Sabtu, 08 Maret 2014

Fanfic Super Junior: Yeppeun Namja Part 2

Judul                     : Yeppeun Namja
Genre                   : Drama, Romantic
Author                  : Lee Ara
Cast                      : Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Aerin, Yesung, Jessica

Yumi baru saja sampai di depan Kafenya Jung Soo. Ia diantar oleh Yesung dan Aerin setelah kejadian penyiraman oleh Geng Prince saat di kampus tadi.
“Terima kasih, Aerin. Terima kasih, Yesung oppa!” ucap Yumi seraya membungkukkan badannya 900. Begitulah cara yang dilakukan mereka, warga Korea ketika memberi salam atau berterima kasih pada seseorang. Yumi sudah mulai terbiasa pada budaya di negeri ginseng ini.
“Ah, tidak usah sungkan!” jawab Yesung seraya tersenyum lembut. Kemudian Yesung melajukan kembali mobilnya dengan membawa serta Aerin pergi meninggalkan Yumi.
Yumi masuk ke dalam kafe itu dan langsung menuju ruang ganti untuk berganti pakaian. Cuaca yang dingin akan membuat ia terkena flu kalau berlama-lama menggunakan pakaian yang basah.
Omo, waegeuraeyo? Kenapa bisa sampai basah begini? Siapa yang melakukan ini padamu, Yumi-ssi?” Jung Soo tiba-tiba datang menyambut Yumi dengan banyak pertanyaan. Ia melihat pakaian Yumi tergeletak dalam keadaan basah.
Na gwaenchanha. Ini hanya kecelakaan kecil. Seseorang tidak sengaja menyiramkan air padaku,” jelas Yumi seraya tersenyum. Ia tidak ingin Jung Soo yang baik hati itu terlalu mengkhawatirkan dirinya.
Kecelakaan kecil? Tidak sengaja? Apanya yang tidak sengaja? Orang sombong itu memang sengaja melakukan ini padaku! Jung Soo oppa tidak perlu tahu mengenai hal ini. Aku takut Jung Soo oppa ingin ikut turun tangan. Aku tidak mau oppa berurusan dengan Geng Prince itu. Aku tidak mau dibilang tukang ngadu. -Yumi-
“Ah, bodoh sekali orang itu!” Jung Soo menggeram kesal. Saking kesalnya ia terlihat bisa memakan siapa saja yang lewat di dekatnya.
“Kenapa oppa yang kesal? Aku saja tidak apa-apa,” Yumi terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu. Yumi berpikir Jung Soo memang sosok pelindung yang baik bagi dirinya. Sejak yumi melepaskan kekasihnya yang dulu, saat ini hanya ada Jung Soo yang mengisi hati Yumi.
“Aku mengkhawatirkanmu. Kau itu sekarang sudah menjadi tanggung jawabku,” ujar Jung Soo. Jung Soo tidak hanya berperan sebagai kekasih, tapi juga seperti seorang ayah yang selalu ingin menjaga anaknya.
Gomawoyo, oppa...,” Yumi menghambur memeluk tubuh kekar Jung Soo. Ia merasa sangat terharu atas rasa peduli Jung Soo yang begitu besar kepadanya. Dengan memiliki Jung Soo, Yumi merasa hidupnya kini telah lengkap kembali.
Hatiku rasanya sangat nyaman setiap memeluk oppa seperti ini. Aku ingin selama mungkin memeluk oppa. Tidak ada satu pun yang bisa menggantikan tempat oppa di hatiku. Aku sangat beruntung bisa bertemu dengan namja sebaik dirimu. Aku sangat berharap bisa menjadi pengantinmu, oppa. -Yumi-
“Aku ingin memeluk oppa lebih lama lagi,” ucap Yumi lirih seraya menyandarkan wajahnya di dada Jung Soo. Tubuh Yumi terlihat mungil dalam rengkuhan tubuh kekar Jung Soo. “Jagiya, apa kau mau berjanji hanya mencintai oppa seorang?” pinta Jung Soo seraya mengusap-usap lembut punggung gadis yang dicintainya itu.
“Tentu saja. Hanya Jung Soo oppa yang ada di hatiku. Sampai kapanpun aku akan tetap mencintai oppa,” ucap Yumi berjanji. Jung Soo tersenyum bahagia hingga menunjukkan lesung pipinya yang semakin membuatnya terlihat tampan.

***

Di ruang tamu apartmen Aerin.
“Oppa, hari ini Yumi dibully oleh Geng Prince,” kata Aerin pada Yesung dengan nada datar. Sejak tadi ia merasa Yesung mengabaikan dirinya sehingga membuat Aerin terpaksa melampiaskan jenuhnya pada ponselnya.
Jeongmalyo? Apa yang dia lakukan sampai bisa dikerjai oleh mereka?” tanya Yesung antusias. Kali ini mata Yesung tidak lagi tertuju pada televisi di depannya. Pria tampan berkaca mata itu tertarik mendengar cerita Aerin soal Yumi, mantan kekasihnya.
Wae? Apa oppa masih peduli padanya?”  tanya Aerin curiga. Ia mendengus kesal. Setelah mendengar Aerin menyebut nama Ayumi rupanya Yesung baru bisa tertarik menoleh padanya. Ini membuat Aerin cemburu.
Mueosseulyo? Kau sendiri yang mulai membicarakan dia. Kenapa malah nyolot padaku?” timpal Yesung yang tidak terima disalahkan begitu. “Aku kira oppa tidak akan seantusias itu mendengar cerita tentang dia! Aku tahu, oppa masih mencintai dia, kan?” tuduh Aerin yang masih saja cemburu pada Yesung. Aerin sampai bangkit dari duduknya karena kesalnya ia pada Yesung.
“Bicara apa kau ini? Hubunganku dengannya sudah sangat lama berakhir. Dan sekarang kau yang menjadi pacarku. Mana mungkin aku masih memikirkan dia?!” Yesung membela diri. Ia balik ngotot dan ikut bangkit dari sofa yang sejak tadi didudukinya.
“Bagaimanapun juga kalian pernah tinggal bersama. Aku tidak percaya oppa semudah itu melupakan dia,” tuduh Aerin dengan nafas yang sedikit tersengal-sengal.
“Aku dan dia tinggal bersama karena dia tidak punya siapa-siapa disini. Saat itu hanya aku yang dia kenal. Kau sendiri juga tahu itu, kan? Sudahlah, aku tidak suka melihatmu yang selalu cemburu tanpa alasan. Yang sekarang ada di hatiku itu hanya kau, Aerin!” jelas Yesung mencoba meredam emosi Aerin.
Jinjja?” Aerin merasa sedikit ragu, tapi ia juga jadi merasa tidak enak pada namja chingu-nya itu. “Mianhae, oppa!” Aerin menghambur ke pelukan Yesung. Ia mencoba menetralkan perasaan cemburunya. Meskipun Yesung sekarang telah menjadi kekasihnya, tapi entah kenapa ia merasa Yesung masih mencintai Yumi meskipun pria itu selalu saja menutupinya.
“Dia itu sahabatmu. Tidak seharusnya kau mencemburui dia. Toh, aku  juga sudah menjadi milikmu sekarang,” ucap Yesung. Ia lantas menciumi pucuk kepala kekasihnya itu. Aerin mengangguk mengerti.

***

Yumi hari ini tidak kebagian tugas sampai jamnya kafe tutup, jadi ia bisa pulang lebih awal. Saat ini masih pukul sembilan malam. Yumi berjalan sampai ke halte. Siang tadi Jung Soo pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan, jadi ia tidak bisa mengantar Yumi pulang.
Saat di halte, Yumi bertemu dengan seorang ibu yang habis dijambret di halte itu. Kebetulan suasana di halte itu memang sedang sepi. Yumi ingin membantu ibu itu, tapi ibu itu terus saja menangis. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan halte itu. Si pengemudi membuka kaca jendela mobilnya.
Museun iriya, Yumi-ssi?” tanya orang itu yang sangat tidak asing lagi wajahnya bagi Yumi. Rupanya orang itu juga mengenal Yumi, buktinya dia memanggil Ayumi dengan sebutan ‘Yumi’. “Lee Donghae? Oh, ini... ibu ini korban jambret. Aku ingin membantunya, tapi dia menangis terus,” jelas Yumi. Pria bertubuh kekar itu keluar dari mobilnya menghampiri Yumi dan ibu itu.
“Ini, pulanglah. Aku hanya punya segini. Semoga saja cukup untuk menggantikan uang Nyonya yang dijambret. Setidaknya Nyonya bisa pulang ke rumah dan kembali pada keluarga Nyonya,” kata Donghae seraya memberikan beberapa lembar uang yang jumlahnya tidak sedikit. Yumi sampai melongo melihatnya.
Tidak disangka, meskipun Donghae salah satu dari personil Geng Prince, tapi ia rupanya masih memiliki hati yang baik. Buktinya Donghae tidak segan-segan mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membantu ibu itu. Ibu itu juga tampak gembira meskipun air mata masih menetes di pipinya. Ia mengucapkan terima kasih pada Yumi dan Donghae.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Donghae sedikit ketus yang terlihat dipaksakan. Ia agak kesal mendapati Yumi terus-menerus melihatnya dengan tatapan yang aneh. “Aku baru tahu kalau Geng Prince ada yang baik juga,” seru Yumi terkekeh.
“Kau..., jangan sampai Kyuhyun apalagi Heechul mendengarnya,” pinta Donghae seraya mendekatkan wajahnya ke sebelah kepala Yumi. “Wae? Kau takut pada Heechul?” tanya Yumi seolah menyelidik. Tiba-tiba ia tertarik pada alasan Donghae melarangnya berbicara pada Heechul ataupun Kyuhyun tentang kebaikan yang sudah dilakukan pria berbadan macho itu.
Dwaesseo, jangan banyak tanya. Kau malam-malam begini mau kemana?” tanya Donghae kemudian. Entah apakah ia hanya berbasa-basi atau memang benar ingin tahu. “Tentu saja mau pulang! Aku baru pulang bekerja,” jawab Yumi.
“Naiklah ke mobilku!” ajak Donghae yang langsung berjalan menuju ke mobilnya tanpa menunggu jawaban Yumi. Dia benar-benar dingin. “Eoh?” Yumi bingung apakah ajakan Donghae itu sungguhan atau hanya basa-basi saja, tapi kaki Yumi tetap berjalan ke arah mobil Donghae. Baru beberapa langkah Yumi menghentikan kakinya. Ia takut kalau sampai Donghae berpikir dirinya memanfaatkan situasi untuk menumpang padanya.
“Ayo, masuk!” seru Donghae lagi yang kali ini sudah berada di depan kemudi mobilnya. Yumi mengangguk ragu. Tapi ia akhirnya menyusul Donghae dan duduk di jok sebelah Donghae. Sepanjang perjalanan Yumi banyak bercerita tentang dirinya pada Donghae, tapi Donghae hanya merespon sesekali saja. Ini membuat Yumi sedikit segan pada pria itu.
“Hei, kita ini sekelas, tapi kenapa kau begitu canggung padaku seolah-olah tidak mengenalku? Aku heran kenapa kau mau bergabung dengan Heechul, padahal menurutku kau tidak cocok dengan orang itu,” tanya Yumi panjang lebar saking tidak habis pikirnya kenapa Donghae bisa berteman dekat dengan orang seperti Kim Heechul. Rupanya Yumi masih terkesan dengan kebaikan Donghae pada ibu di halte tadi.
“Aku ingin memperingatkanmu agar berhati-hati dengan Heechul. Dia masih belum puas mengerjaimu,” jelas Donghae memberitahu Yumi sedangkan pandangannya tetap tertuju ke depan melihat jalanan di depannya. “Huh? Kenapa bisa sampai ada orang seperti itu, sih di dunia ini?” gerutu Yumi. Mendadak ia kembali merasa kesal karena teringat ulah Heechul yang mengerjainya saat di kampus.
“Kau harus tahu, dia merasa harga dirinya telah kau injak-injak di depan umum, makanya dia berencana pindah kelas agar lebih mudah mengerjaimu,” terang Donghae lagi. Entah kenapa Donghae membongkar rencana sahabatnya itu pada Si Korban.
Mworago? Maksudmu dia akan pindah ke kelas kita?” sahut Yumi terkejut sampai matanya terbelalak. Yumi merasa nyawanya sedikit terancam sekarang. Rupanya Heechul belum selesai dengan dendamnya. Yumi harus bersiap-siap untuk menghadapi apapun yang akan dilakukan oleh pangeran kampus itu pada dirinya.
“Eoh! Kau harus berhati-hati,” lagi-lagi Donghae memperingatkan Yumi. “Jamkkanmanyo! Kenapa kau mengatakan semua ini padaku? Bukankah kau temannya Heechul?” selidik Yumi yang mulai curiga pada Donghae. Yumi curiga kalau-kalau Donghae hanya berpura-pura baik padanya saat ini.
Donghae mengerling malas. Setelah menumpang di mobilnya, yeoja itu sekarang malah mencurigainya. “Bukankah kau sendiri yang bilang kalau aku dan Heechul tidak cocok?” timpal Donghae seraya fokus menyetir.
Sesampainya di depan kontrakan Yumi. Bangunan itu terlihat kecil dan sederhana, tetapi halamannya cukup untuk bisa menjemur pakaian. Benar-benar kontrakan Yumi ini berada di daerah yang bisa dibilang sedikit sepi dari keramaian dan sangat tidak strategis.
“Rumahmu kecil sekali,” komentar Donghae yang matanya tertuju keluar sana, tepatnya sebuah bangunan kecil tempat Yumi tinggal. “Aku hanya mengontrak disini. Masih untung aku memiliki tempat tinggal. Biarpun menurutmu rumahku itu kecil, tapi buatku itu sudah cukup,” jawab Yumi yang seperti sedang merenungi sesuatu.
“Tapi aku ingat dulu pernah mendengar kalau kau tinggal di sebuah apartmen bersama pacarmu. Apa kalian sudah putus makanya sekarang kau tinggal di tempat seperti ini?” sambung Donghae.
Yumi terkejut, “Ah! Itu... saat itu aku tinggal dengan temanku. Itu sudah lama sekali. Aku tidak menyangka kau mengetahuinya,” Yumi merasa sedikit gugup dan malu. Ternyata cerita soal ia pernah tinggal bersama dengan Yesung telah diketahui orang lain, bahkan Lee Donghae juga mengetahuinya.
Donghae mngernyitkan dahinya seraya menoleh pada Yumi, “Yang benar saja? Bukankah dia itu pacarmu?” Donghae tampak tidak percaya. Yumi menjadi gugup sekaligus salah tingkah, “Tadinya iya, tapi sekarang sudah menjadi pacar temanku,” Yumi terkekeh.
Ekspresi wajah Donghae dengan cepat berubah setelah mendengar jawaban Yumi, “Wae?” tanya Donghae terlihat serius. “Eoh? Panjang ceritanya. Dulu hanya dia yang aku kenal. Tapi ternyata sahabatku juga menyukai pacarku itu. Jadi, aku akhirnya memilih memutuskan hubungan dengannya demi sahabatku itu. Tidak lama setelah itu aku mendapatkan pekerjaan sambilan, lalu aku putuskan untuk keluar dari apartmen itu,” terang Yumi. Terlihat kalau Yumi memaksakan untuk tersenyum.
Kali ini Donghae melipat kedua tangannya diatas kemudi dan tampak menarik nafas karena merasa tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya, “Wah, kau jahat sekali. Kau mengorbankan perasaan pria yang mencintaimu,” komentar Donghae. Donghae menyalahkan Yumi. Ya, siapapun pasti akan menyalahkan Yumi karena telah menyakiti hati Yesung dengan meninggalkan pria tampan berkaca mata itu.
Mueosseulyo? Hh, geurae. Aku memang jahat, tapi aku juga melakukannya terpaksa, semua ini demi kebahagiaan sahabatku,” Yumi tampak merenung sejenak. Yumi merasa bersalah pada Yesung, tapi ia juga merasa alasannya meninggalkan Yesung sudah tepat, yaitu Aerin. Yumi menyeka matanya yang hampir saja mengeluarkan air mata, “Hh, ini sudah hampir larut. Terima kasih sudah mengantarku!” Yumi bersiap keluar dari mobil Donghae.

***

Yumi baru saja akan masuk ke dalam kontrakan kecilnya, tapi tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang di belakang. Jantung Yumi berdegup cepat takut kalau-kalau seorang penjahat akan mencelakai dirinya.
“Ay...,” panggil suara itu. Suara seorang pria yang sudah tidak asing lagi di telinga Yumi. Suara seseorang yang dulu sering menyapa Yumi dengan lembut.
Yumi langsung menoleh ke belakang untuk mengetahui siapa yang memanggilnya tadi. Alangkah terkejutnya ia karena ternyata pria yang tadi ia bicarakan dengan Donghae telah berada di hadapannya saat ini. Yumi mempersilahkan Yesung masuk.
Yesung memang masuk ke dalam, tapi ia terlihat tidak ingin duduk. “Maaf, malam-malam begini aku berkunjung ke rumahmu,” kata Yesung yang sikapnya terlihat sedikit dingin dibandingkan tadi siang saat ia mengantarkan Yumi ke kafe dengan Aerin, kekasih barunya.
“Ada apa, oppa?” tanya Yumi.
Bukannya menjawab, Yesung malah maju mendekati Yumi yang masih berdiri beberapa langkah di depannya. Ia lantas memeluk Yumi dengan tiba-tiba. Sikap Yesung yang tiba-tiba ini cukup mengejutkan Yumi. “Ay, kenapa kau lakukan ini padaku? Kenapa? Aku tidak bisa melupakanmu,” suara Yesung terdengar seperti orang menangis.
Yumi terdiam. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia bisa merasakan kesedihan Yesung saat ini, “Oppa, lepaskan aku!” pinta Yumi. Ia tidak tega melihat Yesung bersedih karena dirinya.
“Tidak mau! Aku tidak mau melepaskanmu lagi! Apa kau tahu aku tidak pernah mencintai Aerin?!” sahut Yesung membuat hati Yumi sakit. Sorot mata Yesung yang biasanya tajam menjadi sayu hingga menyiratkan kekecewaannya.
Dalam dada Yumi seakan bergemuruh. Ia memang menyesal telah menyakiti lelaki bermata tajam itu, “Aku mohon jangan seperti ini. Aku tidak ingin melihat luka oppa karena aku tidak tahu harus melakukan apa untuk mengobati oppa,” ucap Yumi yang juga mulai menitikkan air mata.
“Lalu kenapa kau melukaiku? Kau meninggalkanku itu artinya kau melukaiku! Dengar, Ay! Sejak awal aku hanya mencintaimu,” ucap Yesung yang terlihat begitu pilu. Kali ini Yesung sudah melepas pelukannya hingga ia bisa leluasa menatap ke dalam mata Yumi.
Yumi balas menatap ke dalam mata Yesung, “Aku terpaksa melakukannya demi Aerin,” ucap Yumi terdengar ragu-ragu.
“Bukankah awalnya kita sudah cukup bahagia sebelum kau akhirnya memintaku untuk mencintai Aerin? Apa kau tahu bagaimana perasaanku saat itu? Apa kau pernah peduli pada perasaanku?” timpal Yesung terdengar begitu menyakitkan hati Yumi.
Ya, Tuhan. Apa yang telah aku perbuat padanya? Aku tidak pernah menyangka dia begitu sakit karena perbuatanku. Aku begitu egois tidak memikirkan perasaannya, aku hanya memikirkan hati Aerin seorang, sahabat baruku. Padahal Yesung oppa adalah satu-satunya orang yang selalu ada untukku saat aku pertama kali menginjakkan kakiku di negara ini. Betapa aku tidak tahu terima kasih dan malah membuat keadaan menjadi sulit seperti ini. Maafkan aku, oppa. Tolong, jangan menunjukkan kesedihan dan lukamu padaku karena aku akan semakin merasa bersalah. Aku takut ini akan melemahkanku lagi. -Yumi-
“Maafkan aku, oppa. Maaf..., maaf...,” hanya itu yang bisa terucap dari bibir Yumi.
Yesung menggeleng sedih. Bulir bening menetes dari pelupuk matanya membuat hati Yumi semakin tersayat melihatnya. Yesung tiba-tiba saja meraih wajah Yumi dan memagut bibir Yumi perlahan-lahan. Entah kenapa Yumi tidak bisa menolaknya saat Yesung melakukannya. Mengetahui air mata Yumi terus mengalir dengan derasnya, Yesung pun mengakhiri aktivitasnya itu. Ia mencoba mengusap air mata gadis itu, “Maafkan aku. Aku juga tahu kau terluka. Tapi aku masih tidak bisa menerima Aerin menggantikan tempatmu,” ucap Yesung lirih.
“Jung Soo oppa. Aku sudah memiliki dia. Biar kita ambil jalan kita masing-masing, dan aku juga tidak akan melupakan dirimu dan kenangan yang sudah kita lalui,” ucap Yumi mencoba membuat kesepakatan dengan Yesung.
Yesung rupanya menggelengkan kepala. Ia menolak, “Kalau aku tidak bisa bersamamu, begitu juga dengan Aerin. Aku tidak bisa terus berada di sisinya,” ucap Yesung yang lantas pergi meninggalkan Yumi dalam kegundahan.
Gadis itu kini hanya bisa menatap punggung si pria bermata tajam yang semakin menjauh dan menghilang bersama dengan mobil yang dikendarainya.
Yumi kali ini telah berada di pembaringannya. Hati Yumi terasa tak menentu. Berkali-kali ia menghela nafas. Ia melamun memikirkan Yesung dan Aerin. Karena perbuatannya, ia malah melukai dua orang sekaligus. Apa yang Yesung katakan tadi sudah jelas kalau ia akan meninggalkan Aerin, dan itu pasti akan melukai hati Aerin. Secara tidak langsung itu adalah karena ulah Yumi juga.
Terdengar suara lagu No Other milik Super Junior mengalun. Ternyata ponsel Yumi mendapat panggilan dari Park Jung Soo.
“Yeoboseyo!” sapa Jung Soo.
“Yeoboseyo, oppa...,” jawab Yumi.
Mendengar Yumi menghela nafas beberapa kali membuat Jung Soo khawatir pada gadis itu, “Apa yang terjadi? Kenapa kau menghela nafas terus seperti itu?” tanya Jung Soo khawatir. Namja (pria) yang satu ini memang sangat mempedulikan keadaan Yumi, tak heran Yumi bisa langsung membukakan hatinya yang hampa karena kehilangan Yesung saat itu.
“Tidak ada. Aku merindukan oppa. Kapan oppa kembali?” kelak Yumi. Ia tidak ingin Jung Soo mengetahui masalah yang sedang menimpa dirinya saat ini, terlebih lagi soal Yesung. Yumi tidak ingin Jung Soo salah paham.
“Besok. Nanti aku jemput ke kampusmu, yah!” kata Jung Soo.
“Ne. Oppa?”
“Hum?”
“I love you,” ucap Yumi.
“I love you too,” jawab Jung Soo lalu menutup teleponnya.

***


Buat yang baca, minta komentarnya, ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain. Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang yang senang membaca fanfic =)
Gomawo chingu! =)

Ini link dari  part sebelumnya dan selanjutnya!


0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates