Sabtu, 08 Maret 2014

Fanfic Super Junior: Yeppeun Namja Part 9

Judul                     : Yeppeun Namja
Genre                   : Drama, Romantic
Author                  : Lee Ara
Cast                      : Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Aerin, Yesung, Jessica



“Wah, tempat ini indah sekali! Heechul-ssi, dari mana kau tahu tempat seperti ini? Sepertinya aku pernah melihat taman ini di serial drama Korea,” Yumi terkekeh. Ia benar-benar takjub dengan pemandangan yang dilihatnya, taman yang penuh dengan bunga-bunga berwarna kuning. Yumi tidak henti-hentinya tersenyum saking takjubnya pada pemandangan di sekelilingnya saat ini.
Heechul dengan ekspresi wajah seolah menyepelekan, “Apa kataku, lebih baik kalau kita tidak hanya pergi ke pantai, kan? Ada banyak tempat bagus di Pulau Jeju!” Heechul membanggakan diri lagi.
Yumi mencibir, “Iya, kau benar!” timpal Yumi sedikit sebal pada Heechul. “Hih, dasar!” protes Heechul. “Hei, Kim Heechul! Apa kau tahu tempat yang ada kincirnya? Itu, yang dipakai syuting drama Secret Garden. Apa kau tahu?” tanya Yumi semangat sekali.
“Iya, aku tahu. Memangnya kenapa?” Heechul tidak bersemangat sama sekali untuk mendengarkan celotehan gadis itu. “Bawa aku kesana, ya! Ayolah! Kumohon!” pinta Yumi penuh harap. Beruntung Heechul mau menuruti permintaannya kali ini.
“Hei, ayo kita berfoto!” seru Yumi yang langsung merempet pada Heechul. Mereka mengabadikan beberapa momen menggunakan kamera ponsel.
Selanjutnya...
“Tempat apa ini?” tanya Yumi. “Kau akan tahu kalau sudah masuk ke dalam,” jawab Heechul. “Kim Heechul! Ini, kan Museum Teddy Bear yang di drama Princess Hours itu. Benar, kan?” seru Yumi yang benar-benar kegirangan. Baru kali ini Yumi dibuat bahagia oleh namja itu. Lagi-lagi mereka merekam dan memotret momen mereka berdua. Yumi benar-benar kegirangan, rasa-rasanya sampai tidak ingin pulang dari pulau yang indah itu.
“Heechul-ssi, terima kasih. Aku senang sekali kau mengajakku ke tempat-tempat indah ini,” Yumi merangkul sebelah lengan Heechul dengan gemas. Heechul sedikit salah tingkah melihat lengannya digandeng seperti itu oleh Yumi, “Hei, lepaskan tanganmu!” pinta Heechul dengan sindrom pangerannya. Yumi lantas melepaskan tangannya dari tubuh Heechul seraya ia mengerucutkan bibirnya.
“Jangan besar kepala dulu! Aku melakukannya bukan untukmu. Memang aku sedang ingin berjalan-jalan saja,” elak Heechul. “Hih, kau ini tidak bisakah seramah Lee Donghae!” Yumi yang kesal lantas berbalik badan hendak meninggalkan Heechul, tapi naas lantai yang licin membuatnya hampir terpeleset. Dengan Sigap Heechul menahan tubuh Yumi dari belakang dengan cara memeluknya.
DEG!
Keduanya terdiam dan sedikit terbelalak dalam posisi tersebut. Heechul merasakan jantungnya yang berdetak dengan sangat cepat, begitu juga dengan Yumi saat ini. “Lain kali berhati-hatilah,” ucap Heechul sedikit lirih. Yumi membuat Heechul melepaskan dirinya lantas membenarkan posisi tubuhnya dan berbalik pada namja itu. “Gomawo,” ucap Yumi yang masih sedikit kikuk.
Di sebuah taman, Yumi dan Heechul duduk berdampingan. Hari ini Yumi berniat untuk mengatakan niatnya keluar dari rumah namja itu. “Semalam kau bilang ada yang ingin kau katakan,” kata Heechul memulai pembicaraan.
“Iya. Kim Heechul. Eh, maksudku Tuan Muda Kim Heechul. Aku... bolehkah aku tidak tinggal di rumahmu? Tapi aku berjanji akan tetap bekerja dengan baik dan datang tepat waktu!” kata Yumi. “Kenapa kau tiba-tiba ingin keluar?” tanya Heechul mendadak dingin. “Aku sudah mendapatkan rumah. Ya, meskipun tidak sebesar rumahmu,” jawab Yumi.
“Apa karena aku? Aku membuatmu tidak betah?” tanya Heechul. “Tidak! Aku betah disana. Tapi aku tidak ingin orang lain salah paham. Heejin eonni bahkan sampai sekarang masih mengira kita berpacaran meskipun aku sudah menjelaskannya padanya,” terang Yumi.
“Kau tidak akan bisa bekerja dengan baik kalau tinggal di tempat lain,” sahut Heechul. “Aku mohon! Aku hanya ingin hidup aman dan nyaman. Selama ini pengagummu terus menggangguku. Aku tidak bisa terus seperti ini. Aku bahkan bukan siapa-siapamu, hanya pelayan. Tapi orang itu terus saja menggangguku,” ujar Yumi.
“Siapa yang kau maksud? Kenapa tidak kau katakan dari awal? Aku bisa menemukan orang itu dan menghajarnya kalau kau mau,” sahut Heechul. “Tidak usah. Mungkin kalau aku menjauh darimu semuanya akan kembali normal seperti sedia kala,” ucap Yumi. “Jadi kau benar-benar mau pergi?” tanya Heechul yang kemudian dibalas anggukan oleh Yumi.


***

Akhirnya aku kembali ke rumah ini. Rumah Jung Soo oppa. Aku akan mencoba menikmati setiap perasaan rindu pada oppa, setiap kenangan yang tertinggal di rumah ini. Tapi tiba-tiba aku teringat rumah Kim Heechul. Orang-orang disana sangat baik padaku. Kim Heechul sedikit demi sedikit juga mulai melunak, tapi orang itu benar-benar tidak bisa ditebak. Sifat pemarahnya bisa muncul tiba-tiba. Hh, kenapa aku malah teringat pada orang itu, ya? -Yumi-
“Ini rumah temanmu?” tanya Donghae. Donghae membantu Yumi pindahan hari ini. “Bukan. Rumah pacarku,” jawab Yumi. Donghae tampak bingung mendengar jawaban Yumi. “Bukankah kalian sudah putus?” tanyanya penasaran. “Tadinya iya. Sekarang dia sedang mengikuti wajib militer,” terang Yumi.
“Heenim tahu kau pindah kesini?” tanya Donghae. “Tidak. Dia memang tahu tempat ini, tapi dia tidak tahu aku pindah kesini. Aku harap dia tidak usah tahu. Eh, terima kasih kau sudah membantuku hari ini. Kau pasti kelelahan,”  kata Yumi. “Tidak apa-apa. Aku senang bisa menolong temanku,” Donghae tersenyum. Alangkah baiknya pria ini.
Di lain tempat, di kediaman Kim Heechul. Seperti biasanya Heechul memainkan gadgetnya. Tapi sebenarnya ia memikirkan Yumi. Ia teringat pada Yumi yang hari ini resmi tidak tinggal bersamanya lagi. Sesekali Heechul melihat ke layar ponselnya. Heechul akhirnya menelpon Yumi, tetapi Yumi yang begitu kelelahan sudah terlelap saat ini. Sementara ponselnya di setting mode diam, jadi ia tidak tahu kalau ada yang meneleponnya.
_____
Terdengar suara ketukan berkali-kali di pintu depan. Yumi masih tidak mendengarnya. Lagi-lagi orang itu mengetuk pintu dengan keras berkali-kali hingga membuat Yumi terbangun. Yumi bergegas membukakan pintu sambil mengucek-ngucek matanya yang sangat mengantuk.
Yumi sedikit membelalakan matanya saat melihat tamu yang berdiri di hadapannya, “Kau? Dari mana kau tahu aku disini?” Yumi terkejut melihat Heechul berdiri di hadapannya saat ini. “Aku tahu kau pasti disini,” jawab Heechul.
Yumi bisa mencium bau minuman yang berasal dari mulut Heechul. Yumi mempersilahkan Heechul masuk. Ia membantu memapah Heechul untuk duduk di sofa ruang tamu. “Kenapa kau pergi tanpa mengatakan apapun? Kenapa pergi begitu saja?” Heechul meracau. “Hei, kenapa kau senang sekali minum-minum, sih?” Yumi mengambilkan segelas air putih untuk Heechul.
“Kembalilah ke rumah,” kata Heechul setelah ia meneguk air minum yang diberikan oleh Yumi. “Rumah siapa? Itu bukan rumahku,” jawab Yumi. “Yumi-ssi!” Heechul tiba-tiba memegangi lengan atas Yumi dengan erat hampir seperti sebuah cengkraman kasar.
“Lepaskan! Ini sakit!” pinta Yumi seraya meronta. “Kepalaku sakit,” ucap Heechul. Ia kali ini memegangi kepalanya yang terasa sakit. “Tentu saja kepalamu sakit, pasti kau minum banyak lagi hari ini!” timpal Yumi. Tapi Yumi sedikit terkejut melihat hidung dan sebagian wajah Heechul memerah. Meskipun berkali-kali ia melihat Heechul dalam keadaan mabuk, tapi wajah Heechul tidak pernah sampai seperti itu.
Yumi meletakkan telapak tangannya di atas kening Heechul, “Astaga, apa kau demam?” Yumi mendadak panik. “Aku tidak tahu. Tapi kepalaku pusing, dan rasanya sangat dingin, makanya aku banyak minum,” terang Heechul. Rupanya Heechul malam ini banyak minum untuk menghangatkan tubuhnya yang merasa kedinginan.
“Bagaimana ini? Ish, kenapa kau sakit malah datang ke tempatku, sih?” Yumi geleng-geleng kepala. Terpaksa ia memapah Heechul ke dalam kamar dan membaringkannya. Kalau ia tetap berada di sofa malah akan memperparah demamnya. Setidaknya di dalam kamar Jung Soo lebih hangat.
“Aku akan mengompres keningmu,” kata Yumi, tapi Heechul malah menahan tangan Yumi. “Sebentar saja, aku mau mengambil lap basah dan air hangat untukmu,” kata Yumi. Heechul akhirnya melepaskan tangan Yumi.
Yumi kembali dengan membawa lap dan wadah berisi air hangat untuk mengompres kening Heechul. “Sebenarnya kalau kau berada di rumahmu akan lebih nyaman untukmu. Kau tinggal memanggil dokter pribadimu,” tutur Yumi.
“Kau saja yang merawatku,” ucap Heechul lirih. “Huh? Kau serius?” tanya Yumi tidak yakin. Tapi Heechul tidak menjawab. Kali ini tubuhnya menggigil kedinginan. Yumi mengeluarkan selimut tebal untuk dipakaikan pada Heechul, tapi setelah beberapa lama ia masih juga menggigil.
Sekilas Yumi teringat pada saat Jung Soo demam, “Ini sama persis ketika Jung Soo oppa sakit. Hanya saja saat itu aku memeluk oppa sampai oppa merasa hangat. Tapi... aku tidak mungkin, kan memeluk dia? Aku masih ingat betul kata-kata Jung Soo oppa saat itu,” pikir Yumi seraya memandangi Heechul.
“Pelayan, matikan AC-nya!” pinta Heechul. Suara Heechul membuyarkan lamunan Yumi. “Hei, tuan muda. Ini bukan rumahmu, disini tidak ada AC, tahu! Kau benar-benar kedinginan, ya? Padahal tubuhmu panas begitu, tapi kau malah merasa kedinginan. Sudah tahu demam malah minum-minum,” Yumi terus saja mengomel seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.
“Kau jahat sekali mengomeli orang yang sedang sakit,” timpal Heechul dengan suara bergetar. Yumi melirik Heechul dengan tatapan yang enggan, “Kemarikan tanganmu!” Yumi meraih tangan Heechul dan mengusapnya bergantian supaya menjadi hangat, “Apa sudah lebih hangat? Aku buatkan Krim Sup, ya!” tawar Yumi.
Beberapa saat setelah Yumi selesai membuat Krim Sup, ia menyuapi Heechul perlahan-lahan. Yumi benar-benar ketakutan dengan sakitnya Heechul. Ia takut kalau sampai Heechul kenapa-napa ia akan disalahkan nantinya.
“Sudah,” ucap Heechul. Ia sudah tidak mau menghabiskan supnya. “Habiskan! Meskipun aku sudah pindah kau tetap saja merepotkanku. Sekarang kau harus menghabiskan supnya! Hargai orang yang sudah membuatnya untukmu!” racau Yumi. Yumi paling tidak suka pada orang yang suka membuang-buang makanan, tidak menghargai makanan. Padahal di luar sana banyak orang yang tidak beruntung dan mau melakukan apa saja agar bisa mengisi perutnya dengan makanan.
Heechul menatap wajah Yumi tanpa sepengetahuan Yumi, “Aku mengantuk, tapi rasanya susah untuk tidur,” kali ini Heechul sudah menghabiskan supnya. Yumi menyuapi obat untuk Heechul. Heechul kembali berbaring, “Mendekatlah...,” pinta Heechul.
Yumi pun perlahan mendekat. Heechul langsung memeluknya dengan tiba-tiba membuat Yumi berada dalam posisi setengah duduk di sisi tempat tidur seraya berada di atas tubuh Heechul.
“Heechul-ssi, jangan seperti ini!” pinta Yumi yang mulai sangat gugup. “Kumohon, sebentar saja. Rasanya lebih hangat kalau begini,” ucap Heechul yang masih sedikit gemetaran. Suhu tubuhnya yang panas membuat Yumi ikut kepanasan juga.
“Rasanya sangat nyaman kalau seperti ini,” ucap Heechul lirih. “Nyaman apanya? Kau sedang demam,” timpal Yumi. Heechul tidak menjawab. Rupanya ia sudah tertidur. Akhirnya Yumi bisa bangkit dari posisinya.

***


Pagi hari di kediaman Kim Heechul.
“Tuan muda, ayah anda sudah kembali sejak semalam. Beliau menanyakan anda. Anda dari mana saja?” Bibi Jang terlihat panik. Heechul baru saja tiba bersama dengan Yumi. Mendengar Tuan besar Kim Jaebum sudah kembali membuat Yumi sedikit gugup.
“Ayahmu sudah kembali?” tanya Yumi pada Heechul untuk lebih meyakinkan dirinya. Heechul mengangguk, “Kau tidak usah takut. Ada aku disini,” kata Heechul mencoba menenangkan Yumi. Tapi dari kata-kata Heechul itu malah membuat Yumi semakin gugup dan takut.
“Anakku! Kemana saja kau?” Tuan Kim Jaebum datang menyapa Heechul. Rupanya Bibi Jang langsung memberitahu Tuan Besar kalau Heechul sudah kembali. Heebum kucing piaraan di rumah ini berlari mendekati kaki Tuan Kim. Pria itu langsung mengangkat tubuh Heebum dan menaruhnya dalam gendongannya.
“Ow, rupanya dia... Ayumi yang mendapat bea siswa itu, kan? Dia pacarmu?” tanya Tuan Kim saat melihat Yumi bersama dengan Heechul. “Selamat pagi, Tuan Besar! Aku Yumi,” Yumi memberi salam pada Tuan Kim. “Selamat pagi. Jadi, semalam Heechul menginap di rumahmu?” tanya Tuan Kim.
Yumi merasa tidak enak pada tuannya, “Bukan! Bukan seperti yang tuan pikirkan. Heechul-ssi datang ke rumahku dalam keadaan demam, jadi aku hanya berusaha membantu merawatnya semalam,” terang Yumi yang sangat panik karena takut dimarahi oleh Tuan Kim.
“Oh, santai saja! Kau seperti takut aku akan memakanmu saja,” Tuan Kim terkekeh. Yumi tertunduk karena masih merasa sungkan pada Tuan Kim. Ia tidak berani melihat wajah Tuan Kim lebih lama.
“Ayo, duduk! Ayah ingin mengobrol dengan anak ayah. Kau juga Yumi-ssi,” ajak Tuan Kim. Ketiganya sekarang duduk di sofa ruang keluarga. “Ayah sudah mendengar skandal kalian dari Choi Siwon. Ayah dan ibumu bisa mengerti semangat kalian sebagai anak muda. Tapi dari pada kalian terus membuat skandal yang memalukan lebih baik kalian resmikan saja hubungan kalian,” kata Tuan Kim seraya duduk sambil mengusap-usap kucing kesayangannya yang sejak tadi tidak pernah lepas dari gendongannya.
“Tapi...,” Yumi panik. Heechul memegangi tangan Yumi sebagai tanda agar tidak memotong kata-kata ayahnya.
“Heechul, kau kelak akan menjadi penerusku. Tidak apa-apa kalau kau bisa mendapatkan pendamping dari sekarang. Lagi pula ayah sudah tahu betul bagaimana prestasi Yumi-ssi selama ini. Ayah mendukung kalian. Dengan begitu keluarga tahu kalau putra kami yang selama ini sangat dingin ternyata normal. Dan Yumi-ssi, aku dengar kau yatim piatu. Apa kau benar-benar tidak memiliki sanak saudara di Indonesia atau disini?” tanya Tuan Kim.
“Tidak ada, tuan...,” jawab Yumi seraya tertunduk.
“Ayah, apa maksud ayah dengan mengatakan itu? Tentu saja aku normal!” protes Heechul. “Normal apanya? Sebagai laki-laki kau terlalu cantik seperti wanita, kulitmu terlalu putih dan halus. Kau tidak suka permainan dan olahraga laki-laki. Kau juga menolak untuk dijodohkan dengan Jessi padahal dia cantik, kau malah bilang kalau kau lebih cantik darinya. Kau bahkan belum pernah terlihat bersama seorang wanita sebelum kau mengenal Yumi. Makanya ayah dan ibumu senang mendengar kau sekarang memiliki pacar seorang wanita. Kami kira kau berpacaran dengan Kyuhyun dan Donghae selama ini. Ayah juga sudah mendengar dari kakakmu bagaimana kau memperlakukan Yumi,” ujar Tuan Kim panjang lebar.
“Ayah, sudahlah!” protes Heechul. Heechul tidak ingin ayahnya lebih mempermalukan dirinya lagi di hadapan Yumi.
Yumi tertegun setelah mendengar Tuan Kim menyebut nama Jessi. “Heechul dengan Jessi? Jessi model majalah itu?” Yumi penasaran apakah Jessi yang dimaksud Tuan Kim adalah Jessi yang selama ini meneror dirinya.
“Iya! Kau kenal dengan Jessi? Hm, kalau ternyata kalian menolak bertunangan, berarti terpaksa ayah akan menjodohkan Heechul lagi dengan Jessi,” ucap ayah lantang. “Tidak ayah! Aku akan bertunangan dengan Yumi!” jawab Heechul mantap.
“Apa? Hei! Tapi kenapa aku?” protes Yumi yang terjebak dengan keadaan yang sungguh diluar dugaan. “Diamlah. Dari pada harus menikah dengan wanita aneh itu lebih baik aku menikah denganmu,” sahut Heechul yang sudah kehilangan akalnya.
Ayah tertawa mendengar pernyataan Heechul, “Bagus kalau begitu, sekarang kita semua sudah sepakat!” Tuan Kim terkekeh lantas meninggalkan Heechul dan Yumi dengan membawa Heebum digendongannya.
Heechul hanya bisa diam mematung, berbeda dengan Yumi yang benar-benar panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia benar-benar ingin mengacak-ngacak wajah Heechul saat ini. Heechul meninggalkan Yumi ke dalam kamar. Yumi berlari menyusulnya. Sekarang keduanya berada di dalam kamar Heechul.
“Apa lagi yang kau coba lakukan, huh? Kenapa mengambil keputusan tanpa memikirkan perasaanku?” protes Yumi. Sekarang ini Yumi rasanya benar-benar ingin menjambak rambut gondrongnya Heechul untuk melampiaskan kekesalannya.
Heechul terlihat lebih tenang, “Aku tidak ada pilihan lain. Lagi pula tidak ada ruginya kau menikah denganku,” jawab Heechul. Yumi melotot, “Heechul-ssi! Ini tidaklah semudah pikiranmu itu! Aku sudah bertunangan!” seru Yumi. Gadis itu terlihat hampir frustasi kali ini.
Heechul terperangah mendengar pengakuan Yumi, “Apa katamu? Tidak mungkin. Dengan siapa? Bukankah kau sudah dicampakkan?” tanya Heechul penasaran sekaligus tidak percaya. Yumi mendengus kesal, “Tentu saja dengan pacarku! Aku dan Jung Soo oppa sudah bertunangan. Kami akan menikah setelah dia selesai menjalani tugas militernya,” terang Yumi.
“Tidak mungkin. Kenapa jadi seperti ini masalahnya?” Heechul menunduk dan mengacak-ngacak rambutnya sendiri. Ia benar-benar dalam masalah. Tapi sampai matipun ia tidak akan mau berjodoh dengan Jessi si anak manja dan angkuh itu. Selain itu, ia juga sekarang telah jatuh hati pada gadis pelayannya sendiri. Namun, setelah mendengar pengakuan gadis itu bahwa ia telah bertunangan dengan kekasihnya, itu cukup membuat Heechul merasa frustasi.
Yumi lantas duduk di sebelah Heechul, “Salahmu sendiri selalu berbuat semaumu!” rutuk Yumi. Ia memandangi namja di sebelahnya dengan tatapan sinis dan sebal. Heechul menoleh pada Yumi, “Kenapa kau tidak bilang, huh? Tapi aku juga tidak mau menikah dengan yeoja seperti Jessi. Tidak ada cara lain lagi. Ya, kita harus berpura-pura berpacaran dan menerima pertunangan itu. Kau harus berpura-pura. Kau mau, kan?” paksa Heechul.
Lagi-lagi Yumi dibuat terbelalak oleh ide bodoh Kim Heechul, “Apa? Aku tidak mau! Kenapa kau selalu saja membuat segalanya bertambah rumit, huh? Kau, kan tinggal bilang saja pada ayahmu kalau kau keberatan dijodohkan dengan Jessi. Begitu saja apa susahnya, sih?” omel Yumi seraya meninju lengan Heechul.
“Ayolah! Ini tidaklah semudah yang kau pikirkan. Setidaknya pacarmu yang sedang wajib militer itu tidak akan tahu. Lagi pula kita tidak akan sampai menikah! Yumi-ssi, kali ini aku benar-benar memohon padamu. Kau tidak tahu yeoja seperti apa yang bernama Jessi itu,” sahut Heechul mencoba meyakinkan Yumi. “Aku tahu. Justru karena aku tahu makanya aku tidak mau. Dia itu selalu menerorku. Dia juga yang melukai kepalaku saat malam perayaan ulang tahun kampus,” terang Yumi.
“Apa? Nah, karena kau sudah tahu dia yeoja jahat seharusnya kau mau menolongku, kan? Aku janji tidak akan lama, tidak akan sampai menikah. Mungkin sampai kita bertunangan saja. Sampai aku putuskan berakhir maka semuanya berakhir. Sebagai gantinya aku akan memberikan apapun yang kau mau. Kau setuju, kan?” ujar Heechul. Namja ini mencoba membuat kesepakatan dengan Yumi.
Yumi tampak berpikir, “Aku takut Jessi akan membunuhku. Aku takut In Young eonni dan ibunya Jung Soo Oppa akan salah paham suatu saat nanti. Lagi pula kau juga selalu mengasariku,” tutur Yumi yang juga ingin mencari aman.
“Aku janji akan merubah sikapku! Aku sudah mengatakannya sebelumnya, kan? Ok, aku juga akan membayar semua biaya kuliahmu dan kau juga tidak perlu lagi bekerja di rumah ini. Kalau kau perlu apa-apa kau bisa bilang padaku. Aku janji akan membahagiakanmu selama denganku!” seru Heechul seraya memohon.
Yumi tertawa meledek, “Membahagiakan? Sudahlah, jangan berlebihan. Seolah-olah kita benar-benar akan menikah saja,” ucap Yumi jengkel. “Lalu bagaimana?” tanya Heechul lagi terkesan memaksa.
Yumi menghela nafas, “Baiklah. Tapi jangan sampai kau menyentuhku! Aku bisa membantumu asalkan cukup status palsu saja! Aku tidak ingin terlalu banyak berbohong,” sahut Yumi. “Setuju!” seru Heechul gembira. Mereka berjabat tangan sebagai tanda kesepakatan mereka.
_____
Di sebuah kafe milik keluarga Kyuhyun. Para Prince biasa berkumpul di kafe itu. Heechul meminta Kyuhyun dan Donghae untuk bertemu. Ia membutuhkan teman untuk berbagi cerita. “Apa? Kau dan Yumi akan bertunangan? Mana mungkin?” Donghae tersentak mendengar berita itu langsung dari mulut Heechul.
“Hei, Donghae! Jangan berlebihan begitu. Heenim bilang, kan hanya pura-pura,” timpal Kyuhyun. “Bagaimana bisa kau melibatkan Yumi dalam permainan seperti ini, huh? Dia tidak mungkin menerimanya, kan?” tanya Donghae sedikit kesal.
“Kami sudah membuat perjanjian dan dia setuju,” ujar Heechul. “Apa? Tidak mungkin!” Donghae masih belum bisa menerimanya. “Donghae-ya, kau harus merelakan yeojamu diambil Heenim,” goda Kyuhyun seraya terkekeh. Heenim terkejut dengan kata-kata Kyuhyun. Matanya langsung tertuju pada Donghae dengan tatapan yang aneh dan terkesan menyelidik.
“Apa maksudnya? Bagaimana bisa dia jadi yeojaku? Kau ini mengada-ada! Sejak awal aku menganggap Yumi hanya sebagai temanku,” kilah Donghae yang entah kenapa terlihat gugup. Heechul jadi merasa tidak nyaman dengan perbincangan ini. “Kalin berdua ini...,” ucap Kyuhyun tanpa melanjutkan ucapannya. “Aku harus pergi. Aku harap kalian jangan membocorkan rahasia ini,” pinta Heechul.

***

Satu bulan kemudian.
Yumi memandangi sebuah kotak kecil dengan cincin di dalamnya. Cincin itu adalah cincin pertunangan yang diberikan Jung Soo padanya. Terpaksa Yumi harus menyimpannya kembali dalam kotaknya karena ia harus memakai cincin pemberian Heechul. Yumi merasa bersalah pada Jung Soo karena harus melakukan ini, tapi ia berharap ini tidak akan lama. Meskipun yang melingkar di jari manisnya kini adalah cincin milik Heechul, tapi yang mengikat hati Yumi tetap hanya Jung Soo seorang.
Tanpa terasa sudah satu bulan lamanya ia dan Heechul bersandiwara sebagai pasangan kekasih. Selama itu pula teror di kampus terus berdatangan pada Yumi. Jessi, gadis jahat itu bahkan pernah menyewa beberapa preman untuk mencelakai Yumi, untung saja Yumi memiliki tiga pria penyelamat sehingga ia bisa bebas dari tangan preman-preman itu.
Yumi yang sekarang bukan lagi Yumi yang dulu. Kim Heechul mendandani Yumi seperti layaknya tunangannya yang sebenarnya. Yumi menjadi lebih menawan dan elegan. Ini semua dilakukan agar orang lain tidak ada yang curiga. Tapi Yumi masih cemas kalau-kalau berita pertunangannya ini sampai ke telinga keluarga Park Jung Soo, tunangan Yumi yang sebenarnya.
“Kau sedang apa? Aku menunggu di mobil sejak tadi, kau tidak mendengarku memberi klakson berkali-kali, ya?” tanya Heechul yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar Yumi, lebih tepatnya kamar Jung Soo.
Lamunan Yumi akhirnya buyar, “Maaf, aku tidak dengar. Kau kenapa masuk begitu saja? Tidak sopan!” protes Yumi. “Ini, kan rumah tunanganku. Aku bebas keluar masuk semauku,” timpal Heechul seenaknya. Heechul yang sekarang sudah jauh berbeda dengan Heechul yang dulu. Ia jauh lebih tenang, dan tidak menggunakan nada tinggi lagi ketika berbicara dengan orang lain. Ia sudah tidak seangkuh dulu.
“Enak saja! Ini juga rumah tunanganku, tahu!” timpal Yumi. “Iya. Iya. Tidak usah diingatkan lagi, aku juga sudah tahu,” sahut Heechul. “Ayo, kita berangkat. Aku tidak mau telat masuk kuliah gara-gara berdebat denganmu,” seru Yumi. Tiba-tiba saja reaksi wajah Yumi berubah seperti orang yang terkejut karena saat melihat ke pintu Park In Young telah berdiri disana. Entah sejak kapan wanita itu ada disana. Matanya berkaca-kaca.
“Kak...,” ucap Yumi dengan suara tertahan. In Young menangis. Ia mengabarkan sesuatu yang buruk telah menimpa Jung Soo, adiknya. Seketika itu juga tubuh Yumi melemas. Ia terjatuh dengan lutut yang mendarat di lantai lebih dulu.



PART 8

PART 10


Buat yang baca, minta komentarnya, ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain. Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang yang senang membaca fanfic =)

Gomawo chingu! =)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates