapa harus pindah? Aku suka disini,” Yumi terlihat enggan mendengar rencana itu.
“Ibuku ingin bertemu denganmu. Kondisi kesehatan ibuku tidak memungkinkan untuk bepergian jauh. Bagaimana? Kau mau, kan? Kau tidak usah memikirkan urusan pekerjaan. Kita bisa mengurusnya dari sana,” ujar Heechul mencari-cari alasan.
Yumi mengerucutkan bibirnya, “Tapi, kan tidak mesti dengan pindah kesana. Kita bisa saja berkunjung seminggu kesana. Memangnya harus pindah, ya?” tanya Yumi. “Iya, aku ingin merawat ibuku. Sudah lama sekali kami tidak bertemu. Tidak mungkin, kan aku meninggalkanmu sendiri disini?” sambung Heechul lagi.
Yumi menghela nafas, “Sepertinya aku tidak memiliki alasan untuk menolak,” kata Yumi dengan terpaksa. Heechul tersenyum mendengar jawaban itu. Ia meraih tangan Yumi dan mendaratkan bibirnya menciumi tangan Yumi dengan lembut.
“Hentikan! Malu kalau sampai dilihat Bibi Jang lagi,” tolak Yumi seraya tersipu. Heechul langsung garuk-garuk kepala yang padahal tidak gatal sama sekali. Ia tidak bisa menahan dirinya.
Heechul tiba-tiba entah kenapa terpikir pada Jung Soo. “Kalau saja Yumi tahu Jung Soo masih hidup, apakah Yumi akan meninggalkanku dan kembali pada pria itu?” pikir Heechul.
“Ehm, bolehkah aku bertanya?” kata Heechul basa-basi. Yumi hanya menoleh pada Heechul menunggu kalimat selanjutnya. “Um, kalau saja keyakinanmu itu benar, kalau memang Jung Soo masih hidup, apakah kau akan kembali padanya? Apa kau akan meninggalkanku?” tanya Heechul hati-hati.
Yumi sedikit membelalakan matanya. Ia tidak percaya mendengar pertanyaan seperti itu dari mulut Kim Heechul. “Aku rasa itu tidak mungkin. Aku tidak bisa membayangkannya. Memang aku berharap dia masih hidup, tapi kalau itu terjadi ... dengan keadaanku sekarang ini...,” Yumi menghela nafas, ia tidak mampu membayangkan hal itu.
“Sudahlah. Jangan bicarakan itu lagi! Sebulan lagi aku akan menjadi istrimu, jadi jangan bicarakan lagi masa lalu...,” pinta Yumi. Yumi lantas bangkit dari duduknya meninggalkan Heechul masuk ke dalam kamar. Pertanyaan itu benar-benar mengganggunya.
Heechul sedikit kecewa pada jawaban Yumi, “Aku tahu, kau pasti akan memilih dia,” ucap Heechul dalam hati seraya memandangi punggung Yumi yang semakin menjauh.
_____
Sementara itu. Di kediaman orang tua Park Jung Soo.
“Ibu, sampai kapan kita akan membohongi Jung Soo? Aku tidak tega melihatnya. Lebih baik besok aku katakan saja yang sejujurnya pada Jung Soo!” seru In Young seperti geregetan. “Apa kau gila? Kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Jung Soo kalau sampai dia tahu?” protes ibu.
“Tahu apa?” Jung Soo tiba-tiba muncul. Ibu dan In Young langsung terlihat gugup dan salah tingkah. Mereka berdua saling melirik karena tidak tahu harus menjawab apa pada Jung Soo.
Jung Soo penasaran, “Tahu apa? Kenapa ibu dan kakak bersikap aneh?” desak Jung Soo yang bisa membaca keanehan sikap kakak dan ibunya.
In Young dan ibunya tampak sedikit ketakutan melihat ekspresi Jung Soo, padahal sebelumnya In Young sendiri yang bilang akan memberitahu Jung Soo kejadian yang sebenarnya.
_____
Di kediaman Kim Heechul.
Yumi merenung di dalam kamarnya. Ia memikirkan kata-kata Heechul tadi. Seandainya Jung Soo benar-benar masih hidup, apakah ia tetap akan meneruskan hubungan dengan Heechul dan menikah dengannya, ataukah ia akan kembali pada Jung Soo dan menikah seperti rencana awal mereka.
Yumi juga teringat pada kata-kata Minji saat bertemu di swalayan. Dirinya sama sekali terlihat tidak memiliki perasaan apa-apa pada Kim Heechul, bahkan Cho Minji yang baru mengenal dirinya saja sudah dapat langsung mengetahuinya. Yumi jadi merasa dilema. Heechul terlihat sangat menyayangi dirinya, Yumi juga bisa merasakannya. Belum lagi ia juga merasa memiliki hutang budi pada keluarga Kim.
Padahal tadi Heechul hanya berandai-andai saja, tapi entah mengapa aku merasa sepertinya ini sangat mempengaruhiku. Bagaimana kalau Jung Soo oppa benar-benar masih hidup? Aku sudah sejauh ini dengan Heechul. Apa yang harus aku katakan?” batin Yumi.
“Kau tidak apa-apa, kan? Apa kau sudah mau tidur?” tanya Heechul pada Yumi. Sejak pembicaraan mengenai Jung Soo tadi Yumi sudah masuk ke dalam kamarnya dan tidak keluar lagi. Dan sekarang Heechul sengaja masuk ke kamar gadis itu untuk memastikan keadaannya baik-baik saja.
Yumi menoleh ke arah pintu, “Iya, aku lelah. Bukankah besok kita akan mengunjungi panti? Kenapa kau juga tidak tidur sekarang saja? Memangnya kau tidak lelah?” kata Yumi. Yumi dan Heechul memang rutin mengunjungi panti St. Angela setiap seminggu sekali baik untuk sekedar bermain dengan anak-anak ataupun memberikan sumbangan kecil-kecilan untuk anak-anak di panti itu.
Heechul tersenyum, “Baiklah, kalau kau tidak mau kuganggu, aku juga akan tidur! Jangan lupa kunci pintunya, kalau tidak jangan salahkan aku nanti aku pindah tidur ke kamar ini!” seru Heechul seraya mencoba menggoda Yumi. Yumi mencoba melempar bantal ke arah Heechul, tapi Heechul keburu menutup kembali pintu kamar itu seraya terkekeh.
Saat Heechul berbalik, Bibi Jang sudah berdiri di hadapannya. “Ada apa?” tanya Heechul. “Ada seorang pria yang mencari nona,” lapor Bibi Jang. Heechul penasaran, “Seorang pria? Dia sudah tidur. Biar aku saja yang menemuinya,” kata Heechul. Bibi Jang mengangguk dan lantas pergi ke belakang.
Heechul kali ini sudah berada di pintu depan. Ia penasaran siapa pria yang malam-malam begini mencari Yumi. Dan alangkah terkejutnya Heechul saat melihat wajah pria itu yang tak lain adalah Park Jung Soo.
“Kau? Ada perlu apa kemari?” Heechul terlihat sedikit panik. Tapi ia merasa sedikit lega karena Yumi sudah berada di kamarnya dan Heechul juga tidak akan membiarkan Yumi bertemu dengan Jung Soo.
Mata Jung Soo sudah memerah menahan marah, “Dimana dia? Aku harus menemuinya. Dia harus tahu kalau aku masih hidup!” kata Jung Soo dengan suara keras. Jung Soo menarik bagian atas pakaian Heechul seolah sedang mengancam.
“Dia tidak ada disini,” jawab Heechul. Jung Soo emosi, “Jangan bohong! Aku tahu dia disini! Yumi-ssi, keluarlah! Ini aku Jung Soo! Yumi-ssi!” Jung Soo terus saja berteriak berharap Yumi muncul, tapi Yumi tidak kunjung keluar.
Heechul tidak tahan lagi, ia mendorong keras Jung Soo sampai terjatuh di lantai. “Sudah kubilang dia tidak ada disini! Lagi pula bukankah kau sudah mati,” ceplos Heechul. Jung Soo bangkit dan melotot, “Kalau aku sudah mati kau pikir kenapa sekarang aku berada disini, huh?!” racau Jung Soo.
Heechul tersenyum sinis, “Percuma saja kau kemari. Kau tidak akan menemukan Yumi di rumah ini. Dia sudah dibawa ke London oleh ayahku. Kami akan menikah disana minggu depan,” kata Heechul berusaha membohongi Jung Soo.
Jung Soo terperangah. “Itu tidak mungkin! Dia tidak mencintaimu, mana mungkin dia mau menikah denganmu?” sergah Jung Soo. Heechul tersenyum menyeringai, “Kau pikir dua tahun tidak cukup baginya untuk melupakan perasaannya padamu? Setiap hari bahkan kami selalu bersama-sama. Dia sudah menghapus namamu dari hidupnya. Baginya kau sudah mati,” racau Heechul. Ia benar-benar ingin membuat Jung Soo menyerah.
Jung Soo melemas. “Itu tidak mungkin. Yumi tidak akan melakukan itu,” ucap Jung Soo seraya geleng-geleng kepala perlahan-lahan. Heechul memandang sinis pada Jung Soo. “Pergilah! Jangan datang kemari lagi untuk membuat masalah,” Heechul mengusir Jung Soo. Ia lantas masuk kembali ke dalam dan menutup pintunya meskipun Jung Soo masih belum beranjak dari sana.
Heechul baru akan memasuki kamarnya, tetapi terdengar suara Yumi memanggilnya. “Kau belum tidur?” tanya Heechul dengan ekspresi wajah seperti orang gugup. “Aku mendengar suara ribut tadi. Kau bertengkar dengan siapa?” tanya Yumi penasaran. Heechul semakin gugup dibuatnya. “Aku tadi memarahi supir kita. Dia membuatku kesal, makanya aku memarahinya,” jawab Heechul berbohong.
Yumi mengernyitkan dahinya. “Apa yang sudah dia lakukan sampai kau memarahinya seperti itu? Uh, kau ini belum berubah juga. Masih saja temperamen,” kata Yumi. Heechul tersenyum. “Sudah kubilang dia membuatku kesal. Aku akan berubah menjadi seperti yang kau inginkan kalau kita sudah menikah...,” timpal Heechul. Yumi sejenak merenung, “Apa kau sebenarnya marah padaku? Apa kau kecewa padaku?” batin Yumi sedih.
Heechul mendekati Yumi. “Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Bukankah kau bilang tadi kau lelah? Ayo, lanjutkan lagi tidurmu!” kata Heechul seraya meletakkan kedua lengannya di kedua sisi bahu Yumi.
Yumi menatap dalam-dalam ke mata Heechul, “Kau tidak sedang kecewa padaku, kan?” tanya Yumi seraya menyelidik. Heechul sedikit terperangah, “Karena apa? Ah, kau ini memikirkan apa, sih? Sudah sana tidur!” perintah Heechul.
Yumi membaurkan diri memeluk Heechul untuk pertama kalinya. Heechul terperangah atas perlakuan Yumi. Ia sedikit gugup. Selama beberapa saat Yumi memeluk pria itu. Yumi merasa bersalah karena belum bisa melupakan masa lalunya sedangkan ia akan hidup dengan Heechul nantinya. “Mianata,” ucap Yumi. Heechul terdiam sejenak. “Kau tidak perlu meminta maaf,” ucap Heechul seperti setengah berbisik.

***

Satu bulan kemudian. Yumi baru saja kembali dari London. Heechul sudah kembali ke Seoul sejak seminggu yang lalu, ia mendapat panggilan mendesak dari perusahaan sehingga terpaksa harus meninggalkan Yumi di London untuk merawat ibunya Heechul yang sedang sakit.
Yumi hendak memasuki ruangan Presiden Direktur, tapi dari dalam terdengar suara seorang perempuan yang tengah bercengkrama akrab dengan Heechul, bahkan mereka tertawa bersama. Yumi karena penasaran akhirnya membuka pintu, “Permisi. Apa aku mengganggu?” kata Yumi seraya melihat ke dalam ruangan itu.
Ternyata di dalam ruangan Heechul sedang bersama Minji. Dan gadis itu sedang memeluk Heechul, sama seperti saat di kafe waktu itu. Lagi-lagi Yumi merasa kedatangannya tidak tepat, tetapi ia mencoba bersikap biasa saja sementara Heechul terlihat sedikit kikuk saat ini. Sementara Minji hanya tersenyum seraya melihat Yumi. Yumi merasa benar-benar seperti orang bodoh. Ia menyesal telah masuk ke ruangan itu.
“Yumi-ssi, kapan kau kembali?” tanya Heechul yang masih juga gugup. Yumi memasang ekspresi dingin, “Baru saja. Sepertinya aku mengganggu. Kalau begitu aku pergi,” Yumi berbalik dan menutup pintunya dengan reaksi wajah yang sama.
Heechul menghela nafas, “Apa menurutmu dia cemburu?” tanya Heechul pada Minji. Minji tersenyum. “Kelihatannya begitu. Reaksinya sudah jauh berbeda dengan dulu. Aku yakin dia berpura-pura tidak cemburu, padahal di dalam hatinya sudah terbakar. Huhh!” komentar Minji. Rupanya Minji dan Heechul sengaja melakukan adegan tadi untuk memancing reaksi Yumi.
“Hh, aku harap dia benar-benar cemburu. Terima kasih sudah membantuku, Minji!” seru Heechul seraya tersenyum riang. Minji yang tadinya memperhatikan ke arah pintu dengan cepat menoleh pada Heechul, “Kau jahat sekali. Bukan hanya dia yang cemburu, tapi aku juga cemburu sekarang. Kau sampai mau melakukan banyak hal untuknya. Padahal dulu kau tidak seperti ini,” timpal Minji berpura-pura sebal.
Heechul terkekeh. “Maafkan aku. Dulu aku tidak bisa membahagiakanmu,” ucap Heechul tulus. Minji memasang wajah serius. “Aku tidak mau mendengar permintaan maafmu itu. Tugasku sudah selesai. Aku pergi,” Minji meraih tasnya yang tergeletak di sofa, lalu ia melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Heechul.
Di luar, Minji bertemu dengan Yumi lagi. Ia memperhatikan Yumi lekat-lekat. “Yumi eonni, bisakah kita bicara empat mata?” pinta Minji.
Di depan gedung perusahaan, di sebuah taman dengan bangku panjang. Yumi dan Minji duduk di bangku panjang itu. “Maafkan aku atas ucapanku waktu itu,” ucap Minji. Yumi sama sekali tidak menoleh pada Minji. “Tidak usah meminta maaf. Justru aku berterima kasih padamu. Ucapanmu itu sudah menyadarkanku. Sekarang aku akan mengucapkan selamat padamu,” timpal Yumi.
“Selamat? Untuk apa?” tanya Minji bingung. “Selamat atas kembalinya Heechul padamu. Aku rasa kau yang lebih cocok bersamanya,” jawab Yumi. Minji tertawa. “Kau cemburu soal tadi? Ternyata benar kau cemburu,” Minji terkekeh. “Baiklah, akan aku bongkar yang sebenarnya,” sambung Minji lagi.
“Aku tidak ingin tahu. Aku tidak mencintai Heechul. Perkataanmu itu benar, tapi aku sama sekali tidak sedang mencoba untuk memanfaatkan Heechul demi mendapatkan uangnya,” terang Yumi.
Minji terbelalak. “Apa maksudmu dengan tidak mencintainya? Lalu kenapa kau selama ini bersamanya? Kenapa kau tidak berterus terang saja sejak awal?” protes Minji. Yumi tertunduk lesu. “Aku mencintai orang lain,” ucap Yumi.
Minji terperangah. “Apa? Tega sekali! Kalau kau mencintai orang lain seharusnya kau tidak usah sampai bertunangan dengan Heechul oppa! Kau sudah mempermainkan perasaan dia. Aku tidak menyangka kalau kau setega itu. Tidak punya hati! Aku tidak bisa membiarkanmu menyakiti dia. Kau bukan perempuan yang baik untuknya!” rutuk Minji penuh emosi seraya menunjuk-nunjuk Yumi. Sementara Yumi hanya tertunduk seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Minji pergi dengan membawa emosi dan kemarahannya pada Yumi.
Yumi menangis sendirian di bangku itu. “Kenapa harus selalu begini? Aku selalu mempermainkan perasaan orang yang mencintaiku. Yesung oppa dan sekarang Heechul. Aku tidak ingin menyakiti siapapun,” batin Yumi yang juga menangis. Sebenarnya ia juga sempat merasa sedikit terganggu ketika melihat Heechul bersama dengan Minji, tapi entah kenapa hatinya seolah memintanya untuk tidak meneruskan hubungannya dengan namja itu sebelum semuanya terlambat. Bisa jadi karena Yumi tanpa sadar telah kecewa pada Heechul dengan kejadian tadi.
Malam harinya di kediaman Kim Heechul.
Heechul baru saja kembali dari kantor, “Kau kenapa tidak menungguku? Kau pulang dengan siapa?” tanya Heechul penasaran karena tidak biasanya Yumi pulang sendiri. Yumi menoleh pada pria berkemeja biru gelap itu. “Mian, tadi aku sedang ingin sendiri,” jawab Yumi seraya tersenyum.
Heechul sedikit menyeringai. ‘’Tentang kejadian di kantor tadi...,”
Yumi langsung memotong ucapan Heechul. “Lakukan saja. Apapun yang kau mau, lakukan saja. Aku tidak akan melarangmu,” ucap Yumi. Heechul tertegun sejenak. “Apa maksudmu? Kau tidak peduli walaupun melihatku dengan wanita lain?” tanya Heechul mencoba mencari tahu.
Yumi tak bergeming. Heechul lantas meraih paksa tangan Yumi dan mencengkramnya kuat-kuat hingga gadis itu sedikit meringis. “Katakan sejujurnya apa yang kau rasakan padaku? Apa kau benar-benar tidak peduli padaku?” paksa Heechul. Yumi menggelengkan kepala. “Tidak. Bukan seperti itu maksudku,” jawab Yumi panik dibalik rasa sakitnya.
Heechul mendengus kesal. “Kau tidak mencintaiku, kan? Kenapa tiba-tiba kau jadi seperti ini? Apa ada orang lain yang mempengaruhimu? Jawab aku! Kau sudah bertemu dengannya. Iya, kan? Dan sekarang kau ingin kembali padanya?” racau Heechul. Heechul mengira Yumi sudah bertemu dengan Jung Soo.
Yumi tidak mengerti dengan maksud ucapan Heechul. “Aku tidak mengerti maksudmu,” ucap Yumi. Heechul mendadak salah tingkah. “Kau benar-benar tidak tahu? Jadi dia tidak menemuimu?” tanya Heechul khawatir. Yumi malah mengernyitkan dahinya karena semakin tidak mengerti dengan ucapan Heechul. “Siapa yang kau maksud itu?” tanya Yumi.
Heechul melepaskan cengkramannya dari tangan Yumi. Ia lantas memeluk Yumi dengan sangat erat. “Tidak ada. Hanya saja aku takut ada orang yang mempengaruhimu. Aku takut kehilanganmu. Aku mohon, tetaplah di sisiku seperti ini,” tutur Heechul. Yumi meskipun tidak mengerti tapi akhirnya ia mengangguk.
Di kediaman Cho Kyuhyun dan Cho Minji. Minji mendapatkan tamu yang tak diduga. Jessi. “Aku tidak habis pikir kenapa kau melakukan itu? Memangnya kau tidak ingin kembali pada Heechul? Kenapa kau malah membantu mereka?” racau Jessi yang emosi setelah mengetahui kabar Minji membantu Heechul untuk membuat Yumi cemburu.
Minji menyodorkan secangkir teh herbal pada Jessi. “Ini... minumlah dulu supaya kau lebih santai,” ucap Minji. “Aku tidak butuh santai! Percuma aku memintamu kembali ke Seoul kalau ternyata kau tidak berguna!” rutuk Jessi.
Kyuhyun tiba-tiba saja muncul. Dia baru kembali dari kantor. “Apa maksudmu? Jadi semua ini rencanamu? Kau mau memanfaatkan adikku untuk kepentingan egomu, huh?” protes Kyuhyun membentak Jessi.
Minji berlari menghampiri kakaknya. “Oppa, apa maksudmu? Kenapa Jessi eonni harus memanfaatkanku?” tanya Minji yang masih cukup polos. Jessi langsung berubah ekspresi menjadi gugup setelah melihat Kyuhyun.
Kyuhyun menoleh pada Minji. “Sekarang aku tahu kenapa kau tiba-tiba kembali kesini. Asal kau tahu, Minji. Jessi itu hanya memanfaatkanmu. Dia sebenarnya ingin mendapatkan Heechul, hanya saja Heechul selalu menolaknya. Jessi adalah seorang kriminal. Dia yang telah membuat banyak skandal di kampus kami dengan mengkambinghitamkan Yumi. Wanita itu sama sekali tidak pantas untuk dijadikan teman!” rutuk Kyuhyun menjelaskan panjang lebar pada Minji.
Minji terperangah. “Apa? Jessi eonni menginginkan Heechul oppa?” Minji menoleh pada Jessi yang sudah sangat ketakutan karena alibinya telah terbongkar. “Aniyo! Kakakmu bohong! Mana mungkin aku melakukan hal serendah itu hanya demi seorang pria!” elak Jessi.
Kyuhyun tersenyum menyeringai. “Pada kenyataannya kau memang serendah itu,” ledek Kyuhyun. Jessi menggeram kesal. “Cho Kyuhyun! Awas kau!” bentak Jessi.
“Hei! Berani-beraninya kau bertingkah tidak sopan pada kakakku! Sekarang aku mengerti kenapa kau terus-terusan menghubungiku. Rupanya kau hanya ingin menghancurkan hubungan Heechul oppa dengan Yumi eonni. Bodohnya aku karena aku hampir saja terjebak oleh rayuanmu untuk ikut memisahkan mereka. Untung saja aku tidak sejahat dirimu. Kau... ular berkepala dua!” rutuk Minji seraya menunjuk Jessi.
Mwo? Yumi eonni katamu? Sejak kapan kau bersikap manis padanya? Aku tidak akan sebodoh dirimu. Aku tidak akan membiarkan Heechul dimiliki oleh wanita lain!” racau Jessi.
Tiba-tiba terdengar suara mobil polisi. Kyuhyun buru-buru membukakan pintu. “Dia ada di dalam. Cepat tangkap dia!” seru Kyuhyun. Minji dan Jessi tampak terkejut dengan keadaan yang tiba-tiba ini. Minji juga bingung kenapa di rumahnya tiba-tiba banyak polisi.
Polisi itu dengan cepat masuk ke dalam. Mereka menggerebeg Jessi di tempat tanpa perlawanan dari gadis itu. “Apa ini? Kenapa aku ditangkap?” protes Jessi. Seorang pimpinan dari polisi itu maju. “Saudari Jessi. Anda ditangkap atas tuduhan kepemilikan narkotika dan percobaan pembunuhan pada Saudari Yumi dengan menyewa preman-preman,” terang pimpinan polisi itu.
“Apa? Aku tidak melakukannya! Kalau memang aku bersalah, mana buktinya?” tantang Jessi.
Kyuhyun kali ini kembali buka suara. “Kami memiliki buktinya. Selama ini kami menyelidikimu diam-diam. Preman-preman bayaranmu juga sudah tertangkap dan mereka sudah buka suara kalau memang kau yang membayar mereka. Jadi, selamat mendekam di penjara!” ucap Kyuhyun seraya tersenyum menyeringai.
Jessi menggeram kesal. “Awas kau, Cho Kyuhyun! Kalian! Aku pastikan kalian akan berurusan dengan pengacaraku! Aku akan memanggil pengacara yang handal agar bisa balik menjebloskan kalian ke penjara!” racau Jessi yang masih tidak bisa terima kalau semua kejahatannya telah terbongkar. Suara teriakan yeoja itu semakin menghilang seiring dengan polisi membawa yeoja itu  pergi dari rumah keluarga Cho.
Kyuhyun menghembuskan nafasnya lega. “Syukurlah, kau tidak sampai terlibat lebih jauh dengan Jessi,” ucap Kyuhyun pada Minji yang tampak sedikit syok. “Oppa, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau dia sejahat itu,” kata Minji yang matanya sudah berkaca-kaca.
Kyuhyun mengusap-usap kepala adiknya itu. “Iya. Yang penting sekarang semuanya sudah berakhir. Akan aku pastikan wanita itu tidak akan mengganggu kita lagi,” ucap Kyuhyun mencoba menenangkan Minji. Minji tersenyum seraya mengangguk.

***


Hari minggu pagi ini Yumi berencana untuk menemui In Young di kafenya. Karena Heechul masih tidur, jadi Yumi pergi begitu saja dan hanya meninggalkan pesan melalui Bibi Jang.
Di depan Kafe. Yumi menghela nafas sebelum ia masuk ke kafe itu. Dari luar terlihat In Young sedang sibuk di depan mesin kasir. Yumi akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam meskipun In Young sedang sangat sibuk.
Yumi tersenyum memperhatikan In Young yang bahkan tidak sadar kalau dirinya telah berdiri di sebelahnya sekarang ini, “Eonni, aku bantu, ya!” seru Yumi di dekat telinga In Young mengejutkan wanita itu.
In Young hampir saja tersentak dengan suara Yumi. Ia langsung terbelalak panik begitu melihat Yumi. “Kau? Kapan kau kembali? Seharusnya tidak usah kemari. Biar aku saja yang menemuimu,” kata In Young panik.
Yumi mengerucutkan bibirnya, “Waeyo? Eonni tidak suka melihatku kesini? Sepertinya eonni sibuk sekali. Aku akan membantu eonni!” ucap Yumi. Saat itu kebetulan Jung Soo baru saja datang. Jung Soo langsung terdiam begitu melihat Yumi begitupun sebaliknya. Yumi benar-benar terkejut melihat sosok Jung Soo yang sudah dua tahun lebih tidak dilihatnya.
_____
Jung Soo dan Yumi di ruangan kerja Jung Soo.
Yumi terharu karena ternyata Park Jung Soo masih hidup dan terlihat begitu sehat. “Oppa..., Jung Soo Oppa...,” ucap Yumi penuh haru seraya menjamah wajah Jung Soo yang sudah begitu lama ia rindukan. Jung Soo memegangi tangan Yumi. Tentunya rasa rindunya tidak kalah hebatnya dari gadis itu. Keduanya beruraian air mata karena saking besarnya rindu yang telah lama membuncah.
“Tidak kusangka, Tuhan telah mengabulkan do’aku. Oppa masih hidup,” ucap Yumi seraya memeluk namja kesayangannya itu. “Aku hidup demi bisa bertemu denganmu, demi janji kita,” ucap Jung Soo. Yumi tiba-tiba melepaskan pelukannya. Yumi teringat pada Heechul. Tiba-tiba hati Yumi terasa remuk, sakit. Ia bahagia bisa bertemu lagi dengan Jung Soo, tapi ia hampir saja lupa pada statusnya sekarang.
Yumi mundur selangkah demi selangkah, “Maafkan aku, oppa. Maafkan aku. Aku tidak bisa menepatinya...,” ucap Yumi terdengar menyakitkan. Yumi berlari menjauh dari Jung Soo dengan menahan air matanya yang sudah hampir membanjir.
Di depan kafe, Yumi tidak sengaja berpapasan dengan Heechul. Heechul rupanya karena panik ia langsung memutuskan untuk menyusul Yumi. Heechul takut Yumi bertemu dengan Jung Soo. Tapi terlambat, karena mereka memang sudah bertemu.
Di sebuah bangku taman, tempat yang dulu didatangi oleh Yumi dan Heechul, mereka mendatangi lagi tempat itu dan duduk di bangku yang sama. Baik Yumi dan Heechul keduanya sama-sama terdiam hingga akhirnya Yumi membuka suara lebih dulu. “Jadi kau sudah tahu kalau dia masih hidup?” tanya Yumi tanpa ekspresi. Heechul menoleh ragu-ragu, “Apa kau marah padaku karena sudah menyembunyikannya?” Heechul malah balik bertanya.
Yumi merasa jengah. “Kenapa kau lakukan itu?” protes Yumi dengan nada sedikit meninggi. Heechul merasa ia memang bersalah, ia terlalu egois. “Karena aku mencintaimu. Kalau aku mengatakan padamu dia datang malam itu untuk menemuimu, mungkin kau akan pergi dengannya malam itu juga,” terang Heechul.
Yumi menghela nafasnya putus asa. Ia merasa sedikit depresi saat ini. “Kenapa kau bisa begitu picik? Ya, Tuhan. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” ratap Yumi. Heechul langsung mengambil posisi seolah berlutut untuk memohon pada Yumi agar tidak meninggalkan dirinya. Terlebih lagi pernikahan mereka hanya tinggal seminggu lagi. “Aku mohon maafkan aku. Aku mengaku bersalah telah membohongimu, tapi itu semua kulakukan karena aku takut kehilanganmu,” rajuk Heechul seraya memohon.
Yumi tidak sanggup berkata apa-apa lagi. Ia hanya menatap Heechul dengan penuh kekesalan dan juga kebingungan apakah ia tetap akan melanjutkan hubungannya dengan Heechul ataukah mengakhirinya.
“Tolong berikan aku waktu untuk sendiri. Aku merasa kecewa karena kebohonganmu. Biarkan aku menjernihkan pikiranku,” pinta Yumi. “Yumi-ssi...,” ucap Heechul lirih. Yumi menghela nafas. “Aku juga masih mencari tahu perasaanku yang sebenarnya. Apakah aku mencintaimu atau tidak. Aku masih bimbang,” ucap Yumi.
“Dulu aku berpikir meskipun dia masih hidup, tapi aku sudah akan membuka lembaran baru hidupku bersamamu. Jadi, aku akan memilih untuk tetap melanjutkan hidupku bersamamu. Tapi setelah aku mengetahui semuanya hari ini, semuanya jadi berbeda. Kebohongan yang kau lakukan itu membuatku harus berpikir kembali tentang masa depanku,” ujar Yumi.
Heechul dengan hati kecewa terpaksa meninggalkan Yumi. Berkali-kali ia menoleh kembali pada Yumi, tapi gadis itu tampak tidak bergeming sama sekali.
Sejak saat itu, Yumi tidak kembali ke rumah Heechul. Setiap hari Heechul mencoba menelepon Yumi dan mengirimi pesan berkali-kali tetapi tidak ada satupun yang direspon oleh gadis itu. Begitu pun dengan Jung Soo, dia yang masih penasaran kenapa Yumi meninggalkannya tiba-tiba saat di kafe, ia terus mencoba menghubungi Yumi tetapi juga tidak direspon. Yumi seolah lenyap dari muka bumi ini.

***


Sementara semua orang sibuk mencari Yumi, ternyata Yumi tengah menenangkan dirinya di sebuah apartmen. Bukan sengaja ingin membuat semua orang panik, tetapi ia membutuhkan waktu untuk memutuskan siapa yang harus dipilihnya. Tidak menutup kemungkinan Heechul juga memang telah memasuki hati Yumi sejak semua orang mengira Jung Soo telah tiada. Tapi nyatanya Jung Soo masih hidup dan cinta Yumi padanya juga belum pudar.
“Makanlah dulu. Jangan sampai kau sakit,” ucap Donghae. Rupanya Yumi bersembunyi di apartmen Lee Donghae. Hari itu, Donghae kembali ke Seoul untuk menemui Heechul dan Yumi untuk mengucapkan selamat atas pertunangan mereka, tapi rupanya ia malah bertemu Yumi lebih dulu. Yumi telah menceritakan semuanya pada Donghae.
Ponsel Yumi terus saja bergetar karena mendapatkan pesan masuk dari Heechul. Yumi melirik ke ponselnya, tapi ia sama sekali tidak menyentuhnya. “Heechul lagi?” tanya Donghae memastikan. Yumi mengangguk. “Aku ingin mencari udara segar,” ucap Yumi seraya pamit pada Donghae. Donghae mengangguk pelan. “Eh, ponselmu tidak kau bawa?” seru Donghae saat melihat ponsel Yumi masih tergeletak di atas meja. Sayangnya Yumi sudah keburu pergi.
Yumi pergi berjalan-jalan tidak jauh dari apartmen Donghae. Ia sengaja tidak membawa ponselnya.
Siapa yang harus aku pilih? Aku takut menyakiti salah satunya. Pertanyaan Heechul malam itu ternyata karena dia sudah mengetahui kalau Jung Soo oppa masih hidup. Hh, aku bisa mengerti alasannya tidak memberitahuku, tapi aku juga sedikit kecewa padanya. Keluarga Heechul meskipun mereka orang berada tetapi mereka dengan senang hati mau menerimaku yang bukan siapa-siapa. Ayah dan ibu Heechul juga Kak Heejin, mereka semua baik padaku. Sementara keluarga Jung Soo oppa juga aku sudah mengenal mereka sejak lama. Mereka semua juga baik padaku. Kak In Young bahkan sudah seperti kakakku sendiri. Aku tidak tega kalau sampai harus mengecewakan orang-orang itu. -Yumi-
Yumi duduk-duduk di sebuah ayunan di taman dekat apartmen Donghae. Yumi terus saja menghela nafas seraya melamun sampai-sampai ia tidak sadar ada orang lain yang sedang memperhatikan dirinya sejak tadi.
“Apa yang kau lakukan malam-malam begini sendirian di tempat ini?” sosok Jung Soo tiba-tiba saja sudah berada di hadapan Yumi. Yumi seakan tersentak dari lamunannya. “Oppa...,” ucap Yumi. Ia tidak menduga bisa bertemu lagi dengan Jung Soo disini. “Apa yang oppa lakukan disini?” tanya Yumi kikuk.
Jung Soo menghampiri Yumi dan duduk di sebuah ayunan yang bersebelahan dengan Yumi. “Aku kebetulan lewat dan melihatmu melamun disini. Apa yang kau pikirkan?” ujar Jung Soo. Yumi garuk-garuk kepala yang padahal tidak gatal. “Aku sedang bingung. Bagaimana bisa benci menjadi cinta? Aku juga bingung dengan apa yang harus kulakukan,” ujar Yumi sedikit kikuk.
Sebenarnya ia memikirkan soal Heechul. Awalnya Heechul tampak membenci Yumi, tapi ternyata pria itu malah menyatakan cinta pada Yumi. Itulah yang membuat Yumi tidak habis pikir. Kalau boleh mengulang waktu, Yumi merasa hubungannya dengan Heechul yang dulu lebih baik dari pada sekarang. Lebih baik kalau tidak usah ada cinta. Nyatanya semuanya sudah terlanjur sekarang.
“Kau mencintai Heechul?” tanya Jung Soo dengan raut wajah yang terlihat tidak bersemangat tetapi ia tetap berusaha untuk tegar mendengar kemungkinan terburuk dari jawaban gadis itu. Yumi tidak bergeming dan malah tertunduk. Jung Soo membuang pandangannya ke tempat lain. “Apa sebaiknya aku mati saja saat itu? Setidaknya aku tidak akan membuatmu bingung karena sudah mengganggu hubunganmu dengan Heechul,” ucap Jung Soo terdengar menyakitkan.
Yumi merasa benci mendengar kata-kata itu. Pria itu sepertinya tidak tahu betapa menderita dan terpuruknya ia saat semua orang mengatakan kalau Park Jung Soo tewas dalam tugas militernya. Yumi bahkan sampai pernah melakukan percobaan bunuh diri. Kalau saja Heechul saat itu tidak datang tepat waktu untuk menghalangi Yumi, tentu Yumi sudah mati sia-sia. “Aku bahkan selalu berharap untuk bisa bertemu dengan oppa meskipun di neraka!” sahut Yumi sedikit emosi.
Jung Soo memperhatikan jari-jemari Yumi. “Kau sudah tidak mengenakan cincin pemberianku lagi. Apa kau menganggapku sudah benar-benar mati?” tanya Jung Soo dengan hati yang remuk.
“Aku tidak memiliki kata-kata untuk diucapkan pada oppa saat ini,” ucap Yumi. “Sebenarnya aku ingin berlari memelukmu. Aku begitu merindukanmu, Park Jung Soo. Bagaimana bisa kau katakan aku tidak mencintaimu? Apa kau tidak bisa lagi merasakannya?” batin Yumi sedih.
Jung Soo bangkit dari posisinya. “Baiklah. Aku akan merelakanmu untuk Kim Heechul. Aku bersalah karena telah meninggalkanmu. Mungkin Heechul akan bisa menjagamu lebih baik dari pada aku. Berbahagialah kalian,” ucap Jung Soo tanpa melihat Yumi.
_____
Kali ini Yumi sudah kembali ke apartmen Donghae. Pertemuannya dengan Jung Soo tadi semakin menambah beban dalam hati dan pikirannya. Yumi menangis sendirian di dalam kamar. Donghae yang merasa khawatir juga tidak bisa berbuat apa-apa karena Yumi mengunci pintu kamarnya.
Mata Yumi tiba-tiba menangkap sebuah benda, ponsel miliknya yang tergeletak di atas tempat tidur. Mungkin Donghae yang menaruhnya disana. Yumi meraih benda itu. Banyak sekali panggilan dan pesan dari Heechul. Yumi memeriksa pesan itu satu persatu. Heechul bilang besok ia akan menunggu Yumi di bandara untuk pergi bersama ke London, ke tempat orang tuanya. Kalau Yumi memang akan memilih hidup bersamanya, Yumi harus datang ke bandara seperti permintaan Heechul.

***

Heechul dengan cemas menunggu Yumi di bandara. Berkali-kali ia memeriksa jam di tangannya. Yumi masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. Pria itu berkali-kali juga mendecakkan mulutnya saking gugup dan cemasnya menunggu kedatangan Yumi.
“Aku rasa Yumi tidak akan datang. Dia pasti masih marah padamu,” kata Kyuhyun. Heechul langsung memberikan hukuman pelototan pada sahabatnya itu.
“Oppa, jangan mematahkan hatinya! Aku yakin Yumi eonni akan datang!” Minji berusaha membesarkan hati Heechul. Heechul kali ini tersenyum setelah mendengar kata-kata Minji. “Eh, itu dia!” seru Kyuhyun seraya menunjuk ke suatu arah.
Yumi benar-benar muncul. Heechul tersenyum gembira melihat kedatangan Yumi. Gadis itu berlari menuju ke arahnya. Tapi Heechul mendadak kecewa melihat Yumi datang tanpa membawa kopernya. “Dimana kopermu?” tanya Heechul heran pada Yumi yang sekarang telah berdiri di hadapannya. Yumi datang hanya dengan tangan kosong.
Yumi masih sedikit ngos-ngosan. “Aku datang hanya untuk menyampaikan maaf secara langsung padamu. Aku tidak bisa pergi bersamamu. Aku bahagia selama ini kau selalu menjagaku. Aku juga telah terbiasa dengan kehadiranmu dan aku juga menyayangi keluargamu, mereka baik padaku. Tapi aku harus jujur padamu, Heechul-ssi. Aku tidak ingin kehilangan orang yang kucintai lagi. Aku ingin kembali pada Jung Soo oppa untuk menepati janji yang telah kami buat dua tahun yang lalu. Mianhae, Heechul-ssi. Terima kasih untuk semuanya...,” tutur Yumi dengan sangat hati-hati. Terpaksa ia harus mengucapkan kata-kata itu pada namja itu. Ia merasa namja itu tidak boleh lagi berharap lebih padanya.
Tubuh Heechul terlihat bergetar, tapi ia memaksakan untuk tersenyum. Ia mencoba untuk berbesar hati. “Yeoja bodoh! Kau akan menyesal karena telah menolak Kim Heechul. Baiklah. Mudah-mudahan di London nanti aku bisa mendapatkan wanita yang lebih cantik darimu. Aku, kan tampan!” kata Heechul seraya terkekeh meskipun matanya sudah berkaca-kaca. Kali ini Heechul mencoba untuk berbesar hati menerima kekalahannya.
Yumi ikut terkekeh. “Tidak. Kau tidak tampan. Kau itu cantik dan juga kasar,” Yumi dan Heechul tertawa bersama. “Gomawo. Aku tidak akan melupakan kenangan yang sudah kau berikan padaku,” ucap Yumi yang mulai menitikkan air mata.
Heechul mengangguk. “Hentikan. Jangan menangis! Ayo, peluk aku!” Heechul menarik tubuh Yumi untuk memeluknya. Yumi merelakan dirinya dipeluk oleh namja cantik itu. “Semoga di kehidupan yang akan datang nanti kita bisa bersama,” ucap Heechul seperti sebuah bisikan. Yumi mengangguk.
Kyuhyun dan Minji ikut terbawa suasana. Minji bahkan sampai menitikkan air matanya. Kyuhyun dan Minji maju menghampiri Heechul dan Yumi. Lengan Kyuhyun mengusap-usap bahu Heechul untuk menenangkan dan menghibur hati sahabatnya itu.
_____
Setelah menemui Heechul di bandara, Yumi masih memiliki tugas lain, yaitu menemui Jung Soo sebelum pria berlesung pipi itu berangkat ke Busan. Sebelumnya Yumi menelepon In Young dan mendapat kabar kalau Jung Soo akan pergi ke Busan untuk mengobati hatinya yang terluka karena mengira Yumi akan memilih Heechul.
Di kediaman orang tua Park Jung Soo.
“Bu, aku pamit!” ucap Jung Soo seraya memeluk ibunya. Sang Ibu terlihat sedih karena harus kembali melepas anaknya yang baru saja kembali untuk pergi ke luar kota dan rencananya Jung Soo akan tinggal di Busan selama beberapa bulan. Selain itu, jarak dari Seoul ke Busan cukup jauh.
Sementara itu, In Young harap-harap cemas menunggu kedatangan Yumi untuk mencegah kepergian Jung Soo. “Apa kau tidak bisa untuk tetap tinggal di Seoul saja?” tanya In Young. “Aku akan berkunjung kesini kapan-kapan,” ucap Jung Soo. Ia lantas memasuki mobilnya, menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya perlahan.
Mobil Jung Soo baru saja keluar dari halaman depan rumah itu, tetapi Yumi tiba-tiba muncul di depan mobil Jung Soo yang hendak pergi meninggalkan rumah ibunya. Yumi merentangkan kedua lengannya mencoba menghalangi jalannya mobil namja itu. In Young dan ibunya menghela nafas lega setelah melihat Yumi datang. “Syukurlah, dia datang tepat waktu,” ucap In Young seraya memeluk gemas ibunya. Sang ibu mengangguk seraya tersenyum.
Jung Soo terperangah mendapati Yumi di hadapannya saat ini. Gadis itu menunjukkan sesuatu di tangannya. Sebuah cincin. Cincin yang sangat tidak asing bagi Jung Soo. Cincin itu adalah cincin yang diberikan oleh Jung Soo sesaat sebelum ia pergi melaksanakan wajib militer.
Jung Soo keluar dari mobilnya. Dengan ragu-ragu ia mendekati Yumi yang terlihat ngos-ngosan. Dadanya naik turun seperti habis maraton. “Hei, Park Jung Soo! Kau mau pergi kemana lagi? Usiamu sudah terlalu tua, bahkan kau sudah pantas menjadi seorang paman dengan tiga keponakan. Apa kau tidak terpikir untuk segera menikah? Aku saja sudah ingin menikah. Apa aku harus melamarmu di depan eomma dan nuna-mu, huh?” seru Yumi pada Jung Soo dengan ekspresi wajah seolah menantang namja tampan itu. In Young dan Ibunya sampai terkekeh melihat kelakuan Yumi.
Kali ini Jung Soo dan Yumi saling berhadapan. “Apa yang kau lakukan disini? Bukankah seharusnya kau bersama Kim Heechul? Dan cincin itu, kau memakai cincin dariku?” Jung Soo masih terlihat bingung.
Yumi lantas menarik ujung atas mantel yang dikenakan oleh Jung Soo hingga Jung Soo tertarik ke arahnya. “Oppa bodoh! Kapan aku bilang aku memilih dia? Oppa sudah lupa? No other. Tidak ada yang lain di hatiku,” kata Yumi dengan menatap langsung ke dalam mata Jung Soo dengan wajah serius, beberapa saat kemudian ia mengukir senyuman lembut di bibirnya.
Jung Soo memasang wajah serius untuk mencermati setiap kata yang Yumi ucapkan tadi. Tak lama senyuman khas Jung Soo pun mengembang, memamerkan lesung pipi itu. Jung Soo memeluk tubuh Yumi dengan erat dan gemas seraya berputar-putar saking gembiranya. “Aku mencintaimu!” seru Jung Soo seraya tertawa bahagia bersama Yumi.

***

Selesei juga! ^^
Buat yang baca, minta komentarnya, ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain. Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang yang senang membaca fanfic =)

Gomawo chingu! =)

Ini link cerita dari semua part!











Template by:

Free Blog Templates