Judul :
Yeppeun Namja
Genre :
Drama, Romantic
Author :
Lee Ara
Cast :
Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun,
Aerin, Yesung, Jessica
Yumi sudah kembali ke kediaman Kim Heechul. Pagi-pagi Yesung
mengantarkan Yumi kesana meskipun dengan sedikit berat hati. Akhirnya Yesung
memang harus melepaskan Yumi untuk kembali pada Heechul.
“Terima kasih, oppa. Aku sudah sedikit tenang sekarang,” ucap Yumi pada
pria berkaca mata itu. Yumi mencoba untuk tersenyum dan melupakan masalah
semalam. Ia harus tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Hari ini ia sudah
berjanji pada Heechul untuk pergi ke panti asuhan lagi.
“Aku senang bisa sedikit meringankan bebanmu. Aku ingin bicara pada Aerin
agar tidak mengganggumu lagi,” kata Yesung. “Tidak, oppa. Aku takut dia malah
lebih cemburu lagi nantinya,” komentar Yumi.
“Tapi dia harus mengerti kalau aku hanya mencintaimu, Ay. Dia harus
berhenti menjahatimu. Lihat apa yang sudah dia lakukan padamu! Dia itu seorang
kriminal,” tambah Yesung. “Dia tetap sahabatku. Aku menyayanginya. Sekarang ini
dia hanya dibutakan oleh perasaan cemburu buta. Kalau oppa memang ingin
membantuku oppa harus kembali padanya,” ujar Yumi. Yumi tetap ingin menyatukan Yesung
dengan Aerin.
“Tapi aku, kan...,” Yesung berusaha mengelak karena yang ia cintai
adalah Yumi. “Aku sudah bertunangan dengan Jung Soo oppa!” sahut Yumi sedikit
meninggi. Ia tidak ingin Yesung terus membantahnya dan memaksanya kembali ke
pelukannya.
Yesung langsung terdiam setelah mendengar pengakuan Yumi. Hatinya
berasa remuk. Yumi benar-benar tidak akan memilih dirinya, bahkan gadis itu
telah bertunangan dengan pria lain.
Tidak ingin berlama-lama berdebat dengan Yesung, Yumi akhirnya pamit
pada Yesung untuk masuk ke dalam rumah Heechul. Yumi terpaksa meninggalkan Yesung
dengan hati remuk untuk ketiga kalinya. Yang pertama adalah saat ia memutuskan Yesung
untuk Aerin. Sedangkan yang kedua, saat di kontrakan Yumi ketika Yesung meminta
untuk kembali menjalin hubungan dengannya.
Yumi baru saja menginjakkan kakinya satu langkah saat memasuki rumah
besar Heechul, tetapi Heechul sudah langsung memanggilnya, “Kau semalaman dari
mana? Kenapa baru kembali?” tanya Heechul ketus. Ia sebenarnya menutupi
perasaan khawatirnya pada Yumi.
“Aku menginap di rumah teman,” jawab Yumi. “Eh, apa yang terjadi dengan
kepalamu itu?” Heechul berjalan mendekati Yumi. Ia memperhatikan perban yang
menempel di pelipis yeoja itu. Yumi sedikit gelagapan. “Ini... semalam
aku terjatuh. Memang dasar aku yang ceroboh,” jawab Yumi berbohong.
“Jawab sejujurnya! Semalam apa yang terjadi? Kenapa kau menangis dan
pergi? Siapa yang melakukan ini padamu?” tanya Heechul memaksa. Yumi bersikeras
tidak terjadi apa-apa semalam, hanya karena kecerobohan dirinya yang membuatnya
sampai terluka.
“Aku tahu kau bohong! Aerin yang melakukannya? Jawab aku!” paksa Heechul
bersikukuh ingin tahu siapa yang telah melukai Yumi. “Sudahlah. Aku harus
bekerja,” Yumi menghindar dari Heechul. Tapi tanpa Yumi mengaku juga Heechul
memang sudah menduga kalau Aerin lah yang melakukan kekerasan itu pada Yumi. “Jangan
lupa siang ini kita harus ke panti asuhan!” seru Heechul mengingatkan.
_____
Di panti asuhan. Yumi dan Heechul melakukan wawancara dengan Kepala Pengurus
panti, pekerja panti dan beberapa anak dari panti asuhan St. Angela tersebut.
Setelah proses wawancara selesai, Heechul sepakat dengan Yumi untuk bermain
dulu dengan anak-anak disana. Yumi dan anak-anak bernyanyi bersama, sedangkan Heechul
sempat membacakan cerita untuk anak-anak. Mereka juga bermain kucing-kucingan
di taman. Sejenak Yumi dapat melupakan masalahnya dengan keceriaan yang ia
dapat dari anak-anak itu. Yumi dan Heechul duduk di atas kain yang sengaja
digelar diatas rumput pendek, tepatnya di bagian belakang panti asuhan itu.
“Eh, tadi aku tidak melihat Heejin eonni. Memangnya dia pergi kemana?” tanya
Yumi. “Nuna sudah kembali ke Inggris. Dia, kan harus bekerja,” jawab Heechul. Yumi
mengangguk mengerti. “Aku baru tahu kalau kau punya kakak perempuan. Eh, aku
sempat merasa kakakmu itu aneh. Dia mengatakan sesuatu yang aneh menurutku. Kak
Heejin bilang tadinya semuanya mengira kau memiliki kelainan dan tidak menyukai
wanita. Entah kenapa saat aku mendengar dia mengatakan itu seperti terdengar
aneh di telingaku,” ujar Yumi.
“Apa yang aneh?” tanya Heechul. “Eh, jangan-jangan dia mengira aku ini
pacarmu!” tebak Yumi berubah wajah menjadi panik. Ia menoleh pada Heechul
dengan wajah panik. Heechul langsung salah tingkah melihat reaksi Yumi, “Sebenarnya
iya,” jawab Heechul ragu-ragu dan terlihat kikuk tetapi tetap memaksakan image
dingin.
“Apa?! Kalau kau tahu kenapa kau tidak menjelaskannya? Apa orang tuamu
juga...,” omel Yumi. “Nuna dan kedua orang tuaku, mereka tahunya kau itu
pacarku. Tuan Choi yang menceritakannya pada mereka. Tuan Choi dengan
keluargaku berteman akrab. Jadi semua gosip di kampus tentangku mereka bisa
dengan mudah mengetahuinya,” terang Heechul.
“Hh, kau membuatku gila! Hei, apa orang tuamu seperti orang tua yang
ada di drama-drama Korea?” Yumi memasang wajah panik. “Apa maksudmu?” Heechul
mengernyitkan dahinya pertanda ia tidak mengerti.
“Galak, suka mengatur, menyeramkan, suka menyiksa menantunya,” tambah
Yumi. “Tentu saja tidak! Lagi pula kau pikir siapa yang mau menikahimu, huh?” Heechul
nyolot pada Yumi, matanya setengah melotot.
“Bisa tidak kalau tidak usah membentakku?! Jangan besar kepala, aku
juga tidak mungkin mau menikah denganmu! Pacaran saja aku tidak mau, apalagi
kalau harus menikah denganmu,” Yumi balas nyolot. Setelah beberapa saat
akhirnya mereka berdua kembali tenang.
“Hei, kau kenal pada yeoja bernama Jessi?” tanya Yumi. “Huh?
Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?” Heechul terlihat heran. “Jawab saja!
Kenal atau tidak?” sahut Yumi. “Kenal. Lalu apa maumu?” Heechul seolah
menantang.
“Gadis itu cantik, ya! Apa dia memiliki pacar? Atau jangan-jangan pacar
gadis itu adalah salah satu dari kalian,” tanya Yumi. Sebenarnya secara tidak
langsung Yumi sedang mencari tahu siapa yang dimaksud dengan ‘milikku’ oleh
Jessi saat malam terjadinya peristiwa yang tidak mengenakkan itu.
“Hei, apa kau memiliki kelainan? Kau bilang dia cantik? Kau menyukai
gadis itu?” Heechul malah menggoda yumi dengan gaya menyebalkan. Pria itu
terkekeh sendiri. “Jawab saja pertanyaanku!” protes Yumi yang terlihat
benar-benar serius kali ini.
“Aku tidak tahu dia punya pacar atau tidak. Bukan urusanku. Hanya saja
dia memang selalu mengganggu kami,” terang Heechul. “Yang benar? Dia
mengganggumu atau Donghae?” tanya Yumi begitu antusias. Karena malam itu yang
berdansa dengannya adalah Donghae dan Heechul, jadi ia curiga kalau salah satu
dari dua namja itu sedang diincar oleh Jessi.
“Kenapa kau begitu ingin tahu?” tanya Heechul yang sepertinya mulai
curiga. “Apa? Ah, aku... biasa saja,” kelak Yumi.
***
Di sebuah kafe yang terletak di Apgujeong-ro, tepatnya di 1F 640-9
Sinsa-dong, Gangnam-gu, Seoul. Aerin membuat janji pertemuan dengan seseorang.
Mimik muka Aerin tampak menegang. Gadis ini terlihat dingin. Sepertinya
pertemuan hari ini sangat serius. Seseorang yang ditunggu akhirnya datang.
“Lama tidak bertemu,” sapa Aerin pada namja di hadapannya itu. Namja
itu mengambil tempat duduk berhadapan dengan Aerin. “Aku tidak ingin terlalu
lama berbasa-basi. Lagi pula aku memang tidak senang melakukannya, jadi aku
akan berterus terang padamu. Tolong jangan ganggu Ay lagi,”
“Huh? Jadi setelah sekian lama tidak bertemu dan tiba-tiba oppa
mengajakku bertemu hanya untuk mengatakan ini? Hei, Yesung! Apa kau ini lelaki
yang tidak punya perasaan, huh?! Apa isi kepalamu itu hanya ada Ay dan Ay saja,
huh? Ternyata aku hanya membuang-buang waktuku!” Aerin bersiap untuk pergi tapi
Yesung menahan tangan Aerin dan menariknya agar duduk kembali.
“Aku sudah tahu semuanya yang kau lakukan padanya,” kata Yesung lagi. “Cih!
Dia pengadu juga rupanya,” umpat Aerin dengan penuh kebencian. “Dia tidak
pernah mengadu! Aerin, apa kau melakukan semua itu karena aku? Kalau memang
karena aku limpahkanlah kemarahanmu padaku! Jangan buat dia menderita seperti
itu!” sahut Yesung yang juga sedikit emosi.
“Cih! Kalian berdua sangat memuakkan. Jadi kau ingin melindunginya?
Baik, lindungilah dia! Aku tidak akan berhenti mengacaukan kebahagiaan kalian!”
sahut Aerin geram sampai nafasnya jadi tidak beraturan.
“Kau benar-benar menyedihkan,” ucap Yesung sambil tertawa sinis. “Apa?”
Aerin tampak terkejut dengan ucapan Yesung. “Kau terlihat sangat menyedihkan. Tadinya
aku pikir kau setidaknya sahabat yang baik bagi Ay. Ternyata berterima kasih
padanya pun kau tidak mau dan malah mati-matian membencinya. Orang yang kau
benci itu, dia rela melepaskan cintanya demi sahabatnya, bagaimanapun aku
menolaknya dia tetap memaksa, bagaimanapun sakitnya hatiku dan hatinya, tapi
dia tetap lebih mempedulikan kebahagiaan sahabatnya, kebahagiaanmu! Pernah kau
bayangkan bagaimana perasaannya saat dia melakukan itu? Kenapa kau hanya peduli
pada perasaanmu sendiri, huh?” ujar Yesung berapi-api.
Aerin hanya bisa gelagapan. “Aku... aku kecewa karena oppa masih
mencintai dia padahal yang ada dihadapan oppa adalah aku. Setiap saat melihat
matamu hatiku sakit karena aku tidak pernah melihat cinta untukku. Meskipun
oppa setiap hari mengatakan oppa mencintaiku tapi aku tahu itu bukanlah dari
hatimu,” ucap Aerin dengan mata berkaca-kaca.
“Aku bukannya tidak mencintaimu. Aku selalu mencoba mencintaimu,
terlebih di mataku kau adalah yeoja yang baik. Kalau saja kau bisa sedikit
bersabar dan memberikanku waktu, aku tentu bisa untuk belajar mencintaimu. Tapi
rupanya kau malah kalap dan dengan teganya menyakiti sahabatmu sendiri,” ujar Yesung.
“Oppa...,” ucap Aerin lirih di sela tangisnya. “Aku harus pergi. Untuk
sementara aku akan meninggalkan negara ini. Maaf, sudah membuang waktumu,” Yesung
bangkit dari duduknya. “Apa? Oppa mau kemana?” Aerin sedikit terkejut mendengar
Yesung lagi-lagi akan pergi dan kali ini namja itu akan meninggalkan
negaranya.
“Aku akan tinggal di Jepang. Oh, iya. Aku tidak keberatan kalau kau mau
menyusulku nanti,” ucap Yesung yang memaksakan tersenyum lalu ia pergi
meninggalkan kafe, sementara itu Aerin menangis sendirian masih dalam posisi
yang sama. Aerin merasa beban di kepala semakin menumpuk. Perasaan menyesal
juga turut memenuhi kepalanya. Ia tidak tahu harus berbuat apa, ditambah Yesung
juga sekarang akan pergi entah sampai berapa lama.
Di lain tempat, Yumi tengah
mengerjakan paper dengan Heechul di kediaman Heechul. Dilihat sekilas saja
mereka terlihat sangat akur, tapi sebenarnya ...
“Kenapa menulis seperti itu, sih? Kata-katamu itu aneh sekali!” protes
Yumi seraya menunjuk-nunjuk ke layar notebook Heechul. Heechul mulai jengah, “Apanya
yang aneh? Bagian mana yang aneh? Dari pada kau, mengetik saja tidak becus
seperti siput!” timpal Heechul penuh ambisi menjatuhkan Yumi.
Yumi tidak terima dikata-katai oleh Heechul, “Setidaknya kata-kataku
lebih ilmiah! Lihat saja punyamu itu, cih! Seperti makalah anak SMP saja,”
timpal Yumi tidak mau kalah.
“Kalau begitu kerjakan saja sendiri!” Heechul murka dan membanting
notebook-nya. Ia pergi meninggalkan Yumi sendirian lantas masuk ke dalam kamarnya.
Yumi langsung berdiri dan melotot ke arah Heechul, “Kasar sekali! Hih, dasar
egois!” rutuk Yumi.
Heechul rupanya merasa tersinggung pada kata-kata Yumi, makanya dia
mengurung diri di kamar sejak pertengkarannya tadi dengan Yumi. Di lain sisi,
Yumi akhirnya merasa bersalah. Ia merasa sedikit keterlaluan pada Heechul yang
rupanya cukup sensitif perasaannya. Yumi tiba-tiba mendapatkan ide untuk
membuat pancake kimchi untuk permintaan maafnya pada Heechul.
Sampai malam hari rupanya Heechul belum keluar dari kamarnya.
“Semarah itukah dia?” pikir Yumi menebak-nebak. Di sebelah tangannya
sekarang membawa sepiring pancake kimchi untuk diberikan pada Heechul. Dengan
sedikit ragu-ragu Yumi mengetuk pintu kamar Heechul tetapi lama sekali tidak
ada jawaban. Yumi akhirnya menyerah. Ia berbalik hendak kembali menuju dapur.
Tapi pintu itu kemudian terbuka.
“Mau apa lagi?” tanya Heechul pada Yumi yang membelakangi dirinya. Yumi
langsung berbalik pada Heechul dan mengeluarkan senyuman kikuknya. Heechul
terlihat tidak semangat dan kembali ke dalam kamarnya tanpa menutup pintunya.
Yumi berinisiatif untuk ikut masuk menyusul namja itu, “Aku mau
minta maaf. Aku tahu kata-kataku tadi sedikit keterlaluan,” kata Yumi seraya
terkekeh. “Sedikit katamu? Mulutmu itu seperti mercon, tahu!” timpal Heechul
tetapi tanpa nada nyolot ala Heechul yang seperti biasanya.
“Iya, maaf. Aku tahu aku salah. Um..., Heechul-ssi. Aku membuatkan ini
untukmu,” Yumi menyodorkan pancake kimchi buatannya pada Heechul. Yumi sengaja
memasang wajah innocent-nya agar Heechul
bersedia memaafkannya.
Heechul yang sedang duduk di sisi tempat tidur refleks memundurkan
badannya dan memandang dengan tatapan yang aneh pada makanan yang dilihatnya
itu. “Kenapa? Kau tidak suka? Aku sudah capek-capek membuatnya untukmu. Ini
sebagai permohonan maafku,” ujar Yumi seraya tertunduk lesu.
Melihat ekspresi sedih Yumi akhirnya
Heechul sedikit tersentuh hatinya, apalagi yeoja itu sengaja
membuat ini untuk dirinya. “Benar ini buatanmu?” tanya Heechul yang dijawab
dengan anggukan oleh Yumi. “Untukku?” tanya Heechul lagi. Lagi-lagi Yumi
mengangguk. Tanpa disangka, Heechul meraih sendok lalu mencicipi pancake buatan
Yumi. Sesaat tidak terlihat reaksi apapun di wajah Heechul saat mencicipi
pancake itu.
“Bagaimana rasanya?” tanya Yumi hati-hati. Sejak tadi Yumi menunggu
komentar dari mulut namja itu. Ia sangat penasaran kenapa Heechul tidak
bereaksi apapun. “Biasa saja,” jawab Heechul dengan sedikit salah tingkah.
Padahal dalam hatinya ingin menjawab lain. Pancake Kimchi buatan Yumi sangat
enak.
Terlihat mimik wajah Yumi yang kecewa. Tiba-tiba ponsel Yumi berbunyi
memperdengarkan lagu kesukaannya dengan Jung Soo, yaitu No Other dari Super
Junior. “Halo, Yesung oppa!” sapa Yumi saat menjawab teleponnya. Heechul tampak
penasaran saat mengetahui yang menelpon Yumi adalah Yesung. “Apa? Oppa menunggu
di depan? Oh, baiklah. Aku akan segera kesana!” Yumi menutup teleponnya.
“Hei, mau kemana kau?” tanya Heechul. “Temanku menungguku, aku harus
menemuinya,” jawab Yumi. “Tapi ini sudah malam!” Heechul mencoba melarang Yumi.
“Sebentar saja. Lagi pula dia menunggu di depan rumah ini,” jawab Yumi lagi. Ia
benar-benar pergi meninggalkan kamar Heechul demi menemui Yesung.
“Oppa, tumben malam-malam menemuiku!” sapa Yumi saat melihat Yesung
yang masih membelakanginya. “Ay, aku tidak akan berlama-lama. Aku kemari untuk
berpamitan,” kata Yesung seraya mencoba agar ekspresi wajahnya senetral
mungkin.
“Berpamitan? Oppa mau pergi kemana?” Yumi cukup terkejut mendengar Yesung
berpamitan padanya malam-malam begini. “Aku akan pindah ke Jepang dan membuka
usaha disana,” jawab Yesung seraya menyentuh bahu Yumi.
Yumi sedikit terkejut, “Apa karena aku?”
“Huh?”
“Karena aku oppa pergi,” tebak Yumi. Tiba-tiba muncul rasa bersalah di
hati Yumi karena pertemuan terakhir mereka kemarin yang tidak menyenangkan.
“Tidak. Ya, mungkin salah satu alasannya karena itu juga. Aku ingin
menata perasaan dan hatiku,” ujar Yesung. Yumi terlihat berkaca-kaca. Ia
membaur ke pelukan Yesung, “Bagaimana bisa oppa pergi seperti ini? Aku belum
melakukan apa-apa untuk oppa. Maafkan aku. Aku sudah menyakiti hati oppa.
Biarkan aku membalas semua kebaikan oppa,”
“Tidak apa-apa. Kau tidak usah berkata apa-apa ataupun melakukan apapun
untukku. Aku mengerti. Siapapun yang kau pilih, aku akan mendo’akan agar kalian
bahagia selamanya,” ucap Yesung setulus mungkin meskipun hatinya sakit.
“Terima kasih, oppa! Aku menyayangi oppa. Aku bahagia bisa mengenalmu.
Terima kasih untuk semuanya. Kalau tidak ada oppa saat itu mungkin aku sudah
tinggal di jalanan,” ucap Yumi dengan bulir bening yang mengalir dari pelupuk
matanya.
“Jaga dirimu, Ay. Oppa juga menyayangimu lebih dari siapapun di dunia
ini,” Yesung mengusap-usap punggung Yumi.
Kenapa Yesung oppa harus pergi? Aku tidak punya keluarga lagi disini.
Dia sudah seperti kakak bagiku. Semoga oppa bahagia dengan keputusan yang oppa
ambil. Maafkan aku karena telah menyakiti hati oppa yang sangat mencintaiku.
Aku harap oppa bisa mengerti dan menerima keadaan kita yang berbeda sekarang.
Aku akan selalu mendo’akanmu. -Yumi-
***
PART 6
PART 8
Buat yang baca, minta komentarnya,
ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas
author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf
kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain.
Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang
yang senang membaca fanfic =)
Gomawo chingu! =)
0 komentar:
Posting Komentar