Judul :
Yeppeun Namja
Genre :
Drama, Romantic
Author :
Lee Ara
Cast :
Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun,
Aerin, Yesung, Jessica
“Wah, tempat ini indah sekali! Heechul-ssi, dari mana kau tahu tempat
seperti ini? Sepertinya aku pernah melihat taman ini di serial drama Korea,”
Yumi terkekeh. Ia benar-benar takjub dengan pemandangan yang dilihatnya, taman
yang penuh dengan bunga-bunga berwarna kuning. Yumi tidak henti-hentinya
tersenyum saking takjubnya pada pemandangan di sekelilingnya saat ini.
Heechul dengan ekspresi wajah seolah menyepelekan, “Apa kataku, lebih
baik kalau kita tidak hanya pergi ke pantai, kan? Ada banyak tempat bagus di
Pulau Jeju!” Heechul membanggakan diri lagi.
Yumi mencibir, “Iya, kau benar!” timpal Yumi sedikit sebal pada Heechul.
“Hih, dasar!” protes Heechul. “Hei, Kim Heechul! Apa kau tahu tempat yang ada
kincirnya? Itu, yang dipakai syuting drama Secret Garden. Apa kau tahu?” tanya
Yumi semangat sekali.
“Iya, aku tahu. Memangnya kenapa?” Heechul tidak bersemangat sama
sekali untuk mendengarkan celotehan gadis itu. “Bawa aku kesana, ya! Ayolah!
Kumohon!” pinta Yumi penuh harap. Beruntung Heechul mau menuruti permintaannya
kali ini.
“Hei, ayo kita berfoto!” seru Yumi yang langsung merempet pada Heechul.
Mereka mengabadikan beberapa momen menggunakan kamera ponsel.
Selanjutnya...
“Tempat apa ini?” tanya Yumi. “Kau akan tahu kalau sudah masuk ke
dalam,” jawab Heechul. “Kim Heechul! Ini, kan Museum Teddy Bear yang di drama
Princess Hours itu. Benar, kan?” seru Yumi yang benar-benar kegirangan. Baru
kali ini Yumi dibuat bahagia oleh namja itu. Lagi-lagi mereka merekam
dan memotret momen mereka berdua. Yumi benar-benar kegirangan, rasa-rasanya
sampai tidak ingin pulang dari pulau yang indah itu.
“Heechul-ssi, terima kasih. Aku senang sekali kau mengajakku ke
tempat-tempat indah ini,” Yumi merangkul sebelah lengan Heechul dengan gemas. Heechul
sedikit salah tingkah melihat lengannya digandeng seperti itu oleh Yumi, “Hei,
lepaskan tanganmu!” pinta Heechul dengan sindrom pangerannya. Yumi lantas
melepaskan tangannya dari tubuh Heechul seraya ia mengerucutkan bibirnya.
“Jangan besar kepala dulu! Aku melakukannya bukan untukmu. Memang aku
sedang ingin berjalan-jalan saja,” elak Heechul. “Hih, kau ini tidak bisakah
seramah Lee Donghae!” Yumi yang kesal lantas berbalik badan hendak meninggalkan
Heechul, tapi naas lantai yang licin membuatnya hampir terpeleset. Dengan Sigap
Heechul menahan tubuh Yumi dari belakang dengan cara memeluknya.
DEG!
Keduanya terdiam dan sedikit terbelalak dalam posisi tersebut. Heechul
merasakan jantungnya yang berdetak dengan sangat cepat, begitu juga dengan Yumi
saat ini. “Lain kali berhati-hatilah,” ucap Heechul sedikit lirih. Yumi membuat
Heechul melepaskan dirinya lantas membenarkan posisi tubuhnya dan berbalik pada
namja itu. “Gomawo,” ucap Yumi yang masih sedikit kikuk.
Di sebuah taman, Yumi dan Heechul duduk berdampingan. Hari ini Yumi
berniat untuk mengatakan niatnya keluar dari rumah namja itu. “Semalam
kau bilang ada yang ingin kau katakan,” kata Heechul memulai pembicaraan.
“Iya. Kim Heechul. Eh, maksudku Tuan Muda Kim Heechul. Aku... bolehkah
aku tidak tinggal di rumahmu? Tapi aku berjanji akan tetap bekerja dengan baik
dan datang tepat waktu!” kata Yumi. “Kenapa kau tiba-tiba ingin keluar?” tanya Heechul
mendadak dingin. “Aku sudah mendapatkan rumah. Ya, meskipun tidak sebesar
rumahmu,” jawab Yumi.
“Apa karena aku? Aku membuatmu tidak betah?” tanya Heechul. “Tidak! Aku
betah disana. Tapi aku tidak ingin orang lain salah paham. Heejin eonni bahkan
sampai sekarang masih mengira kita berpacaran meskipun aku sudah menjelaskannya
padanya,” terang Yumi.
“Kau tidak akan bisa bekerja dengan baik kalau tinggal di tempat lain,”
sahut Heechul. “Aku mohon! Aku hanya ingin hidup aman dan nyaman. Selama ini
pengagummu terus menggangguku. Aku tidak bisa terus seperti ini. Aku bahkan
bukan siapa-siapamu, hanya pelayan. Tapi orang itu terus saja menggangguku,”
ujar Yumi.
“Siapa yang kau maksud? Kenapa tidak kau katakan dari awal? Aku bisa
menemukan orang itu dan menghajarnya kalau kau mau,” sahut Heechul. “Tidak
usah. Mungkin kalau aku menjauh darimu semuanya akan kembali normal seperti
sedia kala,” ucap Yumi. “Jadi kau benar-benar mau pergi?” tanya Heechul yang
kemudian dibalas anggukan oleh Yumi.
***
Akhirnya aku kembali ke rumah ini. Rumah Jung Soo oppa. Aku akan
mencoba menikmati setiap perasaan rindu pada oppa, setiap kenangan yang
tertinggal di rumah ini. Tapi tiba-tiba aku teringat rumah Kim Heechul.
Orang-orang disana sangat baik padaku. Kim Heechul sedikit demi sedikit juga
mulai melunak, tapi orang itu benar-benar tidak bisa ditebak. Sifat pemarahnya
bisa muncul tiba-tiba. Hh, kenapa aku malah teringat pada orang itu, ya? -Yumi-
“Ini rumah temanmu?” tanya Donghae. Donghae membantu Yumi pindahan hari
ini. “Bukan. Rumah pacarku,” jawab Yumi. Donghae tampak bingung mendengar
jawaban Yumi. “Bukankah kalian sudah putus?” tanyanya penasaran. “Tadinya iya.
Sekarang dia sedang mengikuti wajib militer,” terang Yumi.
“Heenim tahu kau pindah kesini?” tanya Donghae. “Tidak. Dia memang tahu
tempat ini, tapi dia tidak tahu aku pindah kesini. Aku harap dia tidak usah
tahu. Eh, terima kasih kau sudah membantuku hari ini. Kau pasti
kelelahan,” kata Yumi. “Tidak apa-apa.
Aku senang bisa menolong temanku,” Donghae tersenyum. Alangkah baiknya pria
ini.
Di lain tempat, di kediaman Kim Heechul. Seperti biasanya Heechul
memainkan gadgetnya. Tapi sebenarnya ia memikirkan Yumi. Ia teringat pada Yumi
yang hari ini resmi tidak tinggal bersamanya lagi. Sesekali Heechul melihat ke
layar ponselnya. Heechul akhirnya menelpon Yumi, tetapi Yumi yang begitu
kelelahan sudah terlelap saat ini. Sementara ponselnya di setting mode diam,
jadi ia tidak tahu kalau ada yang meneleponnya.
_____
Terdengar suara ketukan berkali-kali di pintu depan. Yumi masih tidak
mendengarnya. Lagi-lagi orang itu mengetuk pintu dengan keras berkali-kali
hingga membuat Yumi terbangun. Yumi bergegas membukakan pintu sambil
mengucek-ngucek matanya yang sangat mengantuk.
Yumi sedikit membelalakan matanya saat melihat tamu yang berdiri di
hadapannya, “Kau? Dari mana kau tahu aku disini?” Yumi terkejut melihat Heechul
berdiri di hadapannya saat ini. “Aku tahu kau pasti disini,” jawab Heechul.
Yumi bisa mencium bau minuman yang berasal dari mulut Heechul. Yumi
mempersilahkan Heechul masuk. Ia membantu memapah Heechul untuk duduk di sofa
ruang tamu. “Kenapa kau pergi tanpa mengatakan apapun? Kenapa pergi begitu
saja?” Heechul meracau. “Hei, kenapa kau senang sekali minum-minum, sih?” Yumi
mengambilkan segelas air putih untuk Heechul.
“Kembalilah ke rumah,” kata Heechul setelah ia meneguk air minum yang
diberikan oleh Yumi. “Rumah siapa? Itu bukan rumahku,” jawab Yumi. “Yumi-ssi!” Heechul
tiba-tiba memegangi lengan atas Yumi dengan erat hampir seperti sebuah
cengkraman kasar.
“Lepaskan! Ini sakit!” pinta Yumi seraya meronta. “Kepalaku sakit,”
ucap Heechul. Ia kali ini memegangi kepalanya yang terasa sakit. “Tentu saja
kepalamu sakit, pasti kau minum banyak lagi hari ini!” timpal Yumi. Tapi Yumi
sedikit terkejut melihat hidung dan sebagian wajah Heechul memerah. Meskipun
berkali-kali ia melihat Heechul dalam keadaan mabuk, tapi wajah Heechul tidak
pernah sampai seperti itu.
Yumi meletakkan telapak tangannya di atas kening Heechul, “Astaga, apa
kau demam?” Yumi mendadak panik. “Aku tidak tahu. Tapi kepalaku pusing, dan
rasanya sangat dingin, makanya aku banyak minum,” terang Heechul. Rupanya Heechul
malam ini banyak minum untuk menghangatkan tubuhnya yang merasa kedinginan.
“Bagaimana ini? Ish, kenapa kau sakit malah datang ke tempatku, sih?”
Yumi geleng-geleng kepala. Terpaksa ia memapah Heechul ke dalam kamar dan
membaringkannya. Kalau ia tetap berada di sofa malah akan memperparah demamnya.
Setidaknya di dalam kamar Jung Soo lebih hangat.
“Aku akan mengompres keningmu,” kata Yumi, tapi Heechul malah menahan
tangan Yumi. “Sebentar saja, aku mau mengambil lap basah dan air hangat
untukmu,” kata Yumi. Heechul akhirnya melepaskan tangan Yumi.
Yumi kembali dengan membawa lap dan wadah berisi air hangat untuk
mengompres kening Heechul. “Sebenarnya kalau kau berada di rumahmu akan lebih
nyaman untukmu. Kau tinggal memanggil dokter pribadimu,” tutur Yumi.
“Kau saja yang merawatku,” ucap Heechul lirih. “Huh? Kau serius?” tanya
Yumi tidak yakin. Tapi Heechul tidak menjawab. Kali ini tubuhnya menggigil kedinginan.
Yumi mengeluarkan selimut tebal untuk dipakaikan pada Heechul, tapi setelah
beberapa lama ia masih juga menggigil.
Sekilas Yumi teringat pada saat Jung Soo demam, “Ini sama persis
ketika Jung Soo oppa sakit. Hanya saja saat itu aku memeluk oppa sampai oppa
merasa hangat. Tapi... aku tidak mungkin, kan memeluk dia? Aku masih ingat
betul kata-kata Jung Soo oppa saat itu,” pikir Yumi seraya memandangi
Heechul.
“Pelayan, matikan AC-nya!” pinta Heechul. Suara Heechul membuyarkan
lamunan Yumi. “Hei, tuan muda. Ini bukan rumahmu, disini tidak ada AC, tahu!
Kau benar-benar kedinginan, ya? Padahal tubuhmu panas begitu, tapi kau malah
merasa kedinginan. Sudah tahu demam malah minum-minum,” Yumi terus saja
mengomel seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.
“Kau jahat sekali mengomeli orang yang sedang sakit,” timpal Heechul
dengan suara bergetar. Yumi melirik Heechul dengan tatapan yang enggan, “Kemarikan
tanganmu!” Yumi meraih tangan Heechul dan mengusapnya bergantian supaya menjadi
hangat, “Apa sudah lebih hangat? Aku buatkan Krim Sup, ya!” tawar Yumi.
Beberapa saat setelah Yumi selesai membuat Krim Sup, ia menyuapi Heechul
perlahan-lahan. Yumi benar-benar ketakutan dengan sakitnya Heechul. Ia takut
kalau sampai Heechul kenapa-napa ia akan disalahkan nantinya.
“Sudah,” ucap Heechul. Ia sudah tidak mau menghabiskan supnya. “Habiskan!
Meskipun aku sudah pindah kau tetap saja merepotkanku. Sekarang kau harus
menghabiskan supnya! Hargai orang yang sudah membuatnya untukmu!” racau Yumi.
Yumi paling tidak suka pada orang yang suka membuang-buang makanan, tidak
menghargai makanan. Padahal di luar sana banyak orang yang tidak beruntung dan
mau melakukan apa saja agar bisa mengisi perutnya dengan makanan.
Heechul menatap wajah Yumi tanpa sepengetahuan Yumi, “Aku mengantuk,
tapi rasanya susah untuk tidur,” kali ini Heechul sudah menghabiskan supnya.
Yumi menyuapi obat untuk Heechul. Heechul kembali berbaring, “Mendekatlah...,”
pinta Heechul.
Yumi pun perlahan mendekat. Heechul langsung memeluknya dengan
tiba-tiba membuat Yumi berada dalam posisi setengah duduk di sisi tempat tidur
seraya berada di atas tubuh Heechul.
“Heechul-ssi, jangan seperti ini!” pinta Yumi yang mulai sangat gugup. “Kumohon,
sebentar saja. Rasanya lebih hangat kalau begini,” ucap Heechul yang masih
sedikit gemetaran. Suhu tubuhnya yang panas membuat Yumi ikut kepanasan juga.
“Rasanya sangat nyaman kalau seperti ini,” ucap Heechul lirih. “Nyaman
apanya? Kau sedang demam,” timpal Yumi. Heechul tidak menjawab. Rupanya ia
sudah tertidur. Akhirnya Yumi bisa bangkit dari posisinya.
***
Pagi hari di kediaman Kim Heechul.
“Tuan muda, ayah anda sudah kembali sejak semalam. Beliau menanyakan
anda. Anda dari mana saja?” Bibi Jang terlihat panik. Heechul baru saja tiba
bersama dengan Yumi. Mendengar Tuan besar Kim Jaebum sudah kembali membuat Yumi
sedikit gugup.
“Ayahmu sudah kembali?” tanya Yumi pada Heechul untuk lebih meyakinkan
dirinya. Heechul mengangguk, “Kau tidak usah takut. Ada aku disini,” kata Heechul
mencoba menenangkan Yumi. Tapi dari kata-kata Heechul itu malah membuat Yumi semakin
gugup dan takut.
“Anakku! Kemana saja kau?” Tuan Kim Jaebum datang menyapa Heechul.
Rupanya Bibi Jang langsung memberitahu Tuan Besar kalau Heechul sudah kembali. Heebum
kucing piaraan di rumah ini berlari mendekati kaki Tuan Kim. Pria itu langsung
mengangkat tubuh Heebum dan menaruhnya dalam gendongannya.
“Ow, rupanya dia... Ayumi yang mendapat bea siswa itu, kan? Dia
pacarmu?” tanya Tuan Kim saat melihat Yumi bersama dengan Heechul. “Selamat
pagi, Tuan Besar! Aku Yumi,” Yumi memberi salam pada Tuan Kim. “Selamat pagi.
Jadi, semalam Heechul menginap di rumahmu?” tanya Tuan Kim.
Yumi merasa tidak enak pada tuannya, “Bukan! Bukan seperti yang tuan
pikirkan. Heechul-ssi datang ke rumahku dalam keadaan demam, jadi aku hanya
berusaha membantu merawatnya semalam,” terang Yumi yang sangat panik karena
takut dimarahi oleh Tuan Kim.
“Oh, santai saja! Kau seperti takut aku akan memakanmu saja,” Tuan Kim
terkekeh. Yumi tertunduk karena masih merasa sungkan pada Tuan Kim. Ia tidak
berani melihat wajah Tuan Kim lebih lama.
“Ayo, duduk! Ayah ingin mengobrol dengan anak ayah. Kau juga Yumi-ssi,”
ajak Tuan Kim. Ketiganya sekarang duduk di sofa ruang keluarga. “Ayah sudah
mendengar skandal kalian dari Choi Siwon. Ayah dan ibumu bisa mengerti semangat
kalian sebagai anak muda. Tapi dari pada kalian terus membuat skandal yang
memalukan lebih baik kalian resmikan saja hubungan kalian,” kata Tuan Kim
seraya duduk sambil mengusap-usap kucing kesayangannya yang sejak tadi tidak
pernah lepas dari gendongannya.
“Tapi...,” Yumi panik. Heechul memegangi tangan Yumi sebagai tanda agar
tidak memotong kata-kata ayahnya.
“Heechul, kau kelak akan menjadi penerusku. Tidak apa-apa kalau kau
bisa mendapatkan pendamping dari sekarang. Lagi pula ayah sudah tahu betul
bagaimana prestasi Yumi-ssi selama ini. Ayah mendukung kalian. Dengan begitu
keluarga tahu kalau putra kami yang selama ini sangat dingin ternyata normal.
Dan Yumi-ssi, aku dengar kau yatim piatu. Apa kau benar-benar tidak memiliki
sanak saudara di Indonesia atau disini?” tanya Tuan Kim.
“Tidak ada, tuan...,” jawab Yumi seraya tertunduk.
“Ayah, apa maksud ayah dengan mengatakan itu? Tentu saja aku normal!”
protes Heechul. “Normal apanya? Sebagai laki-laki kau terlalu cantik seperti
wanita, kulitmu terlalu putih dan halus. Kau tidak suka permainan dan olahraga
laki-laki. Kau juga menolak untuk dijodohkan dengan Jessi padahal dia cantik,
kau malah bilang kalau kau lebih cantik darinya. Kau bahkan belum pernah
terlihat bersama seorang wanita sebelum kau mengenal Yumi. Makanya ayah dan
ibumu senang mendengar kau sekarang memiliki pacar seorang wanita. Kami kira
kau berpacaran dengan Kyuhyun dan Donghae selama ini. Ayah juga sudah mendengar
dari kakakmu bagaimana kau memperlakukan Yumi,” ujar Tuan Kim panjang lebar.
“Ayah, sudahlah!” protes Heechul. Heechul tidak ingin ayahnya lebih
mempermalukan dirinya lagi di hadapan Yumi.
Yumi tertegun setelah mendengar Tuan Kim menyebut nama Jessi. “Heechul
dengan Jessi? Jessi model majalah itu?” Yumi penasaran apakah Jessi yang
dimaksud Tuan Kim adalah Jessi yang selama ini meneror dirinya.
“Iya! Kau kenal dengan Jessi? Hm, kalau ternyata kalian menolak
bertunangan, berarti terpaksa ayah akan menjodohkan Heechul lagi dengan Jessi,”
ucap ayah lantang. “Tidak ayah! Aku akan bertunangan dengan Yumi!” jawab Heechul
mantap.
“Apa? Hei! Tapi kenapa aku?” protes Yumi yang terjebak dengan keadaan
yang sungguh diluar dugaan. “Diamlah. Dari pada harus menikah dengan wanita
aneh itu lebih baik aku menikah denganmu,” sahut Heechul yang sudah kehilangan
akalnya.
Ayah tertawa mendengar pernyataan Heechul, “Bagus kalau begitu,
sekarang kita semua sudah sepakat!” Tuan Kim terkekeh lantas meninggalkan Heechul
dan Yumi dengan membawa Heebum digendongannya.
Heechul hanya bisa diam mematung, berbeda dengan Yumi yang benar-benar
panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia benar-benar ingin mengacak-ngacak
wajah Heechul saat ini. Heechul meninggalkan Yumi ke dalam kamar. Yumi berlari
menyusulnya. Sekarang keduanya berada di dalam kamar Heechul.
“Apa lagi yang kau coba lakukan, huh? Kenapa mengambil keputusan tanpa
memikirkan perasaanku?” protes Yumi. Sekarang ini Yumi rasanya benar-benar
ingin menjambak rambut gondrongnya Heechul untuk melampiaskan kekesalannya.
Heechul terlihat lebih tenang, “Aku tidak ada pilihan lain. Lagi pula
tidak ada ruginya kau menikah denganku,” jawab Heechul. Yumi melotot, “Heechul-ssi!
Ini tidaklah semudah pikiranmu itu! Aku sudah bertunangan!” seru Yumi. Gadis
itu terlihat hampir frustasi kali ini.
Heechul terperangah mendengar pengakuan Yumi, “Apa katamu? Tidak
mungkin. Dengan siapa? Bukankah kau sudah dicampakkan?” tanya Heechul penasaran
sekaligus tidak percaya. Yumi mendengus kesal, “Tentu saja dengan pacarku! Aku
dan Jung Soo oppa sudah bertunangan. Kami akan menikah setelah dia selesai
menjalani tugas militernya,” terang Yumi.
“Tidak mungkin. Kenapa jadi seperti ini masalahnya?” Heechul menunduk
dan mengacak-ngacak rambutnya sendiri. Ia benar-benar dalam masalah. Tapi
sampai matipun ia tidak akan mau berjodoh dengan Jessi si anak manja dan angkuh
itu. Selain itu, ia juga sekarang telah jatuh hati pada gadis pelayannya
sendiri. Namun, setelah mendengar pengakuan gadis itu bahwa ia telah
bertunangan dengan kekasihnya, itu cukup membuat Heechul merasa frustasi.
Yumi lantas duduk di sebelah Heechul, “Salahmu sendiri selalu berbuat semaumu!”
rutuk Yumi. Ia memandangi namja di sebelahnya dengan tatapan sinis dan
sebal. Heechul menoleh pada Yumi, “Kenapa kau tidak bilang, huh? Tapi aku juga
tidak mau menikah dengan yeoja seperti Jessi. Tidak ada cara lain lagi.
Ya, kita harus berpura-pura berpacaran dan menerima pertunangan itu. Kau harus
berpura-pura. Kau mau, kan?” paksa Heechul.
Lagi-lagi Yumi dibuat terbelalak oleh ide bodoh Kim Heechul, “Apa? Aku
tidak mau! Kenapa kau selalu saja membuat segalanya bertambah rumit, huh? Kau,
kan tinggal bilang saja pada ayahmu kalau kau keberatan dijodohkan dengan
Jessi. Begitu saja apa susahnya, sih?” omel Yumi seraya meninju lengan Heechul.
“Ayolah! Ini tidaklah semudah yang kau pikirkan. Setidaknya pacarmu
yang sedang wajib militer itu tidak akan tahu. Lagi pula kita tidak akan sampai
menikah! Yumi-ssi, kali ini aku benar-benar memohon padamu. Kau tidak tahu yeoja
seperti apa yang bernama Jessi itu,” sahut Heechul mencoba meyakinkan Yumi. “Aku
tahu. Justru karena aku tahu makanya aku tidak mau. Dia itu selalu menerorku.
Dia juga yang melukai kepalaku saat malam perayaan ulang tahun kampus,” terang
Yumi.
“Apa? Nah, karena kau sudah tahu dia yeoja jahat seharusnya kau
mau menolongku, kan? Aku janji tidak akan lama, tidak akan sampai menikah.
Mungkin sampai kita bertunangan saja. Sampai aku putuskan berakhir maka
semuanya berakhir. Sebagai gantinya aku akan memberikan apapun yang kau mau.
Kau setuju, kan?” ujar Heechul. Namja ini mencoba membuat kesepakatan
dengan Yumi.
Yumi tampak berpikir, “Aku takut Jessi akan membunuhku. Aku takut In
Young eonni dan ibunya Jung Soo Oppa akan salah paham suatu saat nanti. Lagi
pula kau juga selalu mengasariku,” tutur Yumi yang juga ingin mencari aman.
“Aku janji akan merubah sikapku! Aku sudah mengatakannya sebelumnya,
kan? Ok, aku juga akan membayar semua biaya kuliahmu dan kau juga tidak perlu
lagi bekerja di rumah ini. Kalau kau perlu apa-apa kau bisa bilang padaku. Aku
janji akan membahagiakanmu selama denganku!” seru Heechul seraya memohon.
Yumi tertawa meledek, “Membahagiakan? Sudahlah, jangan berlebihan.
Seolah-olah kita benar-benar akan menikah saja,” ucap Yumi jengkel. “Lalu
bagaimana?” tanya Heechul lagi terkesan memaksa.
Yumi menghela nafas, “Baiklah. Tapi jangan sampai kau menyentuhku! Aku
bisa membantumu asalkan cukup status palsu saja! Aku tidak ingin terlalu banyak
berbohong,” sahut Yumi. “Setuju!” seru Heechul gembira. Mereka berjabat tangan
sebagai tanda kesepakatan mereka.
_____
Di sebuah kafe milik keluarga Kyuhyun. Para Prince biasa berkumpul di
kafe itu. Heechul meminta Kyuhyun dan Donghae untuk bertemu. Ia membutuhkan
teman untuk berbagi cerita. “Apa? Kau dan Yumi akan bertunangan? Mana mungkin?”
Donghae tersentak mendengar berita itu langsung dari mulut Heechul.
“Hei, Donghae! Jangan berlebihan begitu. Heenim bilang, kan hanya
pura-pura,” timpal Kyuhyun. “Bagaimana bisa kau melibatkan Yumi dalam permainan
seperti ini, huh? Dia tidak mungkin menerimanya, kan?” tanya Donghae sedikit
kesal.
“Kami sudah membuat perjanjian dan dia setuju,” ujar Heechul. “Apa?
Tidak mungkin!” Donghae masih belum bisa menerimanya. “Donghae-ya, kau harus
merelakan yeojamu diambil Heenim,” goda Kyuhyun seraya terkekeh. Heenim
terkejut dengan kata-kata Kyuhyun. Matanya langsung tertuju pada Donghae dengan
tatapan yang aneh dan terkesan menyelidik.
“Apa maksudnya? Bagaimana bisa dia jadi yeojaku? Kau ini
mengada-ada! Sejak awal aku menganggap Yumi hanya sebagai temanku,” kilah Donghae
yang entah kenapa terlihat gugup. Heechul jadi merasa tidak nyaman dengan
perbincangan ini. “Kalin berdua ini...,” ucap Kyuhyun tanpa melanjutkan
ucapannya. “Aku harus pergi. Aku harap kalian jangan membocorkan rahasia ini,”
pinta Heechul.
***
Satu bulan kemudian.
Yumi memandangi sebuah kotak kecil dengan cincin di dalamnya. Cincin
itu adalah cincin pertunangan yang diberikan Jung Soo padanya. Terpaksa Yumi
harus menyimpannya kembali dalam kotaknya karena ia harus memakai cincin
pemberian Heechul. Yumi merasa bersalah pada Jung Soo karena harus melakukan
ini, tapi ia berharap ini tidak akan lama. Meskipun yang melingkar di jari
manisnya kini adalah cincin milik Heechul, tapi yang mengikat hati Yumi tetap hanya
Jung Soo seorang.
Tanpa terasa sudah satu bulan lamanya ia dan Heechul bersandiwara
sebagai pasangan kekasih. Selama itu pula teror di kampus terus berdatangan pada
Yumi. Jessi, gadis jahat itu bahkan pernah menyewa beberapa preman untuk
mencelakai Yumi, untung saja Yumi memiliki tiga pria penyelamat sehingga ia
bisa bebas dari tangan preman-preman itu.
Yumi yang sekarang bukan lagi Yumi yang dulu. Kim Heechul mendandani
Yumi seperti layaknya tunangannya yang sebenarnya. Yumi menjadi lebih menawan
dan elegan. Ini semua dilakukan agar orang lain tidak ada yang curiga. Tapi
Yumi masih cemas kalau-kalau berita pertunangannya ini sampai ke telinga
keluarga Park Jung Soo, tunangan Yumi yang sebenarnya.
“Kau sedang apa? Aku menunggu di mobil sejak tadi, kau tidak
mendengarku memberi klakson berkali-kali, ya?” tanya Heechul yang tiba-tiba
muncul di depan pintu kamar Yumi, lebih tepatnya kamar Jung Soo.
Lamunan Yumi akhirnya buyar, “Maaf, aku tidak dengar. Kau kenapa masuk
begitu saja? Tidak sopan!” protes Yumi. “Ini, kan rumah tunanganku. Aku bebas
keluar masuk semauku,” timpal Heechul seenaknya. Heechul yang sekarang sudah
jauh berbeda dengan Heechul yang dulu. Ia jauh lebih tenang, dan tidak
menggunakan nada tinggi lagi ketika berbicara dengan orang lain. Ia sudah tidak
seangkuh dulu.
“Enak saja! Ini juga rumah tunanganku, tahu!” timpal Yumi. “Iya. Iya.
Tidak usah diingatkan lagi, aku juga sudah tahu,” sahut Heechul. “Ayo, kita
berangkat. Aku tidak mau telat masuk kuliah gara-gara berdebat denganmu,” seru
Yumi. Tiba-tiba saja reaksi wajah Yumi berubah seperti orang yang terkejut
karena saat melihat ke pintu Park In Young telah berdiri disana. Entah sejak
kapan wanita itu ada disana. Matanya berkaca-kaca.
“Kak...,” ucap Yumi dengan suara tertahan. In Young menangis. Ia
mengabarkan sesuatu yang buruk telah menimpa Jung Soo, adiknya. Seketika itu
juga tubuh Yumi melemas. Ia terjatuh dengan lutut yang mendarat di lantai lebih
dulu.
PART 8
PART 10
PART 8
PART 10
Buat yang baca, minta komentarnya,
ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas
author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf
kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain.
Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang
yang senang membaca fanfic =)
Gomawo chingu! =)
0 komentar:
Posting Komentar