Judul :
Yeppeun Namja
Genre :
Drama, Romantic
Author :
Lee Ara
Cast :
Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun,
Aerin, Yesung, Jessica
Yumi dan Heechul saat ini sedang dalam perjalanan menuju kediaman Kim,
istananya Heechul. Seorang supir yang
mengendarai mobil Heechul, sedangkan Heechul bersama dengan Yumi duduk di jok
kedua. Yumi meraih ponselnya untuk menghubungi Jung Soo.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Heechul yang melihat Yumi mengeluarkan
ponsel dari saku celananya. “Bukan urusanmu!” jawab Yumi ketus.
“Oppa! Maaf, hari ini bolehkah aku ijin tidak masuk kerja? Aku hari ini
harus mengerjakan paperku lagi. Maaf, aku mendadak mengabari oppa,” kata Yumi
pada Jung Soo di telepon. “Sebenarnya aku ingin mengatakan pada oppa kalau
aku sedang diculik oleh monster dalam wujud pangeran ini!” batin Yumi
kesal.
“Oh, begitu. Ya, sudah. Aku mengerti. Aku akan menjemputmu nanti.
Tempatnya masih yang waktu itu, kan?” tanya Jung Soo.
“Apa? Jemput? Tidak usah. Tempatnya bukan yang kemarin saat oppa
mengantarkanku. Oppa, nanti saja aku jelaskan pada oppa, ya! Pulang nanti aku
ke tempat oppa. Tapi, apa oppa sudah baikan?” kata Yumi panjang lebar.
“Aku sudah merasa lebih baik, itu berkat dirimu. Ya, sudah kalau
begitu. Sampai bertemu nanti,” kata Jung Soo.
Yumi pun menutup teleponnya.
“Cih, manis sekali! Dia itu bosmu atau pacarmu memangnya?” ledek Heechul
yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka. “Sebenarnya kau mau membawaku
kemana?” tanya Yumi ketus. “Tentu saja mengerjakan paper kita! Kau pikir untuk
apa aku mengajakmu ke rumahku?” jawab Heechul sedikit sinis.
“Jinjja? Mudah-mudahan kau tidak macam-macam padaku. Ingat, ya!
Mengerjakan paper. Hanya itu!” ancam Yumi yang tidak digubris oleh leader Prince
itu. Sepanjang jalan Heechul terus memainkan gadgetnya sambil mendengarkan
musik, sedangkan Yumi merengut kesal karena diculik oleh Heechul dari Donghae.
Akhirnya mereka sampai di kediaman Kim Heechul. Yumi sempat terperangah
saat mereka memasuki halaman depan rumah Kim Heechul yang sangat besar itu
terlebih lagi saat menginjakkan kaki ke dalamnya, barang-barang mewah terpampang
indah di rumah Heechul.
Menyadari Yumi yang terpana pada keindahan rumahnya, Heechul tersenyum
sinis, “Dasar kampungan,” ledek Heechul. Yumi langsung salah tingkah karena ia
menyadari ia memang terlihat norak saat ini. Yumi langsung duduk di sofa ruang
tamu tanpa dipersilahkan oleh Heechul. Pelayan langsung datang menyuguhkan
minuman untuk Yumi sedangkan Heechul menghilang entah kemana.
Heechul tiba-tiba muncul dan ia sudah berganti pakaian. Namja
itu terlihat sangat tampan dan berkelas. Ia membawa notebook dilengan kanannya.
Ia lantas duduk di sofanya dengan nyaman dan meletakkan notebook itu diatas
meja. Beberapa saat ia memperhatikan Yumi lekat-lekat dengan tatapan yang sulit
diartikan, “Ayo kerjakan!” sahut namja keji itu.
“Mwo?” Yumi terkejut. “Tunggu apalagi? Ayo, kerjakan papernya!”
perintah Heechul lagi. Rupanya ia membawa Yumi ke istananya ini bukan untuk
bekerja sama mengerjakan tugas kelompok mereka, melainkan untuk mempekerjakan
Yumi seorang diri. Dengan sangat emosi Yumi terpaksa mengambil notebook Heechul
untuk menuruti permintaan Heechul seraya ia mendengus kesal.
Hampir satu jam terlewati, Yumi sibuk berkutat dengan tugas paper yang
notabene tugas kelompoknya dengan Kim Heechul, tapi sang pangeran malah sibuk
mengurusi gadgetnya.
“Hei, kenapa kau tidak membantuku? Kenapa hanya aku yang mengerjakan
papernya?” protes Yumi seraya berdiri menyerahkan notebook itu pada Heechul.
Tatapan mata Yumi seakan hendak memakan Heechul saat ini juga.
Heechul balik melotot dan terlihat kesal. Ia kembali menyodorkan
notebook-nya itu pada Yumi. “Bukankah aku tadi menyuruhmu mengerjakannya?” kata
pria cantik namun egois itu. Heechul mendengus kesal.
“Bagaimana bisa kau menyuruhku mengerjakannya sendiri? Ini, kan tugas
kelompok kita, bukan hanya tugasku!” timpal Yumi menyatakan rasa keberatannya. ”Aku
tidak peduli. Apa hakmu memerintahku?” sahut Heechul dengan santainya. Lagi-lagi
ia kembali fokus memainkan gadgetnya.
“Lalu kau pikir kau bisa memerintahku semaumu?” timpal Yumi kesal. “Tentu
saja! Aku ini Kim Heechul,” ucapnya bangga. Yumi mulai melotot marah. “Kau! Aku
muak!” Yumi meraih tasnya hendak meninggalkan rumah Heechul. Ia sudah tidak
bisa mentoleransi lagi sikap menyebalkan Kim Heechul. Andaikan ada benda tajam
di dekatnya, rasanya ingin ia melemparkannya pada pria sombong itu.
“Hei, mau kemana kau, perempuan bodoh!” seru Heechul memanggil Yumi
yang terus saja berjalan tanpa mempedulikan dirinya. “Berhenti! Aku bilang
berhenti! Berani melangkah satu langkah lagi, akan aku buat kau menyesal!” seru
Heechul penuh emosi. Tapi Yumi masih tidak bergeming hingga akhirnya ia
benar-benar pergi meninggalkan rumah itu.
_____
Seperti janjinya pada Park Jung Soo, Yumi mampir ke rumah namja
tampan berlesung pipi itu. Disana ia banyak berkeluh kesah. Ia menceritakan
soal Lee Donghae dan Kim Heechul. Yumi memutuskan untuk bercerita pada Jung Soo
karena ia benar-benar emosi saat ini.
“Jagiya! Kau tenangkan dulu dirimu,” kata Jung Soo seraya menyodorkan
secangkir teh hangat pada Yumi. “Oppa, aku sangat ingin menghajar namja bodoh
itu! Mentang-mentang dia orang kaya dia jadi selalu semena-mena pada orang
lain,” keluh Yumi.
“Eoh, ara. Mendengar ceritamu itu aku tahu, pasti dia anak
keluarga Kim yang terkenal itu. Kekayaan keluarganya memang sudah tidak
diragukan lagi. Jadi, pantas saja kalau anaknya sampai sesombong itu. Tapi, aku
ingatkan padamu. Jangan terlalu membenci seseorang karena bisa jadi suatu saat
akan berbalik menjadi cinta. Kalau sudah begitu, kan aku juga yang repot!” kata
Jung Soo yang diakhiri dengan gurauan. Tapi gurauannya itu malah menambah rasa
kesal Yumi.
“Itu tidak akan pernah terjadi! Mana mungkin pria setampan dan sebaik
oppa digantikan oleh namja bodoh seperti Kim Heechul?!” timpal Yumi yang
malah membuat Jung Soo terkekeh. “Bagaimana kalau aku pergi?” tanya Jung Soo
tiba-tiba. Yumi terkejut. “Oppa mau pergi kemana lagi? Kenapa oppa tidak pernah
mengajakku? Kali ini oppa harus mengajakku!” timpal Yumi.
Jung Soo menggeleng-gelengkan kepala karena yeoja dihadapannya
ini terus saja nyerocos. “Aku tidak mungkin mengajakmu ke tempat wajib militer,
kan?” kata Jung Soo. “Mwo? Wajib militer? Oppa mau wajib militer?” Yumi
terperangah. Nafasnya mendadak tidak beraturan lagi mendengar Jung Soo
mengucapkan itu.
“Itu baru rencana. Aku, kan sudah berumur 27 tahun dan belum
melaksanakan kewajibanku sebagai warga negara Korea. Kalau aku ingin menikah
denganmu, kan aku harus wajib militer dulu. Jadi, apa kau mau menungguku sampai
aku selesai wajib militer nanti?” terang Jung Soo seraya meminta kepastian.
“Oppa, jangan tinggalkan aku...,” mata Yumi terlihat berkaca-kaca.
Hanya sebuah pembicaraan biasa tapi sukses membuat Yumi menangis tidak tenang
karena takut ditinggal oleh sang kekasih.
“Jagiya, uljima!” Jung Soo menghampiri Yumi dan memeluk gadis
itu untuk menenangkan hatinya. Jung Soo sama sekali tidak menyangka kalau
respon Yumi akan seperti ini. Ia menangis sampai sesengukan. “Sayang, aku tidak
akan kemana-mana. Sekarang jangan menangis lagi, ya!” ucap Jung Soo menghibur
Yumi.
Tapi Yumi tahu betul kalau cepat atau lambat Jung Soo memang harus
segera menjalani wajib militer, “Sejak kapan oppa jadi pembohong? Aku tahu
cepat atau lambat oppa akan pergi,” timpal Yumi disela tangisnya. “Jagiya,
kalaupun aku pergi itu juga demi kita. Demi bisa menikahimu nantinya,” ucap Jung
Soo memberikan pengertian pada Yumi.
“Tapi aku tidak sanggup tanpa oppa. Hanya oppa yang aku miliki,” Yumi
semakin memeluk Jung Soo dengan sangat erat. “Jagiya...,” ucap Jung Soo. “Oppa,
aku ingin bersama dengan oppa terus. Aku tidak ingin berada jauh dari oppa!
Oppa juga tahu, kan bagaimana rindunya aku pada oppa setiap oppa pergi keluar
kota meskipun hanya untuk satu hari, apalagi kalau oppa pergi untuk wajib
militer,” ujar Yumi.
“Arayo, aku sangat mengerti bagaimana perasaanmu. Aku juga
merasakannya. Tapi Yumi, kau belum jawab apa kau mau menunggu oppa sampai oppa
kembali?” tanya Jung Soo lagi. Yumi menggeleng dan menutup kedua telinganya.
“Jagiya, ayolah!” seru Jung Soo seraya memaksa Yumi melepaskan
tangannya dari kedua telinganya. Yumi memandangi wajah Jung Soo yang penuh
harap menunggu jawabannya. “Tanpa oppa pinta aku pasti akan menunggu oppa! Aku
sangat mencintai oppa,” sahut Yumi. Jung Soo merasa lega setelah mendengarnya. “Mianhae,
jagiya...,” ucapnya lirih hampir terdengar seperti bisikan kecil.
Mianhae, jagiya. Aku harus meninggalkanmu sementara. Tapi
aku janji akan segera kembali. Aku melakukannya untuk kita agar kita bisa
segera menikah nantinya. Aku sangat menyesal harus mengatakannya padamu,
padahal aku sudah berjanji akan menjagamu selepas kepergian kedua orang tuamu.
Aku janji akan segera kembali padamu. Dalam hatiku akan tetap tersimpan cinta
untukmu, Yumi-ssi. -Jung Soo-
Jung Soo kembali memeluk tubuh ringkih Yumi. Kali ini gadis itu sudah
lebih tenang dalam pelukan tubuh kekar Park Jung Soo. “Aku akan merindukan
wangi tubuh oppa, tawa aneh oppa, perhatian oppa...,” ucap Yumi.
Jung Soo mengangkat dagu Yumi perlahan. Ia mendaratkan bibir tipisnya
di atas bibir Yumi lantas memagutnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Lengan Yumi bergerak merangsek meremas lembut rambut Jung Soo sebaliknya Jung
Soo menekan tengkuk Yumi agar ciumannya itu semakin dalam.
***
Yumi terbangun dari tidurnya seiring dengan masuknya cahaya mentari
pagi melalui celah-celah jendela kamar. Yumi terbangun dan mendapati dirinya
berada di kamar Jung Soo. Ia melihat ke sekeliling kamar, tidak ada Jung Soo
disana. Yumi segera bangkit dari tempat tidur. Betapa leganya ia saat menemukan
Jung Soo yang masih terbaring tidur di atas sofa di ruang tamu. Yumi pikir Jung
Soo pergi entah kemana. Dia masih sangat takut ditinggal pergi oleh Jung Soo
karena pembicaraan mereka semalam.
“Apa oppa baik-baik saja tidur di sofa seperti ini?” gumam Yumi sembari
memandangi Jung Soo yang masih pulas. Yumi melangkahkan kakinya ke dapur untuk
membuatkan sarapan. Ia membuatkan nasi goreng kimchi untuk Sang Angel Without
Wings itu.
Jung Soo terbangun dan mendapati Yumi sudah tidak ada disana. Ia
menemukan secarik kertas bertuliskan pesan dari Yumi. Jung Soo tersenyum
membaca pesan itu. Dalam hatinya sangat berharap bisa segera mempersunting yeoja
Indonesia itu.
_____
Di kampus. Aerin berjalan gontai dengan rasa sakit yang merajam hatinya
karena dicampakan oleh Yesung. Yumi di belakang memanggil-manggil nama Aerin
tapi Aerin yang sebenarnya mendengar malah pura-pura tidak mendengarnya, “Hei,
kau tidak mendengar aku memanggilmu dari tadi?” sahut Yumi menepuk punggung Aerin.
Aerin terlihat tidak bergeming. “Aerin, ada apa? Kemarin aku tidak
melihatmu di kampus. Kau tidak kuliah, ya? Memangnya kemarin kau kemana?
Bagaimana Yesung oppa, kau sudah menemukannya?” Yumi meluncurkan banyak
pertanyaan pada sahabatnya yang cantik itu.
Mendengar nama Yesung disebut-sebut membuat Aerin kembali emosi. Aerin
mendorong tubuh Yumi dengan kasarnya sampai Yumi hampir saja terjatuh kalau
saja Donghae tidak menopang tubuh Yumi dari belakang. Para Prince ternyata
sejak tadi berdiri disana menonton kejadian itu.
“Apa yang kau lakukan?” protes Donghae pada Aerin, tapi Aerin tidak
menjawab dan pergi begitu saja. Yumi juga tidak mengerti kenapa Aerin tiba-tiba
jadi seperti itu. “Kau tidak apa-apa?” tanya Donghae pada Yumi dengan wajah
cemas.
“Aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah menolongku,” jawab Yumi. “Ah,
itu hanya kebetulan saja aku lewat,” sambung Donghae. Yumi tersenyum pada Donghae
tapi senyumnya itu mendadak lenyap saat ia bertemu pandang dengan sosok Heechul.
Suasananya mendadak berubah setelah kedatangan Kim Heechul. Yumi masih sangat
kesal dan enggan bertemu dengan leader prince itu. Yumi lantas pamit pada Donghae
untuk masuk ke kelas lebih dulu.
Sepulang kuliah. Yumi sengaja menunggu Aerin selesai dengan mata
kuliahnya hari ini. Ia penasaran ingin menanyakan pada Aerin tentang perubahan
sikapnya hari ini pada dirinya. “Aerin!” panggil Yumi saat melihat Aerin keluar
dari kelasnya. Aerin terlihat malas-malasan saat melihat Yumi yang memanggil
dirinya. Ia tidak ingin melihat Yumi di hadapannya lagi. Ia masih sangat marah
pada Yumi soal Yesung.
“Aerin, ada apa sebenarnya?” tanya Yumi dengan hati-hati. “Apa maksudmu
dengan ada apa? Bukankah kau sudah tahu semuanya?” Aerin melenggang pergi begitu
saja. Yumi langsung berjalan cepat untuk menyejajarkan langkahnya dengan Aerin.
Yumi benar-benar ingin tahu kenapa Aerin jadi seperti ini.
“Kenapa kau mengikutiku terus, sih? Apa kau tidak tahu kalau aku muak
padamu?!” Aerin mengamuk brutal dan lagi-lagi ia mendorong Yumi hingga terjatuh
ke lantai. Gadis itu mendengus kesal. Tapi saat melihat Yumi terduduk di lantai
dengan luka di telapak tangannya, ia bisa sedikit merasa puas, bahkan kalau
bisa ia mungkin akan melakukan hal yang lebih dari sekedar mendorong Yumi
seperti tadi.
Yumi jatuh tepat di depan kaki seseorang. Yumi mendongakkan wajahnya
untuk melihat si pemilik kaki itu yang ternyata adalah Kim Heechul, orang yang
sedang dihindarinya. “Hei, apa yang kau lakukan pada yeoja-ku, huh?”
bentak Heechul pada Aerin.
“Apa? Yeoja-ku? Maksudnya aku?” Yumi gelagapan. Ia jadi emosi
dan ingin meralat kata-kata Kim Heechul barusan, tapi rupanya ia tidak mendapat
kesempatan karena sekarang Leader Prince itu sedang adu mulut dengan Aerin.
Kyuhyun yang hampir kemana-mana selalu bersama Heechul menghampiri Yumi
dan membantunya untuk bangkit. Kyuhyun membawa Yumi ke suatu tempat. “Tunggu!
Kenapa kita kesini?” tanya Yumi. Kyuhyun rupanya membawa gadis itu ke mobil Heechul,
mobil yang kemarin Yumi kendarai bersama dengan Leader Prince itu.
“Heenim memintamu untuk menunggu di mobilnya,” jelas Kyuhyun. “Apa
maksudmu? Kenapa aku harus menunggu orang itu? Kau tidak lihat kalau aku tadi
sedang bicara dengan temanku, huh? Kenapa malah membawaku kemari?” protes Yumi.
“Apa kau buta? Yeoja itu bukan lagi temanmu. Buktinya hari ini
dia sudah dua kali mencelakaimu,” timpal Kyuhyun. “Aku yakin dia tidak
bermaksud begitu. Pasti dia salah paham tentang sesuatu,” kilah Yumi.
Beberapa saat kemudian, Heechul menghampiri Kyuhyun dan Yumi yang
tengah beradu argumen. “Mulai sekarang kau harus berhati-hati pada yeoja
itu. Dia ternyata lebih mengerikan dari yang kukira,” kata Heechul.
Tak disangka Yumi yang sejak tadi menahan kesalnya pada Heechul
langsung mendaratkan tinjunya tepat diperut Heechul hingga namja itu
berteriak kesakitan.
“Hei, apa yang kau lakukan, bodoh?!” protes Kyuhyun yang tidak tega
melihat kawannya dipukul oleh seorang perempuan seperti Yumi. “Hei, bodoh!
Kenapa kau memukulku?!” bentak Heechul seraya memegangi perutnya yang sakit itu.
“Itu karena kau mengatakan kata-kata menjijikan pada Aerin! Apa-apaan
itu? Yeoja-ku? Cih!” gerutu Yumi. Heechul berusaha berdiri tegak dan
menahan sakitnya, “Apa? Hanya karena itu?” Heechul seolah tidak percaya. Ia
langsung mendorong paksa Yumi agar masuk ke mobilnya. Setelah Yumi dan Heechul
berada di dalamnya, mobil itu langsung melaju entah kemana meninggalkan Kyuhyun.
“Kim Heechul bodoh!” Yumi memukuli lengan Heechul berkali-kali tapi
akhirnya lengannya berhasil ditahan oleh Heechul. “Bisa tidak kau diam, huh?”
bentak Heechul membuat Yumi bergidik ngeri. Kali ini Yumi menyerah saat melihat
mata Heechul yang benar-benar seperti orang yang akan menelannya hidup-hidup.
“Sebenarnya kau mau membawaku kemana lagi?!” bentak Yumi. Ia tidak
terima selalu diperlakukan seperti ini oleh Heechul. Namja itu selalu
bertindak semaunya. Yumi seolah-olah menjadi boneka mainan baru bagi Heechul. “Kita
akan ke panti asuhan St. Angela. Jangan bertanya untuk apa kita kesana!” kata Heechul
yang akhirnya menjawab pertanyaan Yumi. Gadis itupun langsung terdiam.
Heechul dan Yumi tiba di panti asuhan St. Angela. Beberapa pria berjas
hitam dengan kaca mata hitam menyambut mereka di depan gerbang panti asuhan
itu. “Kenapa di panti asuhan saja bisa ada orang-orang seperti ini?” gumam Yumi
melihat dibalik jendela mobil. “Mereka orang-orangku,” Heechul menjawab
pertanyaan dibenak Yumi.
Ternyata hari ini Heechul mengajak aku pergi ke panti
asuhan untuk melakukan observasi dan wawancara demi tugas paper Tuan Shin. Kim Heechul
ternyata seorang yang sulit ditebak. Aku sebelumnya berpikir kalau Heechul
bukan orang yang bertanggung jawab pada tugasnya sendiri. Tapi dia hari ini
membuktikan kalau pemikiranku tentangnya itu salah. Meskipun dia orang yang
sangat menyebalkan tetapi hari ini dia sudah membantuku meskipun dengan cara
yang menyebalkan. Aku lihat Heechul rupanya mudah dekat dengan anak-anak di
panti ini. Tidak kusangka hari ini aku bisa melihat sisi lain dari seorang Kim Heechul.
-Yumi-
“Aku pikir kau tidak suka anak-anak,” Yumi menghampiri Heechul yang
tengah menggendong seorang gadis kecil. Yumi tanpa sadar tersenyum melihat moment yang belum pernah dilihatnya itu.
Entah kenapa kali ini Yumi merasa Heechul benar-benar keren.
Heechul tampak lebih manusiawi saat ini. Ia memberikan permen lolipop
pada anak itu dari saku celananya. Ia menurunkan anak itu dari gendongannya. Heechul
membungkukkan badannya menyejajarkan dengan anak itu.
“Ini, berikan pada teman-temanmu, ya!” Heechul tersenyum seraya
mengeluarkan beberapa permen lolipop dan memberikannya pada anak itu. Anak itu
mengangguk mengerti lalu berlari pada teman-temannya. Heechul tersenyum lembut
melihat anak itu tampak ceria.
“Apa katamu tadi?” tanya Heechul yang sekarang telah duduk di sebelah
Yumi. “Aku tadi bilang... aku pikir kau tidak menyukai anak-anak,” kata Yumi
mengulang kalimatnya. “Kenapa kau berpikir seperti itu? Mereka itu sama
denganku,” ujar Heechul. “Huh? Sama denganmu? Apanya yang sama? Kau seorang
pangeran, anak orang kaya, sedangkan mereka yatim piatu,” ujar Yumi yang tidak
bisa mengerti maksud Heechul.
“Kau tidak akan mengerti. Nasibku dengan mereka tidak jauh berbeda,
yang berbeda adalah mereka memiliki segalanya yang aku tidak punya,” terang Heechul
seakan sedang berpuisi. “Aku masih belum mengerti. Bukankah kau justru memiliki
segalanya?” timpal Yumi.
“Cih, bodoh! Bagaimana bisa perempuan bodoh sepertimu mendapatkan
beasiswa prestasi dari kampusku?” cibir Heechul. “Hei! Kau itu yang bicaranya
tidak jelas, tahu!” umpat Yumi kesal. “Aku bicara dari tadi kau selalu saja
bilang tidak mengerti! Kau benar-benar membuatku kesal!” omel Heechul.
“Baiklah, aku mengaku salah. Sebenarnya apa yang sedang kau coba
katakan padaku?” Yumi mencoba untuk menjadi pendengar yang baik.
“Aku ingin semua orang tidak memandang takut padaku. Aku ingin semua
orang tahu bahwa harta ataupun uang bukanlah kebahagiaan yang kekal di dunia
ini. Mereka tidak selalu memberikan kebahagiaan. Ada hal lain yang lebih
penting dari pada harta dan uang. Segalanya memang memerlukan uang, tetapi uang
juga bukanlah segalanya,” ujar Heechul seperti sedang berceramah. Matanya
terlihat sendu. Usai mengucapkan kata-kata itu ia tertunduk seperti memikirkan
sesuatu, seperti mendapat beban yang menumpuk di atas kepalanya.
“Wah, dari mana kau dapatkan kata-kata seperti itu? Kau tidak sedang
mencoba membuatku terkesan, kan?” ledek Yumi. Sebetulnya ia memang telah
terkesan setelah mendengar cerita Heechul tadi, tapi ia tidak ingin namja
itu menyadarinya.
Tiba-tiba saja Heechul menangkap tangan Yumi dan menatap dalam-dalam ke
mata Yumi. Ini membuat Yumi gugup dan menelan ludah. Ia sangat terkejut dengan apa
yang Heechul lakukan saat ini.
“Yumi-ssi, neo...,” ucap Heechul. Yumi wanti-wanti, sebenarnya
apa yang akan dikatakan Heechul? Ia takut kalau Heechul ternyata benar-benar
menginginkan dirinya menjadi yeojanya seperti yang ia katakan pada Aerin
saat di kampus.
“Kau.. bodoh! Kau ini
benar-benar banyak bicara dan tidak tahu situasi, ya!” omel Heechul seraya
menjitak kepala Yumi. Rupanya itu yang ingin ia lakukan, memukul kepala Yumi
sampai gadis itu kesakitan. Yumi yang kesakitan mengumpat Heechul seraya
mengusap-usap kepalanya yang sakit karena jitakan namja super tega itu.
“Ayo, kita pulang!” ajak Heechul seraya menarik lengan Yumi hingga gadis
itu bangkit dari posisi duduknya. “Eh, aku tidak akan pulang bersamamu!” Heechul
langsung menghentikan langkahnya mendengar ucapan gadis itu.
“Apa maksudmu? Ayo, kita pulang!” ajak Heechul lagi. Sebuah mobil Audi berwarna
putih berhenti tepat di depan gerbang panti asuhan. “Aku sudah dijemput oleh pacarku,”
kata Yumi pada Heechul.
Heechul langsung terdiam seraya memandangi wajah Yumi, ia lantas
melepaskan lengan Yumi. Yumi balik memandangi Heechul sejenak. Tatapan mata Heechul
pada Yumi saat ini sulit diartikan. “Sampai bertemu besok,” ucap Yumi pada Heechul.
Kali ini Yumi lebih melunak setelah ia melihat sosok lain dari seorang Kim Heechul.
Terdengar suara Jung Soo memanggil nama Yumi. Yumi langsung berlari
pada Jung Soo dan meninggalkan Heechul yang masih mematung di tempat itu.
“Bukankah itu Kim Heechul?” tanya Jung Soo yang rupanya mengenali Heechul.
“Iya. Dari mana oppa tahu?” jawab Yumi. “Aku pernah melihat wajahnya di
televisi. Jadi kali ini dia menculik kekasihku lagi?” Jung Soo mencoba menggoda
Yumi.
Yumi mengangguk dan menceritakan semua yang terjadi padanya hari ini. “Jadi...,
sekarang apa yang akan kita lakukan? Kau, kan hari ini tidak bekerja. Apa ada
tempat yang ingin kau datangi?” kata Jung Soo seraya tersenyum pada Yumi.
“Kemana saja, asalkan dengan oppa. Aku ingin menghabiskan waktuku
dengan oppa,” ucap Yumi seraya bersandar manja pada Jung Soo. Yumi dan Jung Soo
sengaja menghabiskan waktu bersama. Mereka ingin memanfaatkan waktu untuk
berdua sebelum Jung Soo benar-benar pergi wajib militer.
Jung Soo membawa Yumi ke Chuncheon, Gangwon-do. Tepatnya ke Nami
Island, tempat yang pernah dipakai syuting drama Winter Sonata. Banyak orang
menganggap Nami Island sebagai tempat yang romantis. Jung Soo dan Yumi menyewa
satu sepeda untuk berjalan-jalan mengelilingi Nami Island. Mereka menikmati
saat-saat romantis mereka.
Jung Soo dan Yumi bersenda gurau di bawah sebuah pohon besar. Yumi
mengalungkan kedua lengannya ke leher namja romantis itu. Senyuman Yumi
tidak pernah pudar begitupun dengan Jung Soo. Mereka saling menyilangkan wajah
mereka dan berciuman. Jung Soo selalu bisa memperlakukan Yumi dengan lembut.
Pantas saja Yumi sangat merasa nyaman setiap berada di sisi Jung Soo.
***
Suasana di lapangan kampus sedang sangat ramai saat ini. Beberapa
mahasiswi dari kelas Yumi tengah bermain basket disana melawan kelompok pria.
Yumi yang sudah berganti pakaian ingin ikut bergabung bersama mereka.
“Hei, perempuan bodoh! Apa yang kau lakukan disana?” seru Heechul. Yumi
menoleh ke asal suara yang memanggil dirinya. Ternyata Trio Prince berjalan
perlahan dengan santainya mendekati Yumi.
“Awas saja kalau dia menculikku lagi hari ini!” gerutu Yumi
dalam hati. “Aku mau bermain basket. Kalian mau ikut?” seru Yumi semangat. “Apa?
Basket?” ekspresi Heechul mendadak aneh. “Boleh saja!” jawab Donghae. Donghae
terlihat sumringah. Tubuh sekekar itu tentu saja ia sangat suka berolahraga.
“Apa aku juga boleh bergabung? Sudah lama aku tidak berolahraga,” kata Kyuhyun.
“Tentu saja kalian semua boleh ikut bergabung. Wanita-wanita itu pasti senang
kalau kalian ikut bergabung,” Yumi terlihat antusias. Kyuhyun dan Donghae
terkekeh. Mereka lantas berlari menuju lapangan untuk ikut bergabung dengan
yang lainnya. Keduanya terlihat sangat antusias.
“Kau tidak ikut?” tanya Yumi pada Heechul. “Ani. Aku tidak suka
berkeringat,” jawab Heechul dingin. “Aissh! Kau ini sebenarnya pria atau bukan,
huh? Tidak suka berkeringat? Pantas saja wajahmu cantik seperti seorang wanita.
Ya, sudah. Aku mau menyusul mereka,” ledek Yumi seraya mengeluarkan tatapan
aneh pada Heechul. Yumi langsung berlari ke lapangan menyusul Donghae dan Kyuhyun.
Heechul selama beberapa saat menonton orang-orang yang asik bermain di
lapangan. Tapi karena cuaca yang cukup panas menurut Heechul, ia akhirnya pergi
meninggalkan tempat itu.
Kurang lebih satu jam Yumi ikut berkompetisi melawan tim basket putra
dari kelasnya sendiri. Ia terpaksa harus menyudahi permainan itu lebih awal
karena harus bekerja lagi. Yumi berlari ke dalam gedung menuju ruang ganti.
Namun saat menuju ke ruang ganti telinga Yumi mendengar suara musik, lebih
tepatnya suara piano. Yumi merasa tertarik pada suara itu, ia mencari-cari asal
suara itu dari mana. Akhirnya Yumi menghentikan langkahnya tepat di depan pintu
ruang musik.
“Kim Heechul?” ucap Yumi terperangah. Ternyata yang memainkan piano itu
adalah Heechul. Irama lagu berjudul ‘Chobyeol’ dialunkan oleh Heechul dengan
begitu lembut. Heechul memainkan piano itu dengan sangat baik. Lagi-lagi Yumi
melihat sosok lain dari diri Kim Heechul. “Jadi selama ini dia menyembunyikan
sosok lembut dirinya?” pikir Yumi.
Chobyeol
Manhi mangseolyeotjyo geudaeman boneun nal
Idaero saranghalsun eobsnayo
Maeil geudae saenggak ttaemune ameuron
Ildo nan hal su ga eobseojyo
Geunal bam geudaeui mandeuri dangyeojin
Noraereul jeonhae deutgoseo
Seounhan gieokgwa Choijohan namkajji
Modu da nokanaeryobeoryeotjyo
(Nan geuraeyo)
Geudae jinam sarangboda
Ajik bujokhajiman geuradonal mideojullaeyo
Geudaeyo naege sojunghan saram (naui sarama)
Geudae eobsi nan an dwil geot gata
Du nune damgil nae moseub
Mam soke gamjikhaejyeoyo
Yeongweoneul yaksokhaeyo geudae
(Nan geuraeyo)
Geudae jinam sarangboda
Ajik bujokhajiman geuradonal mideojullaeyo
Geudaeyo naege sojunghan saram (naui sarama)
Geudae eobsi nan an dwil geot gata
Du nune damgil nae moseub
Mam soke gamjikhaejyeoyo
Yeongweoneul yaksokhaeyo geudae
Sesangi byeonhanda haedo
Urin byeonhameobtgetjyo
Uri idaer yeongwonhi duli
Uneuleul goeok hamyeonseo
Geudaeyo manhi saranghan geojya
Geudae eobsi nan an dwil geot gata~ oh~
Du nune damgil nae moseub
Mam soke gamjikhaejyeoyo
Yeongwonhi geudaeman saranghae
Yeongwonhi geudaeman saranghae...
Eng Translation:
I’ve hesitated a lot.
I’ve kept my sight on you though I can’t love.
Since I keep thinking of you day by day,
I can do nothing.
That night, if the song deep in your heart has been heard.
All regrettable memories and frustrating thoughts would be meltdown.
(That’s the way I am)
I love you even more,
Still, it’s not enough. Trust me ?
You’re my precious girl (My baby)
Without you, I’ve no idea how is going on.
Deep down in both eyes, it comes from my heart.
May you cherish this in mind.
Eternity, I swear to you.
Whether the world keeps turning,
We’ll be constant.
We’ll be this way forever.
As recollection today
I just love you so much.
Without you, I’ve no idea how is going on.
Deep down in both eyes, it comes from my heart.
May you cherish this in mind
Only you that I love forever
Only you that I love forever
Yumi tetap berdiri disana sampai Heechul mengakhiri pentas pribadinya.
Ia hampir lupa kalau harus segera pergi ke kafe. Saat Heechul mengakhiri
permainan pianonya, Yumi bertepuk tangan mengejutkan Heechul.
“Sejak kapan kau disana?” tanya Heechul dengan mimik wajah bingung. Yumi
maju menghampiri Heechul. Pria itu terlihat seperti anti saat Yumi
mendekatinya. Ia takut kalau sampai ketetesan keringat Yumi. Wajah dan leher
Yumi memang basah oleh keringat, wajar saja karena ia baru selesai bermain
basket di bawah sinar matahari yang cukup terik.
“Kau ternyata suka musik juga?” seru Yumi antusias. Heechul terlihat
menghindar. “Waegeurae?” tanya Yumi yang merasa tingkah Heechul sangat
aneh. “Jangan mendekat! Aku tidak mau kena keringatmu!” seru Heechul.
“Mwo?” protes Yumi tidak terima. Tapi dilarang seperti itu malah
ia semakin ingin mengisengi Heechul. Yumi melap keringatnya dengan tangan
lantas ia kibas-kibaskan pada Heechul. Kontan saja ini membuat Heechul murka. Namja
itu berteriak-teriak hampir histeris. Yumi dan Heechul seolah bermain
kejar-kejaran seperti anak kecil. “Aigo! Kau ini berlebihan sekali!” Yumi
tertawa puas mempermainkan namja kaya itu.
“Apanya yang berlebihan? Justru kau yang jorok!” protes Heechul. “Hh,
dwaesseo. Aku mau mandi dulu,” Yumi langsung melenggang santai meninggalkan
Heechul.
Yumi masuk ke dalam ruang ganti, di dalam sana ada kamar mandi umum
yang biasa digunakan oleh para mahasiswi untuk mandi setelah mereka selesai
berolahraga. Yumi membersihkan diri disana. Ia harus bergegas karena harus
segera pergi ke kafenya Jung Soo.
***
Heechul melangkahkan kakinya keluar dari ruang musik. Ia berjalan
sambil memainkan ponselnya. Pangeran yang satu ini terlihat sangat dingin.
Sayup-sayup terdengar suara ribut. Heechul menghentikan langkahnya. Ia ingin
mendengar lebih jelas suara itu. Ia kembali menggerakkan kakinya mencari sumber
suara ribut itu. Suaranya yang terdengar seperti ketukan keras ditambah dengan
teriakan minta tolong. Heechul semakin mempercepat langkahnya. Suara itu
semakin terdengar jelas.
Heechul sampai di depan kamar ganti wanita. Suara itu berasal dari
sana. Heechul semakin bisa mendengar dengan jelas suara wanita yang berteriak
minta tolong itu. “Yumi-ssi! Apa kau di dalam sana?” Heechul mencoba memastikan
kalau wanita di dalam sana adalah Yumi.
“TOLONG AKU! KELUARKAN AKU DARI SINI!” suara Yumi terdengar panik.
Heechul membuatkan matanya saking paniknya setelah tahu Yumi terjebak
di dalam sana. “Bertahanlah! Menjauh dari pintu! Aku akan mendobrak pintunya!”
sahut Heechul yang juga ikut panik. Heechul menarik nafas lebih dulu lantas
mendobrak pintu di hadapannya dengan gentle.
BRUGG!!!
Heechul berhasil mendobrak pintu itu. Nafasnya langsung
tersengal-sengal. Saat pintu itu terbuka Yumi refleks berlari memeluk Heechul
membuat Leader Prince itu terperangah dan kikuk. Hanya beberapa saat saja, Yumi
langsung tersadar dan melepaskan pelukannya.
“Gomawo! Untung saja ada kau, kalau tidak aku mungkin akan
terkurung disini sampai besok pagi,” Yumi membayangkan hal itu sampai bergidik
ngeri. Ia lantas memandangi Heechul dengan perasaan kagum karena namja
yang biasanya jahat ini justru telah menjadi penolongnya.
“Sssh...,” Heechul meringis seperti menahan sakit. Tentu saja ia merasa
sakit, dia baru saja mendobrak paksa pintu ruang ganti wanita. Heechul
memegangi lengannya yang terasa nyeri.
“Wae? Kau terluka?” Yumi dengan sigap meraih tangan Heechul
memeriksa apakah ada luka atau tidak. Ternyata ada lebam kebiruan disana
ditambah dengan sedikit luka robek di telapak tangan Heechul. Mengetahui lengan
namja itu terluka, Yumi jadi merasa bersalah. Yumi ingat di kelasnya ada
kotak P3K. Ia dan Heechul langsung menuju kelas untuk mengobati lengan namja
itu.
“Kau tidak merasa sakit?” tanya Yumi setelah ia selesai menjalankan
tugasnya sebagai dokter dadakan. “Huh? Tentu saja sakit!” jawab Heechul dengan
nada sedikit tinggi. “Syukurlah. Berarti kau normal. Aku sempat merasa aneh
karena kau sejak tadi diam saja. Aku pikir kau mati rasa,” timpal Yumi.
Heechul sebenarnya sejak tadi diam-diam memperhatikan Yumi. “Kenapa kau
sampai bisa terkunci disana?” tanyanya penasaran. Pertanyaan itu menyadarkan
Yumi. Ia juga sejujurnya tidak tahu kenapa tiba-tiba pintu itu sampai terkunci,
dan kuncinya juga tidak ada disana. “Aku juga tidak tahu,” jawab Yumi.
“Ya, sudahlah. Ayo, pulang!” ajak Heechul lagi-lagi menarik tangan
Yumi.
“Kenapa kau selalu begini? Memangnya kau pikir aku mau pulang denganmu?
Aku ini bukan dirimu yang memiliki banyak uang. Aku harus bekerja untuk
memenuhi semua kebutuhanku! Jadi, jangan menarikku lagi,” ujar yumi seraya
menghentakkan lengannya hingga lengan Heechul terlepas dari lengannya.
Heechul mengumpat dalam hatinya. Yumi selalu berhasil menghindarinya
akhir-akhir ini. “Kau sudah tidak apa-apa, kan? Pulanglah dengan teman-temanmu
atau supirmu. Oh, iya. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih sudah menolongku,’”
Yumi lantas pergi meninggalkan Heechul yang mendadak jadi seorang pendiam.
Selang beberapa menit setelah perginya Yumi, Heechul juga hendak
meninggalkan ruangan kelas. Tanpa sengaja ia bertabrakan dengan Aerin. “Hei,
kau tidak punya mata, huh?” bentak Heechul yang sudah kembali menjadi Leader Prince.
“Kau sendiri yang menabrakku!” Aerin tidak mau kalah. Ia lantas kembali
meneruskan langkahnya meninggalkan Heechul. Namja itu tiba-tiba melihat
sesuatu tergeletak di lantai. Sepertinya Aerin menjatuhkan sesuatu saat
bertabrakan dengan Heechul tadi. Sebuah kunci. “Apa ini? Huh! Apa
jangan-jangan...?”
***
Sesampainya di kafe Jung Soo, Yumi mendapat omelan dari Jung Soo karena
terlambat datang bekerja. Sebagai hukuman, yang seharusnya Yumi bekerja sampai
jam sembilan malam, sekarang terpaksa ia harus lembur sampai kafe tutup.
Sebenarnya Jung Soo bukan benar-benar mengomel karena marah, tapi karena
khawatir Kim Heechul melakukan sesuatu pada Yumi.
Untung saja malam ini tidak terlalu banyak pelanggan seperti
malam-malam sebelumnya. Jadi waktu Yumi bisa sedikit senggang. Jung Soo
memanggil Yumi ke ruangannya.
“Oppa, maafkan aku. Sebenarnya aku sudah berusaha untuk datang tepat
waktu, tapi di kampus terjadi sesuatu, makanya aku...,” Yumi mencoba
menjelaskan tapi Jung Soo langsung memotong ucapannya.
“Jagiya, mianhae. Oppa memarahimu di depan yang lainnya.
Sebenarnya oppa sangat khawatir. Oppa takut kau diculik anak orang kaya itu
lagi. Oppa takut dia melakukan sesuatu padamu,” terang Jung Soo.
“Huh? Aniyo, oppa! Justru hari ini dia menyelamatkan aku saat
aku terkunci di ruang ganti. Entah siapa yang sudah melakukan itu padaku.
Untung saja ada dia,” timpal Yumi. “Benarkah? Astaga! Kau terkurung di ruang
ganti? Hh, kau harus berhati-hati, jagiya. Aku tidak ingin saat aku tidak ada
disini malah terjadi apa-apa padamu. Aku tidak akan bisa melindungimu nanti,” Jung
Soo tertunduk sedih.
“Aku tidak mau mendengar omong kosong ini lagi. Oppa tidak akan
kemana-mana karena oppa selalu ada di hatiku,” sahut Yumi dengan wajah serius. Jung
Soo kembali mengangkat wajahnya, ia benar-benar tersentuh mendengar ucapan Yumi
tadi.
***
Hari ini jadwal kuliah Yumi cukup padat. Ada dosen yang tiba-tiba
merubah jadwal dan minta masuk hari ini, karena itulah Yumi terlihat lesu saat
jam makan siang di kampus. Yumi mengaduk-ngaduk makanan di depannya dengan
ekspresi malas-malasan.
Hh, aku lelah sekali hari ini. Untung saja hari ini aku
masuk malam. Setiap teringat kafe aku pasti teringat juga pada pemiliknya.
Bagaimana ini? Sisa waktunya tinggal sedikit lagi untuk kami bersama sebelum
oppa pergi wajib militer. Aku sejujurnya belum bisa merelakan oppa wajib
militer, tapi aku tidak ingin memberatkan oppa. Dia juga pasti sangat berat
harus mengambil keputusan itu. Aku harus berusaha untuk mengerti oppa. Kenapa, sih di negara ini harus mewajibkan
para pria untuk mengikuti wajib militer? Ya, Tuhan. Kenapa akhir-akhir ini
begitu banyak hal yang tidak diinginkan terjadi? Pertama, menghilangnya Yesung
oppa. Kedua, Aerin entah kenapa menjauhiku. Ketiga, Jung Soo oppa memutuskan
untuk wajib militer, dan sekarang aku juga harus berurusan dengan Prince Gank.
Ya, meskipun sekarang hubunganku dengan mereka tidak begitu buruk bila
dibandingkan saat pertama kali bertemu mereka yang sangat angkuh, sekarang ini
aku tahu kalau dalam hati mereka sebenarnya masih tersimpan kebaikan. -Yumi-
“Kalau tidak ingin makan kenapa malah kesini?” Lee Donghae tiba-tiba
duduk di sebelah Yumi, disusul oleh Kyuhyun dan Heechul yang memilih untuk
duduk berhadapan dengan Yumi.
“Kalian mengagetkanku saja! Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Yumi
pada ketiga pria yang dianugerahi ketampanan itu.
“Memangnya orang datang ke kantin untuk apa, huh? Kenapa? Memangnya
tempat ini punyamu?” Heechul nyolot seperti biasanya.
“Donghae, kenapa temanmu ini? Apa dia salah minum obat? Kerjanya
mengomel terus!” kata Yumi pada Donghae. Kyuhyun hanya bisa tertawa melihat
tingkah teman-temannya itu.
“Hei, Yumi! Aku sudah menemukan orang yang menguncimu di ruang ganti
kemarin,” kata Kyuhyun.
“Huh? Dari mana kau tahu soal itu? Oh, tentu saja dari dia, kan?” Yumi
melirik Heechul dengan ekor matanya.
“Kau pasti akan terkejut setelah mendengarnya. Pelakunya ternyata
adalah Aerin, sahabatmu sendiri,” sambung Kyuhyun lagi.
Yumi melongo tidak percaya pada kabar yang disampaikan Kyuhyun, tapi ia
melihat Heechul ekspresinya begitu serius. Jadi berita ini dapat dipastikan
kebenarannya. “Bagaimana kau bisa mengetahuinya?” tanya Yumi penasaran.
“Heenim bilang hari itu dia tidak sengaja bertabrakan dengan Aerin. Aerin
tidak sengaja menjatuhkan kunci yang ternyata adalah kunci dari ruang ganti
tempat kau terkurung kemarin,” jelas Kyuhyun.
“Mworago? Heechul-ssi! Kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal?”
protes Yumi. “Apa maksudmu? Bukankah kau baru saja mendengarnya dari Kyuhyun
tadi, huh?” timpal Heechul. Yumi mengumpat Heechul diam-diam.
“Aku tidak habis pikir. Padahal kalian berteman, tapi kenapa ada teman
yang menjahati temannya sendiri?” komentar Donghae. “Hei, Yumi! Apa kalian pernah
terlibat perselisihan sebelumnya? Siapa tahu kau pernah menyinggung
perasaannya,” tambah Kyuhyun.
“Aku... sepertinya tidak. Selama ini kami sangat dekat dan tidak ada
masalah. Aku juga merasa aneh, sejak beberapa hari lalu Aerin menghindariku dan
terkesan memusuhiku,” ujar Yumi. “Benar begitu? Bukankah kau itu perempuan
bodoh? Mana mungkin kau ingat pernah melakukan kesalahan,” ledek Heechul.
Yumi menggeram kesal dan ia hendak memukul kepala Heechul tapi keburu
ditahan oleh Donghae. “Aku tahu Yumi orangnya bagaimana. Dia bahkan rela
mengorbankan kekasihnya untuk Aerin. Aku rasa masalahnya ada pada Aerin,”
terang Donghae.
Yumi lagi-lagi melongo. Donghae telah membocorkan rahasia pribadinya
pada Heechul dan Kyuhyun di depan dirinya. Kali ini Donghae yang kena pukul dan
protesan Yumi. “Maaf, aku tidak tahu kalau itu seharusnya rahasia!” Donghae
bergaya menyesal dan meminta ampun pada Yumi.
Di lain pihak, Kyuhyun dan Heechul terperangah mendengar cerita Donghae
tadi mengenai Yumi. “Kau memberikan pacarmu pada Aerin?” sahut Kyuhyun tidak
percaya, begitu juga dengan Heechul. “Tega sekali kau! Maksudnya namja
yang tempo hari menjemputmu itu? Kau berikan pada Aerin?” tambah Heechul.
“Bukan! Bukan dia! Hh, sudahlah. Itu sudah menjadi masa laluku. Tolong
jangan diungkit lagi!” pinta Yumi.
“Baiklah. Tapi... dari mana Donghae bisa tahu semua itu?” Kyuhyun
bertanya-tanya. Yumi dan Donghae pura-pura tidak mendengar dan membuang
pandangan mereka ke tempat lain. Yumi tiba-tiba melihat sekelompok orang
berkerumun entah mereka sebenarnya sedang melakukan apa, sebagian dari
orang-orang itu sepertinya juga melihat ke arah Yumi dan Prince Gank. Mereka
terlihat membicarakan sesuatu. Yumi jadi penasaran.
“Sebentar, ya!” Yumi pamit meninggalkan para personil Prince Gank. Ia
menghampiri kerumunan orang-orang itu. Tapi rupanya mereka langsung menjauh
begitu Yumi mendekati mereka.
“Aneh sekali,” gumam Yumi. Mata Yumi tanpa sengaja menangkap sesuatu
yang ganjil. Ada selebaran yang bertebaran di lantai. Diambilnya selembar kertas
selebaran itu oleh Yumi. Yumi refleks menutup mulutnya yang menganga sebagai
simbol ekspresi rasa tidak percaya pada apa yang ia lihat.
“Apa yang kau lihat?” Donghae menepuk punggung Yumi dari belakang.
Kyuhyun yang juga penasaran ikut mengambil selembar kertas selebaran
itu dari lantai, “Ini...?” Kyuhyun juga sangat terkejut melihat gambar di
selebaran itu. Heechul merebut selebaran itu dari tangan Kyuhyun karena
penasaran setelah melihat ekspresi Hyunhun, Yumi dan Donghae yang aneh setelah
melihat selebaran itu.
“Apa? Bagaimana bisa ini terjadi? Siapa yang telah memotret ini?” Heechul
tampak syok melihat isi di selebaran itu terdapat gambar dirinya yang tengah
berpelukan dengan Yumi, tepatnya Yumi yang memeluk Heechul saat insiden di
ruang ganti kemarin.
“Kalian... berpelukan? Jangan-jangan kalian...?” Kyuhyun tidak berani
melanjutkan kalimatnya. “Tidak! Ini semua salah! Kejadian yang sebenarnya bukan
seperti itu! Kim Heechul, kau harus membantuku membersihkan masalah ini!” pinta
Yumi yang benar-benar panik.
“Maja! Disini tertulis kalau Yumi mencoba menjerat pangeran
kampus ini. Ini pasti akan berpengaruh buruk bagi Yumi. Kita harus membantu
Yumi. Seseorang sedang mencoba memfitnah Yumi,” tambah Donghae. “Geurae.
Ini tidak hanya akan berpengaruh buruk bagi Yumi, tapi bagimu juga, Heenim!”
sambung Kyuhyun.
_____
Buat yang baca, minta komentarnya,
ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas
author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf
kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain.
Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang
yang senang membaca fanfic =)
Gomawo chingu! =)
0 komentar:
Posting Komentar