Judul : Yeppeun Namja
Genre : Drama, Romantic
Author : Lee Ara
Cast : Ayumi (Yumi), Park
Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Aerin, Yesung, Jessica
Namaku Ayumi. Teman-temanku
biasa memanggilku Ay atau Yumi. Aku salah satu mahasiswi beruntung dari
Indonesia yang berkuliah di Korea Selatan. Meskipun aku orang Indonesia, tapi
aku memiliki wajah oriental dan berkulit putih. Itu sebabnya kadang tidak ada
yang menyangka kalau aku berasal dari Indonesia. Sejak keluargaku di Indonesia
meninggal, aku sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Maka dari itu aku
memutuskan untuk menetap dan bekerja di Korea Selatan setelah aku lulus sekolah.
Hari-hariku aku isi dengan kegiatan kuliah dan bekerja sambilan.
Beruntung aku di Korea Selatan ini memiliki kekasih yang baik hati.
Kami tidak sengaja bertemu di tempatku bekerja sambilan. Ya, sebenarnya pacarku
itu adalah pemilik kafe tempatku bekerja. Selama satu tahun lebih berpacaran
dengannya, dia orang yang sangat pengertian. Dia bahkan selalu ada di sisiku
saat aku bersedih karena kehilangan kedua orang tuaku dalam sebuah kecelakaan.
Pokoknya aku sangat mencintainya, begitupun ia padaku. -Yumi-
“Yumi, apa kau melamun? Kau tidak lihat kalau di depanmu ada
pelanggan?” kata Jung Soo membuyarkan lamunan Yumi. Park Jung Soo, pria berusia
dua puluh tujuh tahun yang membuka usaha kafe keluarganya. Pria yang penuh
pengertian dan sangat ramah tetapi juga tegas pada saatnya. Ia memiliki wajah
yang tampan ditambah dengan lesung pipi yang dalam di sebelah pipi kirinya.
Setiap pria tampan yang satu ini tersenyum bisa langsung memabukkan para gadis
yang melihatnya. Hanya dengan melihatnya sekilas saja orang bisa tahu kalau
Park Jung Soo adalah pria berhati malaikat dan penuh cinta.
“Eh, iya. Maaf, bos!” Yumi membungkuk meminta maaf pada bosnya dan
kepada pelanggan yang sejak tadi berdiri di hadapannya. Pelanggan itu terlihat
tidak sabaran, memang sudah beberapa menit dia berdiri disana menonton Yumi
yang tidak kunjung melayani pesanannya.
Park Jung Soo memang adalah pacarku, tapi saat berada di kafe dia
adalah atasanku. Dia selalu bersikap tegas pada semua bawahannya. Aku sama
sekali tidak keberatan dengan sikapnya yang begitu. Aku memang sengaja
memintanya agar tidak membeda-bedakan aku dengan pekerja yang lainnya. Aku
tidak ingin orang-orang menganggapnya pilih kasih mentang-mentang aku adalah
pacarnya. -Yumi-
Jam kerja sudah berakhir.
Sekarang sudah pukul 12 malam. Yumi membenahi barang-barangnya untuk bergegas
pulang ke kontrakannya. Suasana di kafe sudah semakin sepi. Pekerja yang
lainnya sudah lebih dulu pulang dan sekarang tinggal Yumi saja bersama dengan
Sang Pemilik Kafe, Park Jung Soo.
“Maafkan aku, ya!” tiba-tiba saja sepasang lengan melingkari pinggang
kecil Yumi. Yeoja itu menoleh ke belakang mencari si pemilik sepasang lengan
itu. Dilihatnya pria berwajah tampan itu tengah tersenyum memamerkan lesung
pipinya yang membuatnya semakin terlihat manis. Ketika Jung Soo tersenyum
tampak sepasang matanya seperti ikut tersenyum. Ia benar-benar tampan. “Gwaenchanha,
oppa. Arasseo. Seharusnya aku yang minta maaf. Tadi aku tidak bisa konsentrasi,”
kata Yumi.
“Huh? Waeyo? Memangnya kau memikirkan apa?” Jung Soo memutar
posisi Yumi hingga menghadap dirinya. Kali ini ia benar-benar bisa dengan jelas
melihat wajah gadisnya itu. Dipandanginya wajah itu lekat-lekat dengan perasaan
khawatir.
“Aku merindukan orang tuaku,” ucap Yumi sendu. Matanya terlihat sedikit
sayu dan berkaca-kaca. Gadis ini benar-benar merindukan orang tuanya. Ia hanya
tinggal seorang diri terlebih di negara yang asing baginya ini, tidak ada
satupun kerabat yang dikenalnya.
“Jagiya, aku mengerti kesedihanmu itu. Tapi kau masih memiliki aku.
Biarkan kedua orang tuamu tenang disana, ya?” ujar Jung Soo mencoba menghibur
hati Yumi yang sedang galau. Ia tidak ingin gadis mungilnya itu bersedih lagi. Jung
Soo adalah tipe orang yang akan melakukan apapun untuk menyenangkan hati orang
yang disayanginya, sama seperti yang dilakukan oleh Yumi dulu pada sahabatnya, Aerin.
Yumi mengangguk lemah. Ia melanjutkan lagi aktivitasnya yang sempat
tertunda, membereskan isi tasnya. “Mau sampai kapan kau tinggal di kontrakan
kecil itu?” tanya Jung Soo kemudian. Ia menghampiri gadis itu seraya melihatnya
merapikan barang bawaannya. Sesekali Jung Soo ikut membantunya memasukan
benada-benda kecil ke dalam tas gadis itu.
“Dwaesseo, jangan mulai lagi untuk memaksaku tinggal bersama
oppa. Aku tidak mau orang-orang mempergunjingkan kita tinggal satu atap. Kita,
kan belum menikah,” timpal Yumi. Ia sudah hampir selesai dengan tasnya.
“Kalau begitu kita menikah saja!” sambung Jung Soo. Yumi mendadak
terdiam. Menikah dengan Jung Soo memang adalah harapan Yumi selama ini, tapi ia
merasa usianya masih terlalu muda untuk menikah, apalagi ia sekarang masih
kuliah. “Oppa, aku belum siap. Usiaku baru dua puluh tahun dan aku ingin
menyelesaikan kuliahku dulu,” ujar Yumi seraya membelai lembut pipi Jung Soo
dengan kedua tangannya. Gadis itu mencoba memberikan pengertian pada
kekasihnya.
Jung Soo langsung menangkap tangan halus Yumi, “Baiklah. Kau harus
berjanji padaku, setelah kau lulus nanti kita akan menikah!” tantang Jung Soo
bersemangat. Ia tersenyum menunggu jawaban Yumi. “Iya, aku janji!” jawab Yumi
lantang.
***
Di kampus.
“Berani-beraninya kau menabrakku, huh! Kau mau cari mati?!” bentak
seorang pria berwajah cantik. Seketika itu juga insiden kecil itu membuat riuh
suasana di kampus itu. Seorang mahasiswa kelas bawah tidak sengaja menyenggol
lengan pria cantik bernama Kim Heechul. Keluarga Kim Heechul adalah penyandang
dana terbesar di kampus ini, tidak heran kalau sikapnya sampai begitu angkuh. Masalah
kecil saja sampai ia besar-besarkan.
Di sisi lain, Kim Heechul adalah anak pengusaha brand fashion ternama
di Korea Selatan bahkan ketenarannya sampai ke Inggris, tetapi brand mereka
sekarang lebih berpusat di Inggris. Kedua orang tua Heechul dan juga kakaknya
tinggal di London, Inggris untuk mengurusi perusahaan mereka. Heechul memiliki
seorang kakak perempuan bernama Kim Heejin.
“Hei, bukankah dia sudah meminta maaf padamu?” Yumi tiba-tiba saja maju
mencoba menjadi pahlawan dadakan. Semua mata menjadi tertuju padanya. Aerin,
sahabat Yumi mencoba menahan Yumi dengan menarik lengan Yumi, tapi memang dasar
gadis itu saja yang keras kepala. Ia tetap maju untuk menolong pria tertindas
yang bahkan tidak dikenalnya itu.
“Hei, siapa kau berani bicara seperti itu pada Heechul kami?” timpal
salah seorang sahabat Heechul, Cho Kyuhyun. Cho Kyuhyun adalah pria berkulit
putih dan juga tampan, merupakan salah satu dari tiga keluarga terpandang yang
sangat berperan sebagai penyumbang dana di kampusnya. Kyuhyun sangat ingin
menjadi seorang penyanyi terkenal dan ia juga memang memiliki suara yang indah.
Kyuhyun memiliki adik perempuan yang kuliah Jurusan Fashion di Paris. Orang tua
Kyuhyun juga tinggal di Paris.
“Sikkeureo!” bentak Heechul. Heechul memiliki sifat mudah marah
dan mudah tersinggung terlebih lagi dengan sindrom pangeran yang dimilikinya.
Ia selalu merasa dirinya sempurna dan tidak memiliki cela.
“Hei, kenapa kau malah memarahi Kyuhyun? Dia, kan membelamu!” sahut Lee
Donghae yang merupakan salah satu sahabat Heechul juga. Keluarga Lee Donghae
juga termasuk penyandang dana terbesar di kampus ini. Lee Donghae adalah putra
tunggal dari pemilik hotel ternama di Jepang. Karena ayahnya yang sakit-sakitan
mengharuskan Donghae bulak-balik Korea - Jepang untuk menemani sang ayah
berobat. Wajahnya yang tampan dan tubuh yang kekar membuat dirinya tampak
sempurna di mata para gadis. Tapi sosok Lee Donghae sedikit lebih dingin dari
pada kedua sahabatnya, Heechul dan Kyuhyun.
Lagi-lagi Heechul memberi kode pada Donghae dan Kyuhyun agar mereka
diam, “Siapa, kau? Pendatang? Apa kau tidak tahu siapa aku?” kata Heechul
kepada Yumi. Heechul berjalan mendekati gadis itu dengan gaya pangerannya dan
diikuti oleh Kyuhyun dan Donghae di belakangnya.
Yumi tampak tak bergeming, “Apa peduliku? Bagiku kau tidak lebih dari
seorang anak orang kaya yang sombong dan angkuh,” timpal Yumi. Ia berusaha
menunjukkan kekuatannya pada bocah-bocah pengidap sindrom pangeran itu.
Mendengar kata-kata Yumi yang sangat berani itu membuat semua orang
bergidik ngeri terlebih lagi Heechul menghela nafas panjang, itu artinya ia
sangat marah pada gadis itu. “Apa kau haus?” tanya Heechul tiba-tiba pada Yumi
yang malah membuat semua orang terbengong-bengong mendengarnya.
“Huh?” respon Yumi yang juga terperangah mendengar ucapan Heechul.
“Sejak tadi kau bicara terus, pasti sekarang kau haus,” Heechul
mengambil sebotol air dari tangan Kyuhyun, membuka tutupnya dan menyodorkannya
pada Yumi. Yumi meskipun tidak mengerti tapi ia akhirnya menggerakan tangannya
untuk menerima botol itu. Naas, Heechul langsung mengangkat botol berisi air
itu dan menumpahkannya tepat di atas kepala gadis Indonesia itu. Saat itu juga
trio Prince itu tertawa terbahak-bahak menertawakan penderitaan Yumi yang sudah
sangat malu diperlakukan semena-mena oleh Heechul di depan orang banyak dan ia
juga hampir menangis.
“Itu akibatnya kalau berani melawan Prince Heechul,” sahut Heechul. Ia
lantas meninggalkan Yumi disusul oleh dua sahabatnya itu, Kyuhyun dan Donghae. Heechul
diam-diam mengumpat Yumi sebelum ia benar-benar pergi dari lokasi itu.
Satu per satu orang-orang yang berkerumun juga meninggalkan tempat
kejadian itu, termasuk orang yang tadi dibela oleh Yumi, dia pergi tanpa
mengucapkan terima kasih atau apapun pada gadis itu.
“Orang itu! HhhrrgghH!!!” Yumi dibuat murka oleh Prince Gank itu. Ia
mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Rahang gadis itu bergetar menahan emosi
yang membuncah.
“Kau tidak apa-apa? Bajumu basah,” kata Aerin yang notabene adalah
sahabat Yumi. Aerin menyentuh pakaian Yumi yang benar-benar telah basah sehabis
disiram air oleh pria yang mengaku pangeran tadi.
“Kau lihat, kan bagaimana menyebalkannya mereka tadi?” sahut Yumi yang
benar-benar emosi. “Salahmu sendiri kenapa ikut campur urusan orang lain?
Lihat! Orang yang kau bela itu bahkan pergi begitu saja,” timpal Aerin yang
malah memojokkan Yumi.
“Aish! Benar-benar tidak tahu terima kasih! Aku sudah sampai seperti
ini, dia malah pergi begitu saja!” gerutu Yumi semakin bertambah kesal. Di
pikiran Yumi, ternyata disini cukup sulit untuk menemukan teman yang tahu
caranya berterima kasih.
“Geumanhae, jibe kaja! Yesung menjemputku hari ini, kau bisa
menumpang sampai ke kafe, dari pada harus naik bis!” kata Aerin seraya menarik
lengan Yumi untuk pergi.
***
Di lain tempat. Di sebuah tempat yang penuh dengan ilalang, terparkir
tiga buah mobil mewah berwarna gelap. Beberapa pria dengan setelan mahal
berkumpul di dekat mobil mewah itu. Mereka adalah Heechul, Donghae dan Kyuhyun.
Tiga pria itu kemana-mana mereka selalu bersama. Mereka dijuluki Pangeran
Kampus. Mereka sendiri menamakan diri mereka dengan Prince Gank.
“Apa yang kau lakukan tadi pada gadis itu menurutku sedikit
keterlaluan,” komentar Donghae yang sejak tadi ditahannya. Meskipun terlihat
dingin, tapi Donghae memiliki hati yang sedikit lebih lembut dibandingkan
dengan kedua sahabatnya itu.
“Cih! Siapapun yang berani bermain-main dengan Kim Heechul pasti akan
mendapatkan balasan yang setimpal,” timpal Heechul. Entah apa yang membuat pria
ini sampai bisa memiliki sifat seburuk itu. Tapi kali ini ia merasa harga
dirinya sedikit tercoreng oleh perlawanan gadis imigran itu.
“Ya, kau seperti tidak mengenal Heenim kita saja, Donghae!” timpal Kyuhyun
seraya mengeluarkan seringaian antagonisnya. Heenim adalah sapaan akrab mereka
pada Heechul.
“Kalian tahu siapa perempuan itu?” tanya Heechul tiba-tiba. Rupanya
pangeran sombong ini memiliki sedikit ketertarikan untuk mengetahui pribadi
korban bully-annya hari ini. “Kenapa
kau ingin tahu tentang dia?” tanya Donghae heran. “Kau pikir kenapa? Seorang Heechul
tidak akan melepaskan mangsanya begitu saja!” seru Heechul.
“Dari yang aku tahu... dia WNA dari Indonesia. Dia bisa kuliah di
kampus kita karena mendapatkan bea siswa. Setahuku dia memang sangat pandai di
kelasnya. Iya, kan Donghae?” kata Kyuhyun menjelaskan.
“Iya. IPK-nya selalu cumlaude,” tambah Donghae. “Jinjja? Dari
mana kau tahu?” tanya Heechul heran. Kali ini ia menoleh pada dua sahabatnya
itu. Heechul penasaran dari mana sahabat-sahabatnya itu bisa mengetahui riwayat
gadis itu.
“Tentu saja dia tahu! Mereka, kan satu kelas,” timpal Kyuhyun menjawab
rasa penasaran Kim Heechul. “Jadi begitu?” Heechul menyeringai licik.
***
Buat yang baca, minta komentarnya,
ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas
author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf
kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain.
Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang
yang senang membaca fanfic =)
Gomawo chingu! =)
Ini link cerita dari semua part!
0 komentar:
Posting Komentar