Judul : Yeppeun Namja
Genre : Drama, Romantic
Author : Lee Ara
Cast : Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Aerin, Yesung, Jessica
Yumi baru saja sampai di depan Kafenya Jung Soo. Ia diantar oleh Yesung
dan Aerin setelah kejadian penyiraman oleh Geng Prince saat di kampus tadi.
“Terima kasih, Aerin. Terima kasih, Yesung oppa!” ucap Yumi seraya
membungkukkan badannya 900. Begitulah cara yang dilakukan mereka,
warga Korea ketika memberi salam atau berterima kasih pada seseorang. Yumi
sudah mulai terbiasa pada budaya di negeri ginseng ini.
“Ah, tidak usah sungkan!” jawab Yesung seraya tersenyum lembut.
Kemudian Yesung melajukan kembali mobilnya dengan membawa serta Aerin pergi
meninggalkan Yumi.
Yumi masuk ke dalam kafe itu dan langsung menuju ruang ganti untuk berganti
pakaian. Cuaca yang dingin akan membuat ia terkena flu kalau berlama-lama
menggunakan pakaian yang basah.
“Omo, waegeuraeyo? Kenapa bisa sampai basah begini? Siapa yang
melakukan ini padamu, Yumi-ssi?” Jung Soo tiba-tiba datang menyambut Yumi
dengan banyak pertanyaan. Ia melihat pakaian Yumi tergeletak dalam keadaan
basah.
“Na gwaenchanha. Ini hanya kecelakaan kecil. Seseorang tidak
sengaja menyiramkan air padaku,” jelas Yumi seraya tersenyum. Ia tidak ingin Jung
Soo yang baik hati itu terlalu mengkhawatirkan dirinya.
Kecelakaan kecil? Tidak sengaja? Apanya yang tidak
sengaja? Orang sombong itu memang sengaja melakukan ini padaku! Jung Soo oppa
tidak perlu tahu mengenai hal ini. Aku takut Jung Soo oppa ingin ikut turun
tangan. Aku tidak mau oppa berurusan dengan Geng Prince itu. Aku tidak mau
dibilang tukang ngadu. -Yumi-
“Ah, bodoh sekali orang itu!” Jung Soo menggeram kesal. Saking kesalnya
ia terlihat bisa memakan siapa saja yang lewat di dekatnya.
“Kenapa oppa yang kesal? Aku saja tidak apa-apa,” Yumi terkekeh melihat
tingkah kekasihnya itu. Yumi berpikir Jung Soo memang sosok pelindung yang baik
bagi dirinya. Sejak yumi melepaskan kekasihnya yang dulu, saat ini hanya ada Jung
Soo yang mengisi hati Yumi.
“Aku mengkhawatirkanmu. Kau itu sekarang sudah menjadi tanggung
jawabku,” ujar Jung Soo. Jung Soo tidak hanya berperan sebagai kekasih, tapi
juga seperti seorang ayah yang selalu ingin menjaga anaknya.
“Gomawoyo, oppa...,” Yumi menghambur memeluk tubuh kekar Jung
Soo. Ia merasa sangat terharu atas rasa peduli Jung Soo yang begitu besar
kepadanya. Dengan memiliki Jung Soo, Yumi merasa hidupnya kini telah lengkap
kembali.
Hatiku rasanya sangat nyaman setiap memeluk oppa seperti ini. Aku ingin
selama mungkin memeluk oppa. Tidak ada satu pun yang bisa menggantikan tempat
oppa di hatiku. Aku sangat beruntung bisa bertemu dengan namja sebaik dirimu.
Aku sangat berharap bisa menjadi pengantinmu, oppa. -Yumi-
“Aku ingin memeluk oppa lebih
lama lagi,” ucap Yumi lirih seraya menyandarkan wajahnya di dada Jung Soo.
Tubuh Yumi terlihat mungil dalam rengkuhan tubuh kekar Jung Soo. “Jagiya, apa
kau mau berjanji hanya mencintai oppa seorang?” pinta Jung Soo seraya
mengusap-usap lembut punggung gadis yang dicintainya itu.
“Tentu saja. Hanya Jung Soo oppa yang ada di hatiku. Sampai kapanpun
aku akan tetap mencintai oppa,” ucap Yumi berjanji. Jung Soo tersenyum bahagia
hingga menunjukkan lesung pipinya yang semakin membuatnya terlihat tampan.
***
Di ruang tamu apartmen Aerin.
“Oppa, hari ini Yumi dibully oleh Geng Prince,” kata Aerin pada Yesung
dengan nada datar. Sejak tadi ia merasa Yesung mengabaikan dirinya sehingga
membuat Aerin terpaksa melampiaskan jenuhnya pada ponselnya.
“Jeongmalyo? Apa yang dia lakukan sampai bisa dikerjai oleh
mereka?” tanya Yesung antusias. Kali ini mata Yesung tidak lagi tertuju pada
televisi di depannya. Pria tampan berkaca mata itu tertarik mendengar cerita Aerin
soal Yumi, mantan kekasihnya.
“Wae? Apa oppa masih peduli padanya?” tanya Aerin curiga. Ia mendengus kesal.
Setelah mendengar Aerin menyebut nama Ayumi rupanya Yesung baru bisa tertarik
menoleh padanya. Ini membuat Aerin cemburu.
“Mueosseulyo? Kau sendiri yang mulai membicarakan dia. Kenapa
malah nyolot padaku?” timpal Yesung yang tidak terima disalahkan begitu. “Aku
kira oppa tidak akan seantusias itu mendengar cerita tentang dia! Aku tahu,
oppa masih mencintai dia, kan?” tuduh Aerin yang masih saja cemburu pada Yesung.
Aerin sampai bangkit dari duduknya karena kesalnya ia pada Yesung.
“Bicara apa kau ini? Hubunganku dengannya sudah sangat lama berakhir.
Dan sekarang kau yang menjadi pacarku. Mana mungkin aku masih memikirkan dia?!”
Yesung membela diri. Ia balik ngotot dan ikut bangkit dari sofa yang sejak tadi
didudukinya.
“Bagaimanapun juga kalian pernah tinggal bersama. Aku tidak percaya
oppa semudah itu melupakan dia,” tuduh Aerin dengan nafas yang sedikit
tersengal-sengal.
“Aku dan dia tinggal bersama karena dia tidak punya siapa-siapa disini.
Saat itu hanya aku yang dia kenal. Kau sendiri juga tahu itu, kan? Sudahlah,
aku tidak suka melihatmu yang selalu cemburu tanpa alasan. Yang sekarang ada di
hatiku itu hanya kau, Aerin!” jelas Yesung mencoba meredam emosi Aerin.
“Jinjja?” Aerin merasa sedikit ragu, tapi ia juga jadi merasa
tidak enak pada namja chingu-nya itu. “Mianhae, oppa!” Aerin
menghambur ke pelukan Yesung. Ia mencoba menetralkan perasaan cemburunya.
Meskipun Yesung sekarang telah menjadi kekasihnya, tapi entah kenapa ia merasa Yesung
masih mencintai Yumi meskipun pria itu selalu saja menutupinya.
“Dia itu sahabatmu. Tidak seharusnya kau mencemburui dia. Toh, aku juga sudah menjadi milikmu sekarang,” ucap Yesung.
Ia lantas menciumi pucuk kepala kekasihnya itu. Aerin mengangguk mengerti.
***
Yumi hari ini tidak kebagian tugas sampai jamnya kafe tutup, jadi ia
bisa pulang lebih awal. Saat ini masih pukul sembilan malam. Yumi berjalan
sampai ke halte. Siang tadi Jung Soo pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan,
jadi ia tidak bisa mengantar Yumi pulang.
Saat di halte, Yumi bertemu dengan seorang ibu yang habis dijambret di
halte itu. Kebetulan suasana di halte itu memang sedang sepi. Yumi ingin
membantu ibu itu, tapi ibu itu terus saja menangis. Tiba-tiba sebuah mobil
berhenti di depan halte itu. Si pengemudi membuka kaca jendela mobilnya.
“Museun iriya, Yumi-ssi?” tanya orang itu yang sangat tidak asing lagi
wajahnya bagi Yumi. Rupanya orang itu juga mengenal Yumi, buktinya dia memanggil
Ayumi dengan sebutan ‘Yumi’. “Lee Donghae? Oh, ini... ibu ini korban jambret.
Aku ingin membantunya, tapi dia menangis terus,” jelas Yumi. Pria bertubuh
kekar itu keluar dari mobilnya menghampiri Yumi dan ibu itu.
“Ini, pulanglah. Aku hanya punya segini. Semoga saja cukup untuk
menggantikan uang Nyonya yang dijambret. Setidaknya Nyonya bisa pulang ke rumah
dan kembali pada keluarga Nyonya,” kata Donghae seraya memberikan beberapa
lembar uang yang jumlahnya tidak sedikit. Yumi sampai melongo melihatnya.
Tidak disangka, meskipun Donghae salah satu dari personil Geng Prince,
tapi ia rupanya masih memiliki hati yang baik. Buktinya Donghae tidak
segan-segan mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membantu ibu itu. Ibu itu juga
tampak gembira meskipun air mata masih menetes di pipinya. Ia mengucapkan
terima kasih pada Yumi dan Donghae.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Donghae sedikit ketus yang
terlihat dipaksakan. Ia agak kesal mendapati Yumi terus-menerus melihatnya
dengan tatapan yang aneh. “Aku baru tahu kalau Geng Prince ada yang baik juga,”
seru Yumi terkekeh.
“Kau..., jangan sampai Kyuhyun apalagi Heechul mendengarnya,” pinta Donghae
seraya mendekatkan wajahnya ke sebelah kepala Yumi. “Wae? Kau takut pada
Heechul?” tanya Yumi seolah menyelidik. Tiba-tiba ia tertarik pada alasan Donghae
melarangnya berbicara pada Heechul ataupun Kyuhyun tentang kebaikan yang sudah
dilakukan pria berbadan macho itu.
“Dwaesseo, jangan banyak tanya. Kau malam-malam begini mau
kemana?” tanya Donghae kemudian. Entah apakah ia hanya berbasa-basi atau memang
benar ingin tahu. “Tentu saja mau pulang! Aku baru pulang bekerja,” jawab Yumi.
“Naiklah ke mobilku!” ajak Donghae yang langsung berjalan menuju ke
mobilnya tanpa menunggu jawaban Yumi. Dia benar-benar dingin. “Eoh?” Yumi
bingung apakah ajakan Donghae itu sungguhan atau hanya basa-basi saja, tapi
kaki Yumi tetap berjalan ke arah mobil Donghae. Baru beberapa langkah Yumi
menghentikan kakinya. Ia takut kalau sampai Donghae berpikir dirinya
memanfaatkan situasi untuk menumpang padanya.
“Ayo, masuk!” seru Donghae lagi yang kali ini sudah berada di depan
kemudi mobilnya. Yumi mengangguk ragu. Tapi ia akhirnya menyusul Donghae dan
duduk di jok sebelah Donghae. Sepanjang perjalanan Yumi banyak bercerita
tentang dirinya pada Donghae, tapi Donghae hanya merespon sesekali saja. Ini
membuat Yumi sedikit segan pada pria itu.
“Hei, kita ini sekelas, tapi kenapa kau begitu canggung padaku
seolah-olah tidak mengenalku? Aku heran kenapa kau mau bergabung dengan Heechul,
padahal menurutku kau tidak cocok dengan orang itu,” tanya Yumi panjang lebar
saking tidak habis pikirnya kenapa Donghae bisa berteman dekat dengan orang
seperti Kim Heechul. Rupanya Yumi masih terkesan dengan kebaikan Donghae pada
ibu di halte tadi.
“Aku ingin memperingatkanmu agar berhati-hati dengan Heechul. Dia masih
belum puas mengerjaimu,” jelas Donghae memberitahu Yumi sedangkan pandangannya
tetap tertuju ke depan melihat jalanan di depannya. “Huh? Kenapa bisa sampai
ada orang seperti itu, sih di dunia ini?” gerutu Yumi. Mendadak ia kembali
merasa kesal karena teringat ulah Heechul yang mengerjainya saat di kampus.
“Kau harus tahu, dia merasa harga dirinya telah kau injak-injak di
depan umum, makanya dia berencana pindah kelas agar lebih mudah mengerjaimu,”
terang Donghae lagi. Entah kenapa Donghae membongkar rencana sahabatnya itu
pada Si Korban.
“Mworago? Maksudmu dia akan pindah ke kelas kita?” sahut Yumi
terkejut sampai matanya terbelalak. Yumi merasa nyawanya sedikit terancam
sekarang. Rupanya Heechul belum selesai dengan dendamnya. Yumi harus
bersiap-siap untuk menghadapi apapun yang akan dilakukan oleh pangeran kampus
itu pada dirinya.
“Eoh! Kau harus berhati-hati,” lagi-lagi Donghae memperingatkan Yumi. “Jamkkanmanyo!
Kenapa kau mengatakan semua ini padaku? Bukankah kau temannya Heechul?” selidik
Yumi yang mulai curiga pada Donghae. Yumi curiga kalau-kalau Donghae hanya
berpura-pura baik padanya saat ini.
Donghae mengerling malas. Setelah menumpang di mobilnya, yeoja
itu sekarang malah mencurigainya. “Bukankah kau sendiri yang bilang kalau aku
dan Heechul tidak cocok?” timpal Donghae seraya fokus menyetir.
Sesampainya di depan kontrakan Yumi. Bangunan itu terlihat kecil dan
sederhana, tetapi halamannya cukup untuk bisa menjemur pakaian. Benar-benar
kontrakan Yumi ini berada di daerah yang bisa dibilang sedikit sepi dari
keramaian dan sangat tidak strategis.
“Rumahmu kecil sekali,” komentar Donghae yang matanya tertuju keluar
sana, tepatnya sebuah bangunan kecil tempat Yumi tinggal. “Aku hanya mengontrak
disini. Masih untung aku memiliki tempat tinggal. Biarpun menurutmu rumahku itu
kecil, tapi buatku itu sudah cukup,” jawab Yumi yang seperti sedang merenungi
sesuatu.
“Tapi aku ingat dulu pernah mendengar kalau kau tinggal di sebuah
apartmen bersama pacarmu. Apa kalian sudah putus makanya sekarang kau tinggal
di tempat seperti ini?” sambung Donghae.
Yumi terkejut, “Ah! Itu... saat itu aku tinggal dengan temanku. Itu
sudah lama sekali. Aku tidak menyangka kau mengetahuinya,” Yumi merasa sedikit
gugup dan malu. Ternyata cerita soal ia pernah tinggal bersama dengan Yesung
telah diketahui orang lain, bahkan Lee Donghae juga mengetahuinya.
Donghae mngernyitkan dahinya seraya menoleh pada Yumi, “Yang benar
saja? Bukankah dia itu pacarmu?” Donghae tampak tidak percaya. Yumi menjadi
gugup sekaligus salah tingkah, “Tadinya iya, tapi sekarang sudah menjadi pacar
temanku,” Yumi terkekeh.
Ekspresi wajah Donghae dengan cepat berubah setelah mendengar jawaban
Yumi, “Wae?” tanya Donghae terlihat serius. “Eoh? Panjang ceritanya.
Dulu hanya dia yang aku kenal. Tapi ternyata sahabatku juga menyukai pacarku
itu. Jadi, aku akhirnya memilih memutuskan hubungan dengannya demi sahabatku itu.
Tidak lama setelah itu aku mendapatkan pekerjaan sambilan, lalu aku putuskan
untuk keluar dari apartmen itu,” terang Yumi. Terlihat kalau Yumi memaksakan
untuk tersenyum.
Kali ini Donghae melipat kedua tangannya diatas kemudi dan tampak
menarik nafas karena merasa tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya, “Wah,
kau jahat sekali. Kau mengorbankan perasaan pria yang mencintaimu,” komentar Donghae.
Donghae menyalahkan Yumi. Ya, siapapun pasti akan menyalahkan Yumi karena telah
menyakiti hati Yesung dengan meninggalkan pria tampan berkaca mata itu.
“Mueosseulyo? Hh, geurae. Aku memang jahat, tapi aku juga
melakukannya terpaksa, semua ini demi kebahagiaan sahabatku,” Yumi tampak
merenung sejenak. Yumi merasa bersalah pada Yesung, tapi ia juga merasa
alasannya meninggalkan Yesung sudah tepat, yaitu Aerin. Yumi menyeka matanya
yang hampir saja mengeluarkan air mata, “Hh, ini sudah hampir larut. Terima
kasih sudah mengantarku!” Yumi bersiap keluar dari mobil Donghae.
***
Yumi baru saja akan masuk ke dalam kontrakan kecilnya, tapi tiba-tiba
terdengar suara langkah seseorang di belakang. Jantung Yumi berdegup cepat
takut kalau-kalau seorang penjahat akan mencelakai dirinya.
“Ay...,” panggil suara itu. Suara seorang pria yang sudah tidak asing
lagi di telinga Yumi. Suara seseorang yang dulu sering menyapa Yumi dengan
lembut.
Yumi langsung menoleh ke belakang untuk mengetahui siapa yang
memanggilnya tadi. Alangkah terkejutnya ia karena ternyata pria yang tadi ia
bicarakan dengan Donghae telah berada di hadapannya saat ini. Yumi
mempersilahkan Yesung masuk.
Yesung memang masuk ke dalam, tapi ia terlihat tidak ingin duduk. “Maaf,
malam-malam begini aku berkunjung ke rumahmu,” kata Yesung yang sikapnya
terlihat sedikit dingin dibandingkan tadi siang saat ia mengantarkan Yumi ke
kafe dengan Aerin, kekasih barunya.
“Ada apa, oppa?” tanya Yumi.
Bukannya menjawab, Yesung malah maju mendekati Yumi yang masih berdiri
beberapa langkah di depannya. Ia lantas memeluk Yumi dengan tiba-tiba. Sikap Yesung
yang tiba-tiba ini cukup mengejutkan Yumi. “Ay, kenapa kau lakukan ini padaku?
Kenapa? Aku tidak bisa melupakanmu,” suara Yesung terdengar seperti orang
menangis.
Yumi terdiam. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia bisa merasakan
kesedihan Yesung saat ini, “Oppa, lepaskan aku!” pinta Yumi. Ia tidak tega
melihat Yesung bersedih karena dirinya.
“Tidak mau! Aku tidak mau melepaskanmu lagi! Apa kau tahu aku tidak
pernah mencintai Aerin?!” sahut Yesung membuat hati Yumi sakit. Sorot mata Yesung
yang biasanya tajam menjadi sayu hingga menyiratkan kekecewaannya.
Dalam dada Yumi seakan bergemuruh. Ia memang menyesal telah menyakiti
lelaki bermata tajam itu, “Aku mohon jangan seperti ini. Aku tidak ingin
melihat luka oppa karena aku tidak tahu harus melakukan apa untuk mengobati oppa,”
ucap Yumi yang juga mulai menitikkan air mata.
“Lalu kenapa kau melukaiku? Kau meninggalkanku itu artinya kau
melukaiku! Dengar, Ay! Sejak awal aku hanya mencintaimu,” ucap Yesung yang
terlihat begitu pilu. Kali ini Yesung sudah melepas pelukannya hingga ia bisa
leluasa menatap ke dalam mata Yumi.
Yumi balas menatap ke dalam mata Yesung, “Aku terpaksa melakukannya
demi Aerin,” ucap Yumi terdengar ragu-ragu.
“Bukankah awalnya kita sudah cukup bahagia sebelum kau akhirnya
memintaku untuk mencintai Aerin? Apa kau tahu bagaimana perasaanku saat itu?
Apa kau pernah peduli pada perasaanku?” timpal Yesung terdengar begitu
menyakitkan hati Yumi.
Ya, Tuhan. Apa yang telah aku perbuat padanya? Aku tidak
pernah menyangka dia begitu sakit karena perbuatanku. Aku begitu egois tidak
memikirkan perasaannya, aku hanya memikirkan hati Aerin seorang, sahabat
baruku. Padahal Yesung oppa adalah satu-satunya orang yang selalu ada untukku
saat aku pertama kali menginjakkan kakiku di negara ini. Betapa aku tidak tahu
terima kasih dan malah membuat keadaan menjadi sulit seperti ini. Maafkan aku,
oppa. Tolong, jangan menunjukkan kesedihan dan lukamu padaku karena aku akan
semakin merasa bersalah. Aku takut ini akan melemahkanku lagi. -Yumi-
“Maafkan aku, oppa. Maaf..., maaf...,” hanya itu yang bisa terucap dari
bibir Yumi.
Yesung menggeleng sedih. Bulir bening menetes dari pelupuk matanya
membuat hati Yumi semakin tersayat melihatnya. Yesung tiba-tiba saja meraih
wajah Yumi dan memagut bibir Yumi perlahan-lahan. Entah kenapa Yumi tidak bisa
menolaknya saat Yesung melakukannya. Mengetahui air mata Yumi terus mengalir
dengan derasnya, Yesung pun mengakhiri aktivitasnya itu. Ia mencoba mengusap
air mata gadis itu, “Maafkan aku. Aku juga tahu kau terluka. Tapi aku masih
tidak bisa menerima Aerin menggantikan tempatmu,” ucap Yesung lirih.
“Jung Soo oppa. Aku sudah memiliki dia. Biar kita ambil jalan kita
masing-masing, dan aku juga tidak akan melupakan dirimu dan kenangan yang sudah
kita lalui,” ucap Yumi mencoba membuat kesepakatan dengan Yesung.
Yesung rupanya menggelengkan kepala. Ia menolak, “Kalau aku tidak bisa
bersamamu, begitu juga dengan Aerin. Aku tidak bisa terus berada di sisinya,”
ucap Yesung yang lantas pergi meninggalkan Yumi dalam kegundahan.
Gadis itu kini hanya bisa menatap punggung si pria bermata tajam yang
semakin menjauh dan menghilang bersama dengan mobil yang dikendarainya.
Yumi kali ini telah berada di pembaringannya. Hati Yumi terasa tak
menentu. Berkali-kali ia menghela nafas. Ia melamun memikirkan Yesung dan Aerin.
Karena perbuatannya, ia malah melukai dua orang sekaligus. Apa yang Yesung
katakan tadi sudah jelas kalau ia akan meninggalkan Aerin, dan itu pasti akan
melukai hati Aerin. Secara tidak langsung itu adalah karena ulah Yumi juga.
Terdengar suara lagu No Other milik Super Junior mengalun. Ternyata
ponsel Yumi mendapat panggilan dari Park Jung Soo.
“Yeoboseyo!” sapa Jung Soo.
“Yeoboseyo, oppa...,” jawab Yumi.
Mendengar Yumi menghela nafas beberapa kali membuat Jung Soo khawatir
pada gadis itu, “Apa yang terjadi? Kenapa kau menghela nafas terus seperti
itu?” tanya Jung Soo khawatir. Namja
(pria) yang satu ini memang sangat mempedulikan keadaan Yumi, tak heran Yumi
bisa langsung membukakan hatinya yang hampa karena kehilangan Yesung saat itu.
“Tidak ada. Aku merindukan oppa. Kapan oppa kembali?” kelak Yumi. Ia
tidak ingin Jung Soo mengetahui masalah yang sedang menimpa dirinya saat ini,
terlebih lagi soal Yesung. Yumi tidak ingin Jung Soo salah paham.
“Besok. Nanti aku jemput ke kampusmu, yah!” kata Jung Soo.
“Ne. Oppa?”
“Hum?”
“I love you,” ucap Yumi.
“I love you too,” jawab Jung Soo lalu menutup teleponnya.
***
Buat yang baca, minta komentarnya,
ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas
author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf
kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain.
Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang
yang senang membaca fanfic =)
Gomawo chingu! =)
Ini link dari part sebelumnya dan selanjutnya!
0 komentar:
Posting Komentar