Jumat, 15 Oktober 2010

Lobster Air Tawar

Klasifikasi  Lobster Air Tawar :
Kingdom :
Phylum :
Subphylum:
Class :
Order :
Suborder:
Infraorder :
Superfamily:
Family :
Genus :
Spesies
Cherax
Cherax quadricarinatus




Habitat dan Penyebaran
Pada dasarnya lobster air tawar terdiri dari tiga keluarga besar, yaitu Astacidae, Cambaridae, dan Parastacidae. Secara alami, keluarga lobster air tawar tersebut menyebar hampir di semua benua kecil Afrika dan Antartika, meskipun di kedua benua tersebut pernah ditemukan fosilnya. Keluarga Astacidae banyak ditemukan di perairan bagian barat Rocky Mountains di barat laut Amerika Serikat sampai Colombia, Canada dan juga Eropa. Keluarga Cambaridae banyak ditemukan di bagian timur Amerika Serikat (80 % dari jumlah spesies) dan bagian selatan Meksiko. Sementara keluarga Parastacidae ditemukan banyak hidup di perairan Australia, Selandia Baru, Amerika Selatan, dan Madagaskar.
Di Indonesia terutama di perairan Jayawijaya, Papua, juga hidup beberapa spesies dari keluarga Parastacidae, diantaranya Cherax monticola, Cherax lorentzi, dan Cherax lokembutu.

Makanan
Di habitat asalnya, lobster air tawar merupakan pemakan segala (omnivora), bahan-bahan hewani dan nabati sangat disukainya. Lobster memakan bahan hewani seperti cacing sutera, cacing air, cacing tanah, dan plankton. Sementara bahan nabati yang sering dimakan oleh lobster adalah tanaman air seperti lumut dan akar selada air. Selain pakan alami segar, ternyata lobster air tawar juga menyukai pakan buatan, terutama pelet. Kebutuhan pakan lobster sebenarnya hanya sedikit, yaitu berkisar 2 – 3 gram per ekor lobster dewasa per hari. Kebutuhan pakan tersebut selain digunakan untuk pertumbuhan, juga untuk perkembangbiakan.

Ciri Morfologi
Tubuh lobster terbagi dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan terdiri dari bagian kepala dan dada. Kedua bagian itu disebut chepalotorax. Kepala udang ditutupi oleh cangkang kepala, yang disebut carapace. Kelopak kepala bagian depan disebut rostrum atau cucuk kepala. Bentuknya runcing dan bergerigi.
Kepala terdapat sepasang antena panjang dan antena pendek. Keduanya berfungsi sebagai sensor makanan dan pendeteksi lingkungannya. Bagian kepala juga dilengkapi dengan capit yang besar dan keras. Fungsinya untuk mempertahankan diri, selain itu capit pada jantan digunakan untuk menarik perhatian betina. Sedangkan capit yang berukuran kecil yang terletak dekat mulut berfungsi untuk mencacah makanan sebelum dimasukkan ke dalam mulut.
Tubuhnya lunak dan memiliki cangkang yang beruas-ruas dan terbuat dari zat khitin. Abdomen lobster air tawar beruas-ruas. Pada abdomen terdapat 4 pasang kaki panjang (kaki jalan) di bagian atas dan 4 pasang kaki pendek (kaki renang)di bagian bawah.
Ekor lobster air tawar (uropoda) berbentuk seperti kipas. Lobster bisa berjalan maju maupun mundur, ekornya ditekuk ke arah dalam untuk melindungi telur-telurnya. Bila dilihat bagian luar, lobster air tawar memiliki alat pelengkap, yaitu :
1.  Enam ruas badan (abdomen) memipih, sedikit dengan lebar rata-rata hampir sama dengan lebar kepala.
2.  Ekor. Ekor terdiri dari ekor tengan (telson) memipih, sedikit lebar dan dilengkapi duri-duri halus yang muncul di semua bagian tepi ekor. Bagian ekor lainnya adalah dua pasang ekor samping (uropod) yang juga memipih.
3. Enam pasang kaki renang (pleopod) yang berperan dalam melakukan gerakan renang. Disamping sebagai alat berenang, kaki induk pada betina digunakan sebagai alat untuk menambah oksigen dengan pergerakannya. Selain itu juga digunakan untuk membersihkan telur atau larva dari tumpukan kotoran yang terendap.
4.  Empat pasang kaki jalan.
Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.

Ciri Lobster jantan: capit lebih besar, di ujung capit ada lis berwarna orange/merah, di pangkal kaki terakhir ada tonjolan berupa alat kelamin. Ciri Lobster Betina: capit lebih kurus dan polos, di pangkal kaki ketiga ada bulatan bening berupa alat kelamin.

Sistem Otot
Lobster air tawar mempunyai ekor pipih berbentuk kipas lebar. Fungsi utama ekor ini adalah untuk mendayung pada saat lobster air tawar berenang mundur. Gerakan dayung ini dimungkinkan dengan kehadiran otot besar pada abdomen, sehingga membuat lobster air tawar dapat berenang mundur dengan cepat. Secara normal lobster air tawar berjalan maju perlahan-lahan dengan menggunakan kakinya, tapi bila terganggu mereka akan reflek menggunakan ekornya untuk berenang mundur dengan cepat yang tampak seperti serangkaian lompatan-lompatan mundur untuk menghindari bahaya yang mengancamnya.

Sistem Respirasi


Lobster air tawar bernafas dengan menggunakan insang. Meskipun demikian pada beberapa jenis mereka dapat berada lama di daratan asal insang mereka tetap terjaga lembab. Insang dilengkapi dengan serangkaian "kipas" yang akan mensirkulasikan air kaya oksigen melalui insangnya untuk bernafas.


Sistem Digesti
Sistem pencernaan lobster air tawar terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen.
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Cara makan lobster air tawar dilakukan sedikit demi sedikit. Antenna panjang akan mendeteksi keberadaan pakan disekitar lobster air tawar. Jika pakan menarik untuk dimakan, capit akan menangkapnya dan menyerahkannya pada kaki jalan pertama sebagai tangan pemegang pakan yang akan dikonsumsi.
Pakan yang masuk kedalam mulut akan dihancurkan secara mekanik oleh gigi halus yang terletak di permukaan mulut. Pakan kemudian masuk kedalam lambung di dalam lambung, pakan dicerna secara kimiawi. Enzim-enzim pencernaan disekresi unruk memecah pakan menjadi bentuk yang lebih sederhana. Enzim dihasilkan oleh beberapa organ, misalnya hati. Di dalam usus, terjadi penyerapan zat-zat pakan secara besar-besar sehingga bias dimanfaatkan oleh tubuh. Sisa pencernaan akan dieksresikan oleh anus. Selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.

Sistem Ekskresi
Organ ekskresi berupa kelenjar hijau (green gland) yang berfungsi untuk membuang sisa bahan organik dari darah dan cairan tubuh. Ammonium (NH4+) terdifusi melalui bagian eksoskeleton yang lunak.




Sistem Saraf
Sistem syaraf berupa sistem syaraf ganglion yang tediri atas ganglion supraesofageal dan konektor. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.

Sistem Indra
Sistem indra terdiri dari sepasang antenula yang berfungsi sebagai alat penciuman, mulut dan sepasang capit (celiped) yang lebar dengan ukuran lebih panjang jika dibandingkan dengan ruas dasar capitnya. Antenula, protopoditnya terbagi menjadi tiga segmen. Segmen pertama adalah coxopodite, dan segmen berikutnya adalah basipodit yang terdiri dari dua bagian. Dua set flagela yang panjangnya berbeda merupakan satu bagian dengan antenela dan letaknya berkait dengan basipodit. Flagela yang pendek terletak di sebelah dalam disebut endopodit sedangkan flagela yang panjang terletak di sebelah luar disebut eksopodit.
Sepasang antena yang berfungsi sebagai perasa dan peraba terhadap pakan dan kondisi lingkungan. Antena mempunyai bagian yang sama dengan antenela. Struktur yang menyerupai daun besar adalah exopodite, termasuk juga squame dan lapisan antena. Letaknya berada sedikit diatas coxopodite dan membuka di apex. Bagian ini membuka (nepridiophore) sampai ke ginjal dan biasa disebut dengan kelenjar hijau yang berfungsi sebagai ekskresi.

Mata Majemuk
Lobster air tawar mempunyai sepasang mata besar berupa mata majemuk yang terdiri dari ribuan mata yang didukung oleh batang mata (stalk). Mata demikian memungkinkan lobster air tawar "melihat" secara mosaik seperti halnya golongan serangga. Sebagai alat peraba dan pencari makan, lobster air tawar menggunakan 2 pasang antena (sungut). Satu pasang berukuran pendek (antennules) dibagian dalam dan satu pasang berukuran lebih panjang dibagian luar. Antena pendek berfungsi sebagai sensor kimia untuk alat perasa air atau makanan, sedangkan antena panjang berfungsi sebagai alat peraba.

Sistem Reproduksi
Pada lobster jantan terdapat alat reproduksi berbentuk seperti taji pada sepasang kaki jalan paling bawah. Sedangkan pada lobster betina terdapat tonjolan kecil pada kaki jalan ketiga. Pada lobster betina 4 pasang kaki renang berfungsi untuk memegangi telur yang melekat pada perutnya. Masing masing pasangan kaki tersebut akan bertautan melingkari kumpulan telurnya. Pada saat menggendong telur, kadang-kadang kaki-kaki ini bergerak seperti gerakan mengipas
Dalam proses perkembangbiakannya, induk betina menyiapkan telurnya untuk dibuahi oleh induk jantan. Kematangan telur betina dapat dilihat dari perkembangan ovariumnya yang berada di bagian punggung. Sementara induk jantan menyiapkan kematangan sperma yang ditentukan oleh perkembangan alat kelamin (petasma), petasma mengandung spermatophora.
Setelah matang gonad, induk jantan akan melakukan perkawinan dengan induk betina, dalam beberapa waktu, telur akan dibuahi oleh sperma. Pembuahan yang terjadi pada lobster adalah pembuahan internal, yaitu sperma membuahi sel telur di dalam tubuh induk betina. Telur yang telah dibuahi akan muncul dan melekat di bagian bawah badan induk betina hingga menetas. Telur-telur tersebut berbentuk oval mendekati bulat. Warna telur sejak dibuahi hingga siap menetas secara berturut-turut berwarna kuning, orange, dan timbul bintik-bintik hitam.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tapi lobster saya ga pernah berenang..jalan terus..knp ya ?

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates