Judul :
Yeppeun Namja
Genre :
Drama, Romantic
Author :
Lee Ara
Cast :
Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun,
Aerin, Yesung, Jessica
Di ruangan rektor. Yumi mendapat panggilan untuk segera menemui rektor.
Sudah pasti ini masih mengenai kasus di ruang ganti itu. Masalah ini rupanya
cukup besar bagi kampus sampai-sampai Yumi dan Heechul harus berurusan secara
langsung dengan rektor. Tentunya yang membuat berita itu cepat tersebar adalah
karena terduga pelaku adalah Yumi, seorang mahasiswa pendatang dari Indonesia
yang berkuliah di kampus itu karena bantuan bea siswa prestasinya dan ia juga
selalu cumlaude, sedangkan sang namja
tidak lain adalah Kim Heechul, sosok idola wanita dan sekaligus pangeran kampus
dan sekaligus penyandang dana terbesar di kampus ini. Ternyata Heechul juga
sudah lebih dulu sampai di ruangan itu. Yumi lantas duduk berhadapan dengan rektor,
Tuan Choi Siwon.
Tiba-tiba Tuan Choi menggebrak meja dengan sangat keras dan mengagetkan
Yumi serta Heechul, “Apa-apaan ini? Kenapa bisa sampai ada masalah seperti
ini?” suara Tuan Choi Siwon serasa menggelegar.
“Tuan Choi, aku bisa menjelaskan kejadian yang sebenarnya...,” ucap
Yumi panik. Ia tidak ingin kesalahpahaman ini berlarut-larut, tapi Tuan Choi
rupanya tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari dirinya.
“Seorang yeoja Indonesia, Ayumi menjerat Pangeran Kim Heechul
dengan cara yang sangat kotor. Dan lihat ini! Foto ini cukup membuktikan
buruknya moralmu, Ayumi! Berani-beraninya kau mengganggu putra keluarga Kim,
huh?” omel Tuan Choi.
“Tapi..,” Yumi berusaha mengelak sebisa mungkin. Dan lagi-lagi Tuan Choi
mengabaikannya. “Tidak ada cara lain. Seharusnya kampus memberikan sanksi drop out untukmu, tapi karena prestasimu
selama ini bagus kau masih diberi sedikit ampunan. Sebagai ganti hukumanmu, bea
siswamu akan dicopot!” sahut Tuan Choi.
Yumi terbelalak, “Apa?” Yumi mendadak merasa sesak. Tuan Choi sama
sekali tidak memberikan kesempatan untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi di
ruang ganti pada hari itu. Mulai sekarang tidak akan ada bea siswa untuk Yumi,
padahal ia berkuliah di kampus ternama di Seoul dan pastinya biaya kuliahnya
juga tidak main-main mahalnya.
“Tuan Choi, tolong jangan cabut bea siswa itu!” Heechul yang sejak tadi
diam akhirnya membuka suaranya. Yumi langsung menoleh pada Heechul, melirik namja
itu. Tuan Choi sedikit memicingkan matanya, “Kenapa tuan muda membelanya?
Padahal dia sudah mencoreng nama baik keluarga tuan muda. Bagaimana kalau orang
tua tuan muda mengetahui berita ini?” kata Tuan Choi.
Heechul tampak tak mempedulikan omongan Tuan Choi. “Tuan Choi, anda
harus tahu kejadian yang sebenarnya. Dia telah difitnah. Kejadian sebenarnya
bukan seperti itu. Yumi sama sekali tidak menggangguku apalagi menggodaku demi
uang! Justru akulah yang mengincar dia. Aku bahkan sampai pindah kelas agar
bisa mendekati gadis ini. Aku mencintai Yumi-ssi!” ujar Heechul seraya meraih
lengan Yumi dan memaksa Yumi untuk berdiri di sebelahnya.
Yumi terbelalak tidak percaya pada masalah yang dibuat Heechul kali
ini. Entah apakah kata-katanya tadi itu sungguhan ataukah hanya bualan belaka,
Yumi tidak peduli. Yang ia yakini sekarang adalah akan muncul masalah baru
setelah ini.
Tuan Choi Siwon juga sampai melongo mendengar pengakuan Heechul, “Apa? Tapi...
tetap saja aku sebagai rektor tidak mungkin membatalkan hukuman cabut bea siswa
itu. Hukuman itu adalah permintaan para Dewan Kampus. Kalau sampai aku
membatalkannya aku takut malah akan menimbulkan masalah yang lebih berat
nantinya, entah itu dari dewan kampus, para orang tua, masyarakat, maupun para
wartawan yang akan meliput kampus ini. Aku harap tuan muda mengerti,” ujar Tuan
Choi.
Heechul tampaknya menyerah, “Baiklah, aku mengerti!” sahut Heechul. Ia
lalu menarik Yumi pergi dari ruangan Tuan Choi Siwon. Di luar sana, Yumi dan Heechul
berdebat lagi. “Kau pikir apa yang kau lakukan tadi, huh?” protes Yumi seraya
mengacak-acak rambutnya sendiri dengan gemas. Ia sebenarnya justru ingin
mengacak-acak wajah Kim Heechul saat ini.
“Hei! Jangan besar kepala dulu, ya! Aku mengatakan itu hanya untuk
menolongmu. Aku mana mungkin jatuh cinta pada orang sepertimu!” timpal Heechul
tidak mau kalah. “Menolongku? Cih! Kau malah membuat keadaanku semakin
terjepit,” Yumi emosi bercampur gemas. Diinjaknya kaki Heechul lantas ia pergi
meninggalkan Heechul yang tengah meloncat-loncat kesakitan setelah diinjak oleh
Yumi.
***
Yumi bergegas menuju kediaman Park Jung Soo. Saat sedih seperti ini ia
hanya membutuhkan Jung Soo berada di sisinya. Namja berlesung pipi itu
selalu bisa menghibur Yumi, bahkan hanya dengan mendengar tawanya pun Yumi bisa
ikut tertawa. Maklum saja, cara tertawa Jung Soo memang sangat unik, makanya
bisa membuat siapapun yang mendengarnya jadi ikut tertawa.
Oppa, aku membutuhkan oppa. Hanya oppa. Saat ini tidak
ada hal lain yang aku inginkan selain Jung Soo oppa. Meskipun aku tidak akan
menceritakan apa yang terjadi padaku di kampus, tapi aku tetap ingin menangis
dalam pelukannya. Aku tidak ingin oppa mencemaskanku. Sebentar lagi dia akan
pergi, aku tidak boleh membuatnya mencemaskan keadaan diriku. Oh, Tuhan. Apa
yang akan aku lakukan kalau nanti tidak ada dia? Rasanya hidupku akan terasa
sangat sulit tanpa oppa di sisiku. Tuhan, tolong jaga dia selama dia tidak ada
di sisiku, dan tolong cepat kembalikan dia padaku. -Yumi-
“Waeyo, jagiya? Tumben sekali kau seperti ini,” tanya Jung Soo
yang terkejut karena tiba-tiba Yumi memeluknya dari belakang. Sebenarnya Yumi
sedang menangis dalam posisi itu. Ia menangis tanpa mengeluarkan suara.
“Hei, punggungku basah! Apa kau menangis?” Jung Soo memutar posisinya
hingga ia bisa melihat wajah Yumi dengan jelas. Tampak wajah Yumi begitu sendu.
Ia mengerucutkan bibirnya, cemberut. “Aku membayangkan oppa pergi dan aku jadi
merasa sangat kesepian,” ucap Yumi berbohong.
“Jagiya, aku juga memikirkan hal yang sama. Aku takut kesepian. Aku
takut meninggalkanmu karena aku jadi tidak bisa menjagamu disini selama aku
pergi. Sekarang hanya tinggal tersisa satu minggu,” ujar Jung Soo.
Yumi lagi-lagi memeluk Jung Soo dan kali ini lebih erat, “Selama satu
minggu ini aku ingin terus bersama oppa. Boleh, oppa?” pinta Yumi. Jung Soo
menjawab dengan senyuman termanisnya, “Tunggu aku. Dua tahun tidak akan lama.
Aku akan segera kembali ke padamu, Yumi-ssi...,” ucap Jung Soo seraya membelai
lembut rambut Yumi lantas ia mencium pucuk kepala kekasihnyanya itu.
Di luar sana, ternyata Aerin berdiri seorang diri di depan rumah Park Jung
Soo. Sorot matanya yang terlihat sinis membuat wajah cantiknya terlihat sedikit
menyeramkan. Sosok Aerin terlihat sangat dingin dan pendendam sejak kepergian Yesung.
“Apa yang terjadi hari ini... itu belum cukup, Ay! Aku akan membuat
semua orang yang kau sayangi meninggalkanmu sama seperti Yesung meninggalkanku.
Tidak akan kubiarkan hidupmu bahagia diatas penderitaanku,” Yumi menggeram
hingga bibirnya bergetar.
***
Lagi-lagi suasana kampus menjadi riuh. Masih tentang topik yang sama
dan orang yang sama, hanya saja kali ini lebih menghebohkan semua orang di
kampus. Seseorang telah menyebarkan rekaman suara pernyataan rasa suka Heechul
pada Yumi saat mereka di ruang Tuan Choi.
Yumi berjalan lesu menuju kelasnya. Setiap mata memandang jijik ke
arahnya, tapi Yumi sama sekali tidak bergeming. Dikiranya ini masih soal
selebaran kemarin. Sesampainya Yumi di mejanya ia melihat sebuah kotak yang
entah apa isinya. Yumi melihat sekelilingnya hendak bertanya mengenai kotak
itu, tapi sorot mata orang-orang seolah menusuk Yumi. Mau tidak mau ia terpaksa
membuka kotak itu.
“KYAAA! APA INI?!” Yumi begitu terkejut melihat isi kotak itu. Ia
sontak menjauhi mejanya. “Siapa yang melakukan ini?” sahut Yumi pada
orang-orang di kelas, tapi tidak ada satu pun yang menjawab. Mereka malah
memandang sinis pada Yumi.
“Dasar perempuan murahan!” seru seseorang pada Yumi. Tiba-tiba saja
seseorang melempar telur pada Yumi, dan disusul dengan serangan berikutnya dari
yang lainnya. Mereka melempari Yumi dengan telur, tomat dan terigu.
“Enyah kau dari kampus ini!”
“Dasar matre!”
“Penjerat orang kaya! Berani-beraninya kau mendekati Kim Heechul!”
“Jangan ganggu Prince kami lagi! Mereka milik kami!”
Berbagai cacian diterima Yumi dengan berat hati. Ia terus mencoba
mengelak dan menghindar dari serangan orang-orang itu. Ia putuskan untuk
berlari keluar sampai akhirnya ia tanpa sengaja menubruk Donghae dan Kyuhyun.
Orang-orang yang tadinya hendak mengikuti Yumi untuk meneruskan aksi brutal
mereka itupun langsung terdiam takut.
“Apa yang terjadi?” tanya Donghae. Ia bingung melihat keadaan Yumi yang
sudah sangat berantakan.
Yumi tidak menjawab, ia sibuk menahan air mata dengan mata yang sudah
mulai memerah. Yumi tertunduk seraya menggigit bibirnya sendiri untuk menahan
tangisnya.
“Apa yang kalian lakukan padanya, huh? Jawab aku sekarang juga!” bentak
Kyuhyun pada orang-orang yang berdiri terdiam di belakang Yumi. Orang-orang itu
mundur perlahan dengan kepala tertunduk takut pada Prince Gank. “Dasar
orang-orang bodoh!” umpat Kyuhyun.
“Hyun, aku akan bawa Yumi ke apartmenku. Kau beritahu pada Heenim untuk
menyusul,” kata Donghae seraya mencoba melindungi Yumi yang terlihat syok.
Sementara itu, di depan gerbang kampus. Aerin sedang bersama seorang
pria yang mengenakan mantel hitam dengan topi dan kaca mata.
“Kerjamu bagus! Ini bayaranmu!” kata Aerin dengan ekspresi wajah yang
benar-benar dingin. Ia memberikan sebuah amplop berisi beberapa lembar uang
pada pria itu.
“Itu mudah sekali untuk dikerjakan. Kalau kau butuh bantuanku lagi kau
bisa menghubungiku. Tentunya dengan bayaran yang sesuai,” kata pria itu seraya
terkekeh.
“Sudah sana pergi! Jangan sampai ada yang curiga melihatmu disini!”
kata Aerin seraya mengusir pria itu yang masih saja cengengesan.
Apartmen Donghae.
“Ini, pakailah dulu pakaianku! Kau boleh mandi di kamar mandiku,” kata Donghae
seraya menyerahkan sestel pakaian pada Yumi.
“Lee Donghae, terima kasih!” ucap Yumi.
Donghae tersenyum sepintas lalu pergi meninggalkan Yumi di kamarnya.
“Apa yang terjadi?” Heechul tampak panik. Heechul dan Kyuhyun baru saja
tiba di apartmen Donghae.
“Seseorang sepertinya berusaha menyingkirkan Yumi dari kampus. Dia
mendapat kiriman kotak berisi bangkai tikus saat di kampus,” terang Donghae.
“Ini pasti karena Heenim!” tebak Kyuhyun.
“Aku? Bagaimana bisa karena aku?” protes Heechul.
“Kau belum mendengar soal rekaman itu? Rekaman saat kau menyatakan
cinta pada Yumi,” Kyuhyun sedikit terkekeh.
“Apa? Aku menyatakan cinta? Um, maksudmu? Ah, itu bukan pernyataan
cinta sungguhan! Aku hanya mencoba membela yeoja itu di depan Choi Siwon!”
kelak Heechul.
“Seseorang telah merekam kejadian itu dan menyebarkannya. Karena itulah
Yumi sampai digencet di kelas,” sambung Donghae.
Beberapa waktu kemudian, Yumi telah selesai membersihkan diri dan
berganti pakaian dengan pakaian yang sebelumnya telah disiapkan oleh Donghae.
“Heechul? Kau ada disini, dimana Donghae?” tanya Yumi. Di ruang tamu
ternyata hanya ada Heechul yang tengah memainkan gadget miliknya, “Donghae dan Kyuhyun
kembali ke kampus untuk menyelidiki apakah Aerin yang menjadi dalang dari semua
ini,” jawab Heechul tanpa melihat Yumi.
Yumi menghampiri Heechul dan duduk di sebelah pria itu. Heechul melihat
aneh pada Yumi karena pakaian yang dikenakan oleh yeoja itu. “Kenapa?
Oh, ini? Donghae meminjamkannya padaku. Pakaianku kotor semua,” Yumi rupanya
bisa membaca pikiran Heechul saat ini.
“Ayo, aku akan mengantarkanmu pulang!” ajak Heechul.
Heechul mengantar Yumi sampai ke rumah Park Jung Soo.
“Jadi disini rumahmu?” tanya Heechul.
“Bukan. Sementara waktu aku akan menginap disini. Terima kasih sudah
mengantarku pulang,” jelas Yumi seraya berterima kasih. Yumi keluar dari mobil Heechul,
dan ternyata Jung Soo sedang bersama Aerin di teras rumah memperhatikan Yumi
dari sana. Sejenak Yumi tertegun, tetapi ia tetap melangkahkan kakinya menuju
rumah itu.
Heechul kembali melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu sementara Aerin
berjalan santai melewati Yumi seraya tersenyum menyeringai. Sebaliknya, Jung
Soo masuk ke dalam rumah seolah menghindari Yumi.
“Oppa, apa yang dia lakukan disini?” tanya Yumi pada Jung Soo.
Pertanyaan itu sejak tadi memenuhi benaknya. Entah kenapa Yumi merasa khawatir.
Ia merasa sedikit tidak tenang melihat Aerin menemui Jung Soo.
Namja itu tidak bergeming dan sama sekali
tidak mau melihat Yumi. Yumi diserang firasat aneh sejak melihat Aerin tadi.
Mungkin karena anak-anak Prince yakin betul kalau Aerin lah yang selama ini
mengerjai Yumi di kampus.
“Oppa, apa yang dilakukannya disini? Kenapa dia menemui oppa?” paksa
Yumi yang begitu penasaran apalagi setelah melihat Jung Soo yang mendadak
berubah sikap padanya.
Akhirnya Jung Soo mau bicara, “Apa benar kau merebut kekasih Aerin? Apa
benar kau pernah tinggal bersama dengan namja itu? Dengan Yesung?!”
suara Jung Soo terdengar semakin meninggi. Baru kali ini Jung Soo terlihat
marah. Yumi terkejut mendapati Jung Soo telah termakan omongan Aerin.
“Oppa, itu tidak benar! Aku tidak pernah merebut Yesung oppa dari Aerin.
Memang benar aku pernah tinggal di apartmen Yesung oppa. Tapi itu karena saat
itu hanya dia yang aku kenal disini. Sebelum berpacaran dengan Aerin, kami
sudah lebih dulu berpacaran,” terang Yumi pada akhirnya. Jung Soo tampak
sedikit kesal atau mungkin cemburu.
“Kau mau tinggal dengannya, tapi denganku kau tidak mau. Apa kau lebih
mencintai namja itu dari pada aku, huh?” sahut Jung Soo. Jung Soo merasa
kecewa pada Yumi. Ia merasa Yumi tidak benar-benar mencintainya.
“Tidak! Sudah aku bilang tidak!” kelak Yumi. Mata Yumi mulai
berkaca-kaca. Ia merasa sangat putus asa karena Jung Soo tidak mau percaya
padanya dan lebih mendengarkan Aerin. Yumi benar-benar merasa takut kalau Jung
Soo tetap tidak percaya padanya, ia takut akan kehilangan Jung Soo.
“Jadi di belakangku kalian masih berhubungan? Aerin bilang Yesung
menghilang. Apa dia menemuimu?” tanya Jung Soo ketus.
“Tidak. Um, iya. Dia menemuiku, tapi itu sebelum dia menghilang. Aku
tidak tahu kalau akan begini jadinya. Kami sudah tidak berhubungan lagi sejak
kami putus, tapi malam itu dia datang ke kontrakanku memintaku kembali padanya.
Aku sudah mengatakan pada Yesung oppa kalau aku tidak bisa! Aku sudah mencintai
pria lain, yaitu Jung Soo oppa,” terang Yumi berusaha menjelaskan kesalah
pahaman ini. Yumi hampir kehilangan cara untuk meyakinkan Jung Soo.
Jung Soo terlihat menghela nafas yang seolah-olah berat, “Aku mengerti.
Kalau soal dirimu dengan Yesung aku mengerti itu hanya masa lalu. Tapi yang aku
tidak mengerti kenapa kau bahkan sekarang mengkhianatiku dengan pemuda kaya
itu?! Rekaman dan foto kalian, aku sudah tahu semuanya. Pakaian yang kau
kenakan itu adalah miliknya juga, kan? Apa yang sudah kalian lakukan?”
lagi-lagi Jung Soo marah pada Yumi.
Yumi menggelengkan kepala, “Oppa, aku tidak pernah mengkhianati oppa!
Aku mohon, percayalah padaku! Aku bisa menjelaskan semuanya!” pinta Yumi penuh
harap. Air matanya sudah menetes terus sejak tadi. Yumi berusaha agar Jung Soo
mau melihat dirinya, tapi Jung Soo selalu membuang muka. Terpaksa Yumi memeluk
paksa Jung Soo.
“Yang tadi mengantarmu... itu Kim Heechul, kan? Aku tahu kau tidak
bahagia bersamaku. Sedangkan Kim Heechul bisa memberikan segalanya untukmu.
Pergilah. Saat wajib militer nanti aku akan berusaha untuk melupakanmu.
Hiduplah dengan baik,” Jung Soo sama sekali tidak mau membalas pelukan gadis
mungilnya itu.
Mendengar kata-kata Jung Soo itu membuat Yumi melepaskan pelukannya
dari Jung Soo. Bulir bening dengan derasnya mengalir dari pelupuk mata yeoja
itu. Tubuhnya gemetar menahan sakit dan kecewa. Jung Soo telah mencampakan
dirinya, Yumi tidak pernah menyangka semua ini akan terjadi. Yumi lantas masuk
ke kamar dan kembali dengan membawa sebuah tas berisi beberapa pakaian yang ia
bawa beberapa hari lalu.
Jung Soo tengah duduk di sofa dan tampak merenung. Ia juga terlihat
sangat terpukul saat ini. Yumi yang masih berderaian air mata melihat Jung Soo
yang sama sekali tidak mencoba untuk merubah keputusannya.
“Oppa, bagaimanapun oppa mengusirku, seberapa keraspun sikap oppa
padaku, sampai kapanku aku akan tetap mencintai oppa. Di hatiku tidak pernah
ada pria lain selain oppa. Selamat tinggal, oppa!” Yumi akhirnya pergi.
Yumi pergi meninggalkan Jung Soo yang akhirnya mulai meneteskan air
matanya yang sejak tadi ia tahan. Jung Soo merasa dilema. Apakah keputusannya
memutuskan Yumi dan mengusir gadisnya itu benar ataukah salah. Tapi saat ini ia
benar-benar cemburu setelah melihat foto pelukan Yumi dengan Heechul dan
mendengar rekaman suara Heechul yang diberikan Aerin tadi.
Malam ini hujan deras mengguyur kota Seoul. Yumi berjalan seoraang diri
tanpa mempedulikan hujan yang mengguyur dirinya. Semua pakaian dan tas yang ia
bawa menjadi basah. Tubuhnya masih bergetar hebat karena terpukul akan
keputusan Jung Soo untuk memutuskan hubungan mereka yang sudah terjalin cukup
lama. Selama ini Jung Soo tidak pernah marah besar pada Yumi apalagi sampai mengusir
Yumi seperti tadi. Baru kali ini Yumi melihat sorot mata kecewa yang teramat
sangat di mata Jung Soo.
Sekarang aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Bea
siswaku sudah ditarik. Aku juga sudah tidak mungkin lagi bekerja di kafenya Jung
Soo oppa. Memiliki seorang Park Jung Soo membuat aku merasa memiliki segalanya.
Tapi sekarang dia bahkan sudah mencampakanku. Jung Soo oppa membenciku. Aku
benar-benar tidak memiliki apapun di dunia ini. Mama, papa, Yesung oppa, Aerin,
Jung Soo oppa satu per satu meninggalkan aku. Semua orang pergi meninggalkan
aku. Teman-teman di kampus juga membenciku. Aku sudah tidak ingin hidup lagi. -Yumi-
Yumi menyebrang tanpa melihat-lihat. Sebuah mobil yang tadinya hampir
saja menabrak Yumi mengerem mendadak dan membunyikan klakson panjang. Yumi sama
sekali tidak bergeming, ia hanya diam di tempat dengan tatapan mata yang kosong.
“Perempuan bodoh! Kau ingin mati, huh? Kenapa kau bisa ada disini?
Bukankah aku sudah mengantarmu pulang tadi?” ternyata pemilik kendaraan yang
hampir menabrak Yumi adalah Kim Heechul, Si Leader Prince. Heechul menarik
lengan Yumi dan memaksa agar yeoja itu masuk ke mobilnya.
“Aku akan mengantarmu kembali ke rumah itu,” kata Heechul seraya
menarik tangan Yumi dan meminta Yumi masuk ke mobilnya.
Yumi diam saja, masih dengan tatapan mata yang kosong seperti sedang
melamun, “Bawa aku. Aku mohon bawa aku bersamamu, kemanapun asalkan tidak ke
tempat Jung Soo oppa!” sahut Yumi dengan suara yang semakin meninggi. Air
matanya kembali berjatuhan. Gadis itu terlihat depresi saat ini.
“Apa maksudmu?” tanya Heechul yang merasa tidak mengerti. Yumi diam
saja tidak menjawab pertanyaan namja cantik itu. Kalau biasanya Heechul
berambut merah, kali ini Heechul sudah merubah warna rambutnya menjadi hitam
seperti warna rambut orang Asia pada umumnya. “Hh, baiklah kalau begitu aku
akan membawamu pulang ke rumahku,” kata Heechul pada akhirnya.
Sesampainya di rumah Heechul. Heechul meminta salah satu pelayannya
untuk melayani keperluan Yumi, seperti handuk, pakaian dan air hangat. Ia juga
meminta agar dibuatkan cokelat hangat untuk mereka berdua.
Tok! Tok! Tok!
Heechul mengetuk pintu kamar tamu yang sekarang ditempati oleh Yumi. Ia
langsung masuk setelah mendapat ijin dari Yumi. “Aku tunggu di ruang tamu.
Pelayanku sudah membuatkan cokelat hangat untuk kita,” kata Heechul.
Yumi mengangguk lemah.
Di ruang tamu. Yumi terlihat tidak ingin membicarakan apapun, tapi Heechul
sangat penasaran pada keadaan Yumi.
“Maafkan, aku. Tapi bolehkah aku menumpang disini sampai aku kembali
mendapatkan tempat tinggal dan pekerjaan? Aku sudah tidak memiliki apa-apa
lagi. Aku janji tidak akan lama-lama menjadi bebanmu. Aku harap kau tidak
keberatan. Aku tidak memiliki tempat lagi saat ini. Aku tidak tahu harus pergi
kemana. Aku tidak mengenal siapapun lagi disini,” ujar Yumi panjang lebar. Yumi
harus menjual harga dirinya dengan mengatakan semua itu pada Kim Heechul.
Heechul terdiam cukup lama. Sepertinya ia sedang berpikir. Selama
beberapa menit tidak terjadi percakapan di antara mereka. “Apa yang terjadi?
Kenapa malam-malam begini kau berkeliaran di luar? Dan apa yang kau lakukan
tadi? Kau ingin mati, huh?” omel Heechul.
“Aku memang ingin mati,” jawab Yumi mengejutkan Heechul.
“Kau sudah kehilangan akal sehatmu, huh? Jauh-jauh datang dari
Indonesia ke Korea hanya untuk mati disini?” omel Heechul lagi.
Yumi tidak peduli, “Aku sekarang tidak memiliki siapa-siapa lagi.
Pacarku yang akan segera melaksanakan wajib militer juga memutuskanku. Aku
tidak tahu harus bagaimana lagi. Sejak aku mengenalmu semua masalah
bertubi-tubi mendatangiku,” ucap Yumi membuat Heechul terdiam. “Rekaman dan
foto itu... entah dia mendapatkannya dari mana. Sekarang dia sangat membenciku
karena mengira aku berselingkuh denganmu. Aku tidak bisa seperti ini. Aku tidak
sanggup tanpa dia,” Yumi menunduk seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak
tangannya. Ia menangis tanpa suara. Entah kenapa ia mengatakan semua itu pada Heechul,
karena biasanya pria seperti Heechul tidak akan mau peduli pada masalah orang
lain.
“Maafkan aku. Aku sudah menyebabkan banyak kekacauan. Maafkan aku,”
hanya itu yang bisa Heechul katakan. Tapi dalam hatinya ia benar-benar merasa
menyesal telah merusak kebahagiaan Yumi.
***
“Benarkah? Yumi sekarang di rumahmu?” tanya Kyuhyun yang terkejut
mendengar cerita Heechul. Kyuhyun sampai-sampai tersedak minumannya.
“Iya. Aku menyuruhnya agar tidak masuk dulu hari ini. Dia pasti masih
sangat terpukul dengan kejadian kemarin. Hyun, aku rasa aku memang harus
bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada yeoja itu. Aku harap kau
tidak memberitahu Donghae soal ini,” kata Heechul.
“Aku mengerti. Oh, iya mengenai paket berisi bangkai tikus itu, kami
sudah menemukan orang yang menyimpannya di meja Yumi,” kata Kyuhyun.
“Benarkah? Siapa?” tanya Heechul penasaran. Kedua sahabatnya itu memang
hebat. Dalam waktu beberapa jam saja mereka berhasil menangkap pelaku pengirim
bangkai tikus itu.
“Dia orang suruhan Kwon Aerin. Kami sudah mengancam agar dia mau
bersaksi kalau-kalau kita akan melaporkan Aerin atas kejahatannya itu,” tambah Kyuhyun.
Di lain tempat. Yumi berjalan-jalan dari satu tempat ke tempat lain
demi melamar pekerjaan. Rupanya cukup sulit untuk mencari pekerjaan yang sesuai
dengan jadwal kuliah Yumi. Terpaksa Yumi mencari lagi ke tempat lain. Saat ia
keluar dari sebuah kafe, tanpa sengaja ia melihat seorang pria yang sepertinya
dikenalnya. Yumi sengaja mendekati pria yang membelakangi dirinya itu. Tangan
Yumi bergerak menyentuh bahu pria itu dengan perlahan. Pria itu kemudian
menoleh.
“Op... pa,” ucap Yumi saat melihat wajah tampan namja (pria)
itu. Jantungnya berdegup cepat. Pria itu juga rupanya terkejut saat melihat
Yumi.
Di sebuah kafe. Yumi tampak sedang duduk berbincang dengan namja
yang tadi ia temui. Setelah beberapa waktu menghilang, akhirnya namja
itu muncul kembali. Dia tidak tahu kalau karena kepergiannya itu sudah membuat
Yumi mendapatkan banyak masalah.
“Apa yang kau lakukan, Ay? Kau tidak kuliah?” tanya namja
bermata sipit tetapi tajam itu.
“Aku sedang mencari pekerjaan,” jawab Yumi.
“Pekerjaan lamamu kenapa? Bukankah kau bekerja pada pacarmu?” tanya Yesung
khawatir.
“Kami... sudah putus. Yesung oppa selama ini kemana saja?” jawab Yumi
tidak bersemangat.
“Aku pergi untuk menenangkan diri. Tapi kenapa kalian bisa putus?”
tanya Yesung yang tampak penasaran soal hubungan Yumi dengan Jung Soo. Yumi
menceritakan semua peristiwa yang terjadi selama Yesung tidak ada. Yesung
tampak menyesali perbuatannya. Ia berjanji akan menjaga Yumi.
“Ay, kau bisa kembali tinggal bersamaku sampai kau mendapat kontrakan
baru. Kau mau, kan?” tawar Yesung.
“Tidak oppa. Aku sekarang menumpang pada temanku. Kalau aku tinggal
bersamamu lagi aku takut malah akan menambah masalah. Aku akan berusaha
mendapatkan pekerjaan secepatnya agar aku bisa menyewa kontrakan lagi,” jelas
Yumi.
“Sekarang kau tinggal dimana? Temanmu itu siapa namanya?” tanya Yesung
ragu-ragu. Ia sebenarnya meresa kecewa pada jawaban Yumi.
“Aku... tinggal di tempat Kim Heechul,” jawab Yumi ragu-ragu.
Benar saja, Yesung sangat terkejut mendengar Yumi tinggal di tempat Kim
Heechul. Yang Yesung tahu kalau Heechul itu adalah namja kaya yang
egois. “Bagaimana bisa? Bukankah kalian bermusuhan?” sahut Yesung yang
terperangah tidak percaya pada pendengarannya.
“Kami sekarang berteman. Ya, meskipun tidak benar-benar berteman dekat.
Tapi dia sudah menolongku sebelumnya. Aku juga sudah berjanji padanya tidak
akan lama menumpang padanya,” terang Yumi.
Yesung geleng-geleng kepala, ia tidak habis pikir kenapa Yumi lebih
memilih tinggal dengan Heechul dari pada dengannya.
***
Yumi tengah berdiri di seberang kafe milik Jung Soo. Ia sedikit
bersembunyi. Yeoja itu merindukan kekasihnya. Tidak, mantan kekasihnya.
Hanya saja dalam hatinya namja itu masih menjadi namja chingu-nya.
Sebuah mobil Audi putih berhenti di depan kafe itu. Rupanya Jung Soo
baru saja tiba. Ia memarkirkan mobilnya lantas masuk ke dalam kafenya itu.
Wajah Yumi berubah sedih saat melihat Jung Soo. Jung Soo sama sekali tidak
menyadari kehadirannya, “Oppa, aku merindukanmu...,” ucap Yumi setengah
berbisik.
Sedangkan, di dalam kafe.
“Bos, tadi Yumi kemari. Dia menyerahkan ini,” Pil Suk menyerahkan
amplop yang dititipkan oleh Yumi untuk Jung Soo.
Jung Soo membawa amplop itu ke ruangannya. Ia membuka amplop itu.
Ternyata isinya surat pengunduran diri dari Yumi. Jung Soo tampak menghela
nafas panjang setelah melihat isi surat itu meskipun ia tidak membaca seluruh
isinya. Jung Soo tidak menduga kalau pertengkaran mereka kemarin akan berefek
seperti ini, “Kenapa kau lakukan itu?” Jung Soo mengacak rambutnya sendiri dengan
kedua tangannya seperti orang stress. Jung Soo mengambil ponselnya dan mencari
kontak Yumi di ponselnya.
“Kau dimana sekarang?” tanya Jung Soo setelah Yumi menerima panggilan
teleponnya.
“Aku... aku di seberang kafe oppa,” jawab Yumi sedikit gugup.
Jung Soo langsung menutup teleponnya. Ia bergegas keluar dari kafe untuk
mencari Yumi. Akhirnya ia menemukan Yumi masih berdiri mematung di seberang
sana. Jung Soo menyeberang dan menarik tangan Yumi. Ia membawa Yumi masuk ke
mobilnya dan melajukan mobilnya membawa Yumi entah kemana. Yumi hanya diam saja
dan menurut diperlakukan seperti itu oleh Jung Soo.
Mereka berdua akhirnya sampai di sebuah taman. Jung Soo telah memarkir
mobilnya. Ia dan Yumi sekarang tengah berjalan-jalan santai menyusuri taman.
Beberapa saat tidak terjadi percakapan di antara mereka. Keduanya merasa
canggung untuk memulai bicara.
Jung Soo menoleh pada Yumi, “Kenapa kau lakukan itu? Kenapa
mengundurkan diri? Bagaimana kau bisa hidup kalau kau tidak bekerja?” Jung Soo
sebagai pria jantan akhirnya memberanikan diri membuka suara.
“Aku pikir oppa membenciku dan tidak mau bertemu lagi denganku, makanya
aku menulis surat pengunduran diri. Dan sekarang aku harus mencari pekerjaan
lagi,” ujar Yumi seraya tertunduk. Ia belum berani untuk menatap wajah Jung Soo
secara langsung.
“Bodoh! Bagaimana mungkin aku membencimu?” sahut Jung Soo. Yumi hanya
tertunduk dan diam membisu. Berada sedekat ini dengan Jung Soo membuatnya
seolah tidak bisa bernafas. Sesak rasanya, dua tubuh ini memiliki jarak yang
dekat tetapi hati mereka seolah terhalang oleh sesuatu.
“Besok aku akan mulai pelatihan wajib militer. Kau ingat, kan?” kata Jung
Soo mengingatkan Yumi.
Yumi mengangguk lemah, “Iya, aku ingat. Aku selalu menghitung hari
sebelum kepergianmu, dan akan tetap menghitung hari sampai kau kembali,” gumam
Yumi.
Jung Soo menghentikan langkahnya begitu juga dengan Yumi, “Aku tidak
akan memaksamu untuk datang. Tapi aku berharap bisa melihatmu sebelum aku
benar-benar pergi,” ujar Jung Soo. Jung Soo terlihat sangat tenang, seolah
tidak pernah terjadi pertengkaran apapun diantara mereka. Jung Soo ingin
melupakan segala masalah yang terjadi diantara dirinya dengan Yumi. Ia mencoba
untuk berbesar hati.
Yumi mengangkat wajahnya dan menoleh pada namja di sampingnya
itu. Matanya sedikit berbinar. Mendengar ucapan Jung Soo tadi seakan ia
mendapat sedikit cahaya terang yang melindunginya dari dunia yang gelap, “Oppa
mengharapkan aku datang. Benarkah yang aku dengar itu? Aku pasti akan datang
untuk oppa,” gumam Yumi yang diam-diam tersenyum.
“Bea siswamu dicabut?” tanya Jung Soo tiba-tiba.
“Iya. Karena itu aku harus mencari pekerjaan lebih. Kalau hanya bekerja
di satu tempat saja tidak akan cukup,” jawab Yumi.
“Itu benar. Lalu kalau kau berhenti dari kafe sekarang kau hidup dari
mana?” tanya Jung Soo lagi. Yumi lagi-lagi tertunduk lesu.
“Aku juga tidak tahu. Sementara ini aku menggunakan uang tabunganku.
Aku akan berusaha agar cepat-cepat mendapatkan pekerjaan lagi,” ucap Yumi
berusaha semangat.
“Mulai besok kembalilah ke kafe. Aku tidak apa-apa. Sejak kedua orang
tuamu tiada aku sudah berjanji padamu akan menjagamu. Aku tidak bisa
membiarkanmu menjadi pengangguran apalagi gelandangan apalagi ini bukan
negaramu sendiri,” kata Jung Soo seraya menatap Yumi lekat-lakat. Gadis itu
menjadi gugup karena dipandangi oleh Jung Soo dengan jarak yang begitu dekat.
Ternyata meskipun sudah putus tetapi Jung Soo masih memegang janjinya pada
Yumi.
***
Yumi baru saja tiba di rumah Heechul. Ia melihat Heechul sedang
mengobrol dengan seseorang yang berkulit putih seputih susu, Kyuhyun.
“Annyeong, Yumi-ssi!” sapa Kyuhyun dengan senyum khasnya. “Annyeong!
Eh, Donghae tidak ikut bersama kalian?” tanya Yumi yang melihat Prince Gank
kekurangan satu personilnya. “Donghae ke Jepang. Ayahnya sakit lagi,” terang Kyuhyun.
Yumi manggut-manggut mengerti.
“Ya, dari mana saja kau?” tanya Heechul. “Aku pergi mencari pekerjaan,”
jawab Yumi lesu. Ia lantas duduk di sofa dekat Kyuhyun dan Heechul. “Sudah kau
dapatkan pekerjaan yang kau mau?” tanya Heechul. Yumi menggeleng lemah. “Sudahlah.
Kau tidak usah mencari lagi, bekerja saja padaku,” kata Heechul membuat Yumi
dan Kyuhyun terbengong-bengong.
“Kerja apa?” tanya Kyuhyun menanyakan pertanyaan yang juga ingin
ditanyakan oleh Yumi. “Dia, kan bisa menjadi pelayan disini,” jawab Heechul
enteng. “Apa? Pelayan?” sahut Yumi yang disambung kekehan Kyuhyun. “Eoh! Wae?
Shirheo? Aku akan menggajimu tiga kali lipat dari gajimu sebelumnya,” kata Heechul
dengan mimik tengilnya.
“Tiga kali lipat?! Kau serius?” Yumi langsung menelan ludah setelah
mendengar jumlah gaji yang ditawarkan oleh Heechul. “Mau tidak?” seru Heechul. “Sudah
ambil saja!” saran Kyuhyun pada Yumi.
“Ini sudah termasuk tinggal gratis di rumahku ini. Kalau tidak suka kau
boleh keluar dari sini dan mencari kontrakan, tapi tentunya itu akan mengurangi
gajimu karena harus membayar kontrakan. Ingat, kau sudah tidak mendapat bea
siswa lagi sekarang!” tambah Heechul seraya mengingatkan soal bea siswa Yumi
yang sudah ditiadakan.
“Iya, aku mau!” jawab Yumi mantap.
Heechul dan Kyuhyun terkekeh melihat ekspresi girangnya Yumi. Yumi
merasa tidak punya pilihan lain. Mau tidak mau Yumi harus menerima tawaran
kerja dari Heechul, lagi pula gaji yang ditawarkannya cukup menggiurkan.
***
Buat yang baca, minta komentarnya,
ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas
author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf
kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain.
Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang
yang senang membaca fanfic =)
Gomawo chingu! =)
0 komentar:
Posting Komentar