Judul :
Yeppeun Namja
Genre :
Drama, Romantic
Author :
Lee Ara
Cast :
Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun,
Aerin, Yesung, Jessica
Hari ini tugas paper kelompok dikumpulkan. Tugas paper itu adalah tugas
akhir untuk semester ini. Tahu, kan apa artinya? Yup! Holiday! Tidak terasa satu
bulan ini aku berurusan dengan Kim Heechul demi paper Dosen Shin. Untung saja
sekarang semuanya sudah berakhir. Eh, tapi... tidak! Ini belum berakhir! Aku
lupa kalau aku menumpang dan bekerja menjadi pelayan di rumahnya, dengan begitu
ini entah kapan akan berakhir. Mungkin sampai Jung Soo oppa selesai wajib
militer dan datang menjemputku. Oppa, cepatlah kembali! Aku sangat
merindukanmu. -Yumi-
“Kau pulang saja duluan. Aku mau pergi ke suatu tempat dengan Kyuhyun
dan Donghae,” kata Heechul membuyarkan lamunan Yumi yang sedaritadi menunggunya.
“Ya, sudah!” jawab Yumi. “Jangan lupa bersihkan kamarku!” seru Heechul. “Iya,
cerewet!” timpal Yumi. Di dunia ini hanyalah Yumi pelayan yang berani bicara
lantang seperti itu pada majikannya sendiri.
Yumi berjalan seorang diri di koridor. Keadaan di kampus mulai membaik,
setidaknya sekarang ini sudah tidak ada serangan lagi yang ditujukan untuk Yumi.
Dari arah berlainan Jessi berjalan dengan langkah bak seorang model, tapi
memang yeoja yang satu ini adalah seorang model majalah yang tengah naik
daun.
Tatapan mata Jessi terlihat sinis dan menusuk pada Yumi. Ia muak
melihat Heechul masih saja dekat dengan gadis Indonesia itu. “Sial! Aku muak
melihat yeoja itu. lihatlah bagaimana caranya bicara pada Heechul!
Berani sekali dia! Dia pikir dirinya itu siapa, huh? Aku tidak habis pikir
kenapa Heechul diam saja, padahal perempuan itu sudah berani bertingkah
padanya. Ish! Akan aku beri pelajaran kau nanti,” batin Jessi.
Yumi memberanikan diri untuk tetap melihat lurus ke depan dan jangan
sampai menunduk, kalau tidak Jessi akan mengecapnya sebagai seorang pengecut.
Ketika mereka berpapasan, Jessi sengaja menyenggol bahu kanan Yumi dengan keras
lantas berlalu begitu saja. Yumi hanya bisa mengusap dada seraya mencoba
bersabar menghadapi ego orang kaya itu. Yumi merasa tidak habis pikir kenapa
Jessi mati-matian membenci dirinya, padahal ia tidak pernah memiliki urusan
apapun dengan perempuan itu.
Hari ini Yumi sudah berencana akan mendatangi kafenya Jung Soo. Ia
berharap dengan datang ke kafe akan sedikit mengobati perasaan rindunya pada Jung
Soo. Tetapi saat sampai di gerbang ada satu mobil yang memberi bunyi klakson
pada Yumi.
Di sebuah taman yang cukup dekat dengan kafenya Jung Soo. Ternyata
orang bermobil yang menunggu Yumi di gerbang kampus adalah Aerin. Awalnya Yumi
masih sedikit trauma bertemu dengan Aerin, tetapi kali ini Aerin kelihatan
tenang. Yumi mencoba berfikir positif kalau Aerin tidak akan mencelakainya lagi
kali ini.
Aerin tampak menghela nafas, “Aku mengajakmu kesini agar kita bisa
bebas bicara. Aku akan pindah kuliah. Aku sudah memutuskan untuk menyusul Yesung
oppa ke Jepang,” terang Aerin. “Kenapa kau mengatakannya padaku?” tanya Yumi. “Aku
juga ingin meminta maaf padamu atas semua insiden yang terjadi belakangan ini.
Aku tahu kau pasti sangat membenciku sekarang ini. Aku bisa menerimanya,”
tambah Aerin.
“Aku tidak membencimu. Tidak pernah sedikitpun terlintas dipikiranku
untuk membencimu. Entahlah, tapi rasanya aku mengerti alasanmu kenapa bisa
sampai membenciku,” ujar Yumi. “Aku juga sebenarnya tidak membencimu, aku hanya
sempat... merasa iri. Apa kau mau memaafkanku?” sambung Aerin terlihat serius.
“Ada satu syarat!” seru Yumi seraya tersenyum. “Syarat? Apa?” Aerin
mengernyitkan dahinya. “Kwon Aerin harus mau menjadi sahabatku lagi!” seru Yumi
dengan wajah ceria, ia membuat Aerin terharu. Senyuman manis terukir di bibir
kedua yeoja itu.
“Sepertinya kau memaksa. Baiklah, aku mau menjadi sahabatmu lagi!”
canda Aerin seraya tertawa. Yumi pun ikut tertawa. Mereka berdua berpelukan
sebagai tanda persahabatan mereka.
“Kalau sudah di Jepang nanti sering-sering hubungi aku, ya! Disini aku
kesepian,” kata Yumi setelah melepas pelukan mereka. “Bukankah ada Kim Heechul?”
goda Aerin. “Hih! Dia itu namja membosankan dan penggerutu. Bisanya
hanya memerintah,” timpal Yumi. Aerin tertawa mendengar kata-kata Yumi.
“Tapi kau betah dekat dengannya. Datang dan pulang dari kampus juga
selalu bersama. Aku pikir kau berhasil mengubah tabiat buruknya,” komentar Aerin.
“Benarkah? Apa kau tahu? Aku rasa dia itu pria yang aneh, seperti punya dua
kepribadian dan susah ditebak!” kata Yumi.
“Um, jangan-jangan kau mulai peduli padanya, ya? Hati-hati jatuh
cinta!” goda Aerin seraya terkekeh. “Tidak mungkin! Kalaupun ada yang jatuh
cinta pasti dia orangnya!” Yumi terkekeh. “Aku akan menunggu kabar
selanjutnya,” Aerin tersenyum menggoda Yumi. “Iih, kau ini!” rengek Yumi.
_____
Yumi memasuki kafe. Kafe yang sudah ia tinggalkan untuk bekerja pada Heechul.
Kim Heechul melarangnya untuk bekerja di dua tempat, alasannya Yumi tidak akan
bisa membagi waktu. Di dalam kafe terlihat Park In Young. In Young melihat
kedatangan Yumi. Ia langsung menghampiri gadis itu dan mengajaknya duduk
bersama untuk mengobrol.
“Eonni, apa ada kabar dari oppa?” tanya Yumi. “Iya, aku lupa
memberitahumu. Minggu lalu sebelum dia dipindahkan ke camp dia menelepon ke
rumah. Katanya dia sangat kesepian disana, tapi sejauh ini semuanya berjalan
dengan baik. Dia juga mengatakan padaku kalau dia merindukanmu, Yumi-ssi...,”
ujar In Young. Mata Yumi langsung berkaca-kaca karena terharu.
“Eonni, aku juga sangat merindukannya,” keluh Yumi. “Sudahlah, jangan
menangis. Kita semua juga merindukan Jung Soo. Kita berdo’a saja agar Jung Soo
baik-baik saja disana dan segera kembali, ya!” ucap In Young memberikan
semangat pada Yumi. Yumi kemudian mengangguk dengan mata yang masih
berkaca-kaca.
“Eh, kau tinggal dimana sekarang? Lalu kau bekerja dimana?” tanya In
Young. Yumi mendadak gugup karena In Young menanyakan tempat tinggal dan
pekerjaannya sekarang. “Aku sementara ini tinggal dengan teman kuliahku. Aku juga
bekerja membantu orang tua temanku itu,” jawab Yumi menutupi kalau ia tinggal
dan bekerja pada Kim Heechul.
“Kau betah tinggal disana? Kalau kau mau, kan kau bisa tinggal di
tempat Jung Soo,” saran In Young. “Aku... takut akan teringat Jung Soo oppa terus
kalau aku tinggal disana. Aku berencana untuk mencari kontrakan lain saja.
Kalau uangku sudah terkumpul, aku berencana segera meninggalkan rumah temanku
itu dan menyewa kontrakan lagi,” terang Yumi.
“Hh, seandainya saja masih ada satu kamar lagi di rumahku, aku akan
memintamu tinggal di rumahku saja. Lagi pula kita sebentar lagi akan menjadi
keluarga,” kata In Young seraya tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya
yang putih. “Gomawo, eonni!” Yumi terkekeh malu.
***
Kediaman Kim Heechul. Yumi terburu-buru pulang dari kafe karena ia
teringat pesan Heechul untuk merapikan kamarnya. Yumi buru-buru berganti
pakaian dan langsung melakukan semua pekerjaannya. Selesai membersihkan dan
merapikan kamar Heechul, Yumi menuju dapur.
“Bibi Jang, sedang masak apa? Boleh aku membantu bibi?” Yumi
menghampiri Bibi Jang yang tengah memotong lobak. “Kemarilah! Tentu aku senang
kalau ada yang membantuku,” seru Bibi Jang. Yumi langsung sumringah.
“Heechul belum pulang, ya Bi?” tanya Yumi. “Maksudmu Tuan Muda?” Bibi
Jang meralat kata-kata Yumi hingga membuat yeoja muda itu salah tingkah.
“Iya, maksudku Tuan Muda Kim Heechul,” ralat Yumi seraya terkekeh.
“Apa kau sudah dengar? Tuan besar akan segera kembali,” kata Bibi Jang.
“Tuan Besar?” Yumi sedikit takut mendengar kata Tuan Besar. “Ada apa? Kenapa
reaksimu begitu?” tanya Bibi Jang. “Tidak. Aku hanya merasa gugup. Aku takut
Tuan Besar akan mengusirku dari sini,” ujar Yumi terus terang. “Huh? Yang benar
saja? Kau belum pernah bertemu Tuan Besar, ya? Kalau begitu kau akan segera
mengetahuinya,” kata Bibi Jang.
Hh, jujur saja saat mendengar Tuan Besar akan datang aku
sedikit bergidik ngeri. Aku pikir aku harus segera meninggalkan tempat ini.
Rasanya tidak enak harus tinggal dengan orang lain yang bukan keluargaku. Bukannya
aku tidak betah di rumah ini, disini semuanya serba tersedia, tapi ini tetap
bukan rumahku dan keluarga Kim Heechul belum tentu menyukai kehadiranku di
rumah ini. Kalau begitu aku akan mencoba bernegosiasi dengan Heechul. Semoga
saja dia bisa mengerti. Tidak apa-apa kalau gajiku berkurang karena membayar
uang sewa rumah. Atau mungkin aku bisa mempertimbangkan saran In Young eonni untuk
tinggal di rumah Jung Soo oppa. -Yumi-
Terdengar suara ribut-ribut. Sepertinya suara dua orang pria. Tapi
entah siapa. Yumi ketakutan kalau itu adalah suara Tuan Besar, padahal Tuan
besar tidak akan pulang hari ini. Kemudian terdengar suara pintu yang dibanting
dan disusul dengan suara benda yang jatuh. Yumi sangat penasaran karena
sepertinya suara itu tidak jauh dari kamarnya.
Di lain tempat, di dalam kamar Kim Heechul. Sang pemilik kamar rupanya
baru kembali dalam keadaan mabuk dengan Kyuhyun bersamanya yang juga sama
mabuknya dengan dirinya. Setelah minum-minum tadi Heechul rupanya merasa
kepanasan, jadi ia membuka pakaiannya disusul oleh Kyuhyun. Rupanya Kyuhyun
yang kuat minum juga sampai mabuk begitu, entah sudah berapa botol yang sudah
diminumnya.
“Heh, awas. Itu tempat tidurku! Kau tidak berniat menghabiskan tempat,
kan?” Heechul mengusir Kyuhyun dari tempat tidurnya. Kyuhyun yang lebih dulu
berbaring terlentang di atas tempat tidur enggan untuk merubah posisinya.
Tiba-tiba saja Heechul menjatuhkan diri di atas tubuh Kyuhyun.
“Tuan muda, apa kau sudah pulang?” Yumi tiba-tiba membuka pintu kamar Heechul.
“HUH?!” Yumi terbelalak terkejut melihat pemandangan yang baru pertama kali ini
dilihatnya. Ia lantas menutup kedua matanya dengan kedua tangannya.
“Uhm?” Heechul yang masih dalam keadaan mabuk menoleh pada Yumi.
Refleks ia tersadar. Ia melihat pada Kyuhyun yang sedang ditindihnya, rupanya namja
itu sudah lebih dulu tidak sadarkan diri. Dengan cepat Heechul kembali menoleh
pada Yumi dan bangkit dari tubuh Kyuhyun.
“Maaf, aku mengganggu waktu kalian!” Yumi buru-buru berbalik seraya
menutup pintunya kembali. “Hei, ini tidak seperti dugaanmu!” seru Heechul
terdengar panik.
***
Pagi ini Heechul sarapan bersama dengan Kyuhyun. Kyuhyun sama sekali
tidak menyadari peristiwa semalam. Yumi menyiapkan semuanya yang diperlukan
untuk sarapan Tuan Muda dan juga Kyuhyun. Ia masih sedikit syok dengan
peristiwa semalam. Sekarang Yumi berpikir kalau Heechul mungkin benar-benar
memiliki kelainan seperti yang dikira oleh kakakya, Kim Heejin.
“Yumi-ssi, kau tidak mau sarapan dengan kami?” tawar Kyuhyun yang
kemudian menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. “Apa? Aku? Hng..., tidak usah.
Aku sarapan dengan Bibi Jang saja,” jawab Yumi gugup. Ia masih teringat
kejadian yang dilihatnya semalam di kamar Heechul.
“Hei, kenapa kau gugup begitu? Seperti baru kali ini bicara denganku
saja,” tanya Kyuhyun heran. “Ah, tidak. Aku tidak gugup,” jawab Yumi berkelit. “Yumi-ssi,
duduklah! Sarapan disini dengan kami,” kali ini Heechul yang mengajak. Terpaksa
Yumi menuruti permintaan tuannya.
“Dengar, ya! Yang kau lihat semalam itu salah paham. Semalam kami
sedang mabuk dan terlalu lelah, jadi ...,” ucap Heechul yang langsung dipotong
oleh Yumi. “Tenang saja, Tuan Muda. Aku tidak akan mengatakannya pada
siapapun!” sahut Yumi takut-takut. “Huh? Kalian berdua membicarakan apa, sih?
Aku tidak mengerti,” kata Kyuhyun seraya garuk-garuk kepala yang sebenarnya
tidak gatal.
“Hei, dengar! Aku dan Kyuhyun itu lelaki normal! Kami masih menyukai
wanita. Jadi tolong jangan salah paham pada kami,” sahut Heechul lagi. “Jinjja?”
tanya Yumi ragu-ragu.
“Hei, apa-apaan ini? Tentu saja aku normal! Memang siapa yang bilang
aku tidak normal? Ya, Heenim-ah! Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun
bingung. Akhirnya Heechul dan Yumi bergantian menceritakan kejadian semalam
pada Kyuhyun. Ternyata reaksi Kyuhyun berbeda dengan Heechul. Kyuhyun malah
tertawa terbahak-bahak mengetahui Yumi salah paham terhadap mereka berdua.
Sekarang jadilah Yumi yang merasa malu karena ia sudah salah mengira dua orang
pria itu mengidap kelainan.
Kyuhyun sudah selesai dengan sarapannya, begitu juga dengan Heechul. “Ya,
Donghae mengajak kita berlibur ke Jeju. Dia sekarang sedang berada disana.
Bagaimana menurutmu?” ajak Kyuhyun. “Boleh saja,” jawab Heechul.
“Yumi-ssi, kau juga boleh ikut kalau kau mau!” ajak Kyuhyun lagi. “Aku?
Benarkah? Aku boleh ikut?” Yumi terlihat sumringah. Ia memang sangat ingin
berlibur ke Pulau Jeju yang sangat terkenal sebagai icon Korea Selatan.
_____
Sesampainya di Pulau Jeju. Tanpa sengaja mereka bertemu dengan Heejin,
kakaknya Heechul. Pada akhirnya Heejin ikut bergabung dengan adik dan teman-temannya
itu. Itu juga karena paksaan Yumi yang merasa khawatir karena hanya ia
satu-satunya wanita di kelompok itu. Donghae akhirnya datang menjemput
teman-temannya. Sekarang mereka menuju ke penginapan yang sudah disiapkan oleh Donghae.
Prince, Yumi dan Heejin sampai di penginapan milik keluarga Donghae.
Mereka berembug di ruang televisi untuk merencanakan kegiatan pertama mereka di
Pulau Jeju ini. “Bagaimana kalau kita membuat barbeque saja?” saran Donghae.
“Iya, benar! Lalu kita karaoke! Dan ada karaoke berpasangan juga.
Bagaimana menurut kalian?” sambung Heejin. “Aku suka ide nuna! Aku suka
bernyanyi dan suaraku juga bagus! Kalian harus mendengarkan suaraku!” seru Kyuhyun
penuh percaya diri.
“Kalau begitu kita mulai saja sekarang!” Heechul tidak mau membuang-buang
waktu. “Deal!” seru semuanya sepakat. “Tapi apa disini tidak ada minuman?”
tanya Kyuhyun. Namja yang satu ini seolah tidak bisa hidup tanpa
minuman. “Baiklah, sudah aku siapkan di kulkas. Akan aku ambilkan,” kata Donghae.
“Biar aku bantu!” Yumi mengikuti Donghae ke dapur.
Karaoke dimulai. Karena yang ada hanya CD Super Junior, jadi mereka
terpaksa harus menyanyikan lagu Super Junior. Kyuhyun menyanyikan lagu ‘7 Years
of Love’. Lagu yang sendu, tetapi memang namja yang satu ini menyukai
jenis lagu seperti itu.
Kyuhyun bisa membuktikan rasa percaya dirinya itu. Dia memang memiliki
suara emas. Semua yang mendengar nyanyiannya sampai terpukau dan tersentuh. Selanjutnya,
giliran Si Pangeran. Heechul menyanyikan lagu berjudul Horn.
Berikutnya Donghae. Donghae memilih untuk menyanyikan lagu yang bisa
membuat suasana menjadi lebih ceria. Ia menyanyikan lagu yang di nyanyikan oleh
Super Junior bersama dengan DBSK, yaitu ‘Show Me Your Love’. Saat Donghae
bernyanyi semuanya ikut bergabung menyanyikan lagu itu. Donghae berhasil
menghidupkan suasana. Selanjutnya Heejin dengan Heechul duet menyanyikan
Bonamana, dilanjut oleh Yumi dan Donghae duet menyanyikan Ice Cream.
Sementara yang lainnya masih asyik bermain, Donghae dan Yumi pergi ke
teras, “Untuk barbeque nanti malam kita belum memiliki bahan-bahannya. Kau mau,
kan menemaniku belanja?” pinta Donghae. Yumi mengangguk setuju. Mereka pergi ke
pasar terdekat untuk membeli semua keperluan mereka selama di Pulau Jeju
termasuk untuk acara malam ini.
“Eh, kemana Donghae dan Yumi?” Kyuhyun baru tersadar kalau dua personil
menghilang. Begitu mendengar pertanyaan Kyuhyun, Heechul juga rupanya baru menyadarinya.
“Apa yang dilakukan dua orang itu?” pikir Heechul.
Setelah dua jam akhirnya Donghae dan Yumi kembali ke penginapan dengan
menenteng beberapa plastik belanjaan. Donghae dan Yumi mengobrol sebentar di
teras sebelum masuk ke dalam. Mereka sama sekali tidak menyadari kalau yang
lainnya mengkhawatirkan kepergian mereka yang tanpa pesan. Donghae dan Yumi
meletakkan belanjaannya di lantai sementara mereka berdua mengobrol.
“Terima kasih sudah menemaniku belanja,” kata Donghae seraya tersenyum
lembut. “Tidak apa-apa. Lagi pula mana mungkin kau membawa belanjaan sebanyak
ini sendirian?” jawab Yumi seraya membalas senyum Donghae. “Benar juga,” Donghae
terkekeh.
“Aku tidak menyangka kau mau menginjakkan kakimu di pasar,” Yumi
menatap takjub pada Donghae. Donghae yang notabene anak orang kaya ternyata mau
mengotori sepatunya dengan berbelanja ke pasar. Kalau dia Kim Heechul pasti itu
sangat tidak mungkin.
“Donghae-ssi! Ada yang ingin aku tanyakan. Apa kau tahu dimana
kontrakan yang sekiranya murah dan dekat dengan kampus kita? Hh, aku tahu ini
konyol. Mana mungkin kau tahu tempat yang murah,” Yumi menundukkan kepalanya.
“Iya, aku tidak tahu. Tapi aku bisa membantumu mencarinya,” kata Donghae.
Yumi tersenyum sumringah. “Benarkah? Kau baik sekali!” seru Yumi. “Aku pikir
kau betah tinggal dengan Heenim,”
“Aku memang mulai terbiasa disana. Tapi entah kenapa aku merasa
canggung kalau harus terus-terusan menumpang pada Tuan Muda. Aku takut mendapat
serangan lagi,” ujar Yumi. “Serangan apa?” tanya Donghae penasaran.
“Ada seseorang yang selalu mengirimiku pesan teror. Aku juga tidak tahu
siapa, tapi sepertinya dia pengagum orang itu,” ujar Yumi. “Apa? Teror? Kenapa
kau baru bilang sekarang? Apa Heenim tahu soal ini?” Donghae terlihat khawatir
bercampur penasaran. Yumi menggeleng, “Sebenarnya ada yang menawariku tempat
tinggal, tapi aku masih memikirkannya,” ujar Yumi.
“Berada di dekat Heenim hanya akan membahayakanmu. Aku bisa
melindungimu kalau kau mau,” Donghae meraih tangan Yumi hingga gadis itu mulai
gugup. “Sebenarnya aku tahu kalau Heenim mulai menyukaimu. Dan aku... aku juga
menyukaimu,” ucap Donghae.
“Apa?” Yumi bertambah gugup dan kali ini dibarengi dengan salah
tingkah. “Antara aku dan Heenim mana yang akan kau pilih?” tanya Donghae
tiba-tiba. “Aku... aku...,” Yumi terbata-bata saking gugupnya berhadapan dengan
Donghae.
“Haha! Sudahlah, aku hanya bercanda!” Donghae tertawa berhasil menggoda
Yumi dan sekarang pipi gadis itu memerah. “Kau ini!” protes Yumi seraya
memukuli Donghae dengan gemas.
“Apa yang kalian lakukan disini? Dari mana saja kalian?” Heejin eonni tiba-tiba
muncul. “Um, kami baru saja kembali dari berbelanja,” jawab Yumi. “Iya, kami
membeli semua keperluan yang kita butuhkan selama disini,” tambah Donghae.
***
Waktu untuk membayar biaya kuliah semakin dekat. Biaya kuliah yang
mahal ditambah kalau dengan membayar sewa rumah, pasti akan sangat sulit
untukku. Mungkin aku memang harus tinggal di tempat oppa saja. Ini semua demi
kenyamanan dan keamananku. Semoga saja Heechul setuju karena sebenarnya
pelayan-pelayan yang bekerja padanya semuanya tinggal di kediaman Kim Heechul.
Kalau begitu sekarang aku harus menemui dia. -Yumi-
Tiba-tiba saja Heejin masuk. Heejin dan Yumi akan tidur di kamar yang
sama. Heechul tidur satu kamar dengan Kyuhyun, sedangkan Donghae memiliki
kamarnya sendiri.
Heejin tersenyum pada Yumi lalu ia mengambil handuk, “Kau sudah mandi,
ya?” tebak Heejin karena melihat rambut Yumi yang panjang terurai basah sehabis
keramas. “Sudah, eonni. Eh, apa eonni melihat Heechul?” tanya Yumi.
“Iya, tadi dia masuk ke kamarnya. Aku pikir kalian akan tidur sekamar,”
Heejin terkekeh. “Apa? Mana boleh seperti itu? Eonni, hubunganku dengan Heechul
tidak seperti itu,” komentar Yumi tidak terima. Rupanya Heejin masih mengira Heechul
berpacaran dengan Yumi. Yumi meninggalkan Heejin di kamar untuk menemui Heechul.
Yumi mengetuk pintu kamar Heechul. Terdengar suara Heechul
mempersilahkan masuk, maka Yumi memberanikan diri untuk masuk dan kembali
menutup pintunya. Rupanya Heechul sedang membaca buku.
“Kau? Mau apa masuk ke kamar pria?” tanya Heechul terdengar cukup
sinis. Yumi sedikit ragu untuk menyampaikan maksudnya datang ke kamar itu, “Ada
yang ingin aku katakan,” kata Yumi. “Tidak bisakah menunda mengatakannya nanti
saja? Kau tidak lihat aku sedang apa? Apa kau tidak malu masuk ke kamar pria
seperti ini? Kau senang, ya membuat orang lain salah paham?” omel Heechul
seraya menutup bukunya dengan kasar sampai menimbulkan suara.
Yumi seakan tersentak, “Apa? Ma... maaf. Kalau begitu aku akan
mengatakannya nanti saja,” Yumi berbalik untuk pergi. Sesekali ia kembali
melihat Heechul yang sama sekali tidak mau menoleh padanya. “Kenapa dia semarah
itu? Memangnya apa salahku? Seolah-olah aku serendah itu, hih! Kalau tidak ada
maksud tentu aku juga tidak akan masuk ke kamarnya,” gerutu Yumi kesal.
Kyuhyun yang kebetulan lewat depan kamar itu melihat Yumi menggerutu
sendiri, “Yumi-ssi, apa yang kau lakukan disana? Ayo, kita bersiap-siap membuat
barbeque!” seru Kyuhyun. “Ne!” seru Yumi.
Semuanya sudah berkumpul di halaman belakang kecuali Kim Heechul. Yang
lainnya berbagi tugas sedangkan Heechul mengurung diri di dalam kamar.
“Liburan apa yang seperti itu? Terus diam di dalam kamar. Padahal sudah
jauh-jauh datang kemari. Orang itu bisanya hanya marah-marah,” gumam Yumi. “Aku
akan menyuruhnya bergabung,” Kyuhyun masuk ke dalam untuk membujuk Heechul
keluar. Sejak tadi mereka memang membicarakan tingkah Heechul yang
menyia-nyiakan liburannya dengan diam di kamar seorang diri.
“Anak itu tidak pernah berubah. Dia tidak pernah mau mengotori
tangannya. Lihat saja kulitnya itu yang putih mulus! Lebih dari seorang wanita,
kan?” racau Heejin membuat Yumi dan Donghae tertawa.
“Heejin eonni benar, yang menjadi istrinya nanti pasti akan merasa
minder karena kalah cantik darinya!” sambung Yumi. “Woaahh! Frontal sekali!” Donghae
terkekeh. “Kau sendiri bagaimana Yumi-ssi, apa kau merasa minder berada di
dekatnya?” tanya Heejin dengan maksud menggoda Yumi.
“Aku? Hh, tentu saja. Dibandingkan denganku dan wanita lain, aku belum
pernah melihat pria secantik itu. Wanita sungguhan saja tidak ada yang secantik
dia. Tapi sayang sekali, sifatnya itu tidak mendukung paras cantiknya,” ujar
Yumi lantas terkekeh.
“Aaww!” Donghae tiba-tiba berteriak mengejutkan Yumi dan Heejin. Saat
itu Heechul dan Kyuhyun juga muncul, tetapi tidak ada yang menyadarinya. “Omo,
Donghae-ssi!” pekik Yumi. Yumi berlari kecil menghampiri Donghae. Ia meraih tangan
Donghae.
Jari Donghae terluka saat mengiris paprika. Ia tidak sengaja melukai
jarinya sendiri. Yumi dengan sigap menghisap luka di jari Donghae lalu
menutupnya dengan lap bersih. Donghae tertegun dan terkesima dengan Yumi yang
berbuat demikian. Kyuhyun terlebih lagi Heechul terperangah melihat kejadian di
depan mata mereka. Begitu juga dengan Heejin, ia juga bahkan lebih terperangah
melihat Heechul yang entah sejak kapan berdiri disana dengan reaksinya yang
sepertinya tidak suka.
“Ayo, cepat bersihkan lukanya dan tutupi dengan plester!” seru Yumi
pada Donghae membuyarkan lamunan namja tampan itu.
Heechul yang sudah sangat cemburu, refleks menghampiri Yumi. Ia menarik
tangan Yumi, membawa yeoja itu menjauh dari orang-orang. Heechul membawa
Yumi ke dalam, ke kamarnya. Lantas ia menutup pintunya dan menguncinya. Heechul
melepaskan tangan Yumi dengan kasar hingga gadis itu terdorong jatuh dalam
posisi duduk di tempat tidur.
“Apa yang baru saja kau lakukan tadi, huh?” omel Heechul yang tengah
emosi. Ia terlihat mengernyitkan dahinya. Wajah putihnya juga memerah karena
menahan marah. “Aku hanya mencoba menolong Donghae. Dia terluka saat mengiris
paprika. Memangnya kenapa? Dan kenapa kau mengunci pintunya? Bukankah kau
bilang takut orang-orang salah paham pada kita? Itu, kan yang tadi kau katakan
padaku?” jawab Yumi yang juga merasa bingung dengan sikap Heechul yang sangat
aneh.
Heechul sedikit salah tingkah, “Aku... aargh! Donghae itu bukan anak
kecil lagi!” omel Heechul dengan wajah yang mulai menegang. Yumi memandangi Heechul
lekat-lekat, “Sebenarnya apa masalahmu? Aku hanya mencoba menolong temanku. Apa
menurutmu itu salah? Cih! Kau ini orang yang aneh. Kalau kau terus mengasariku
seperti ini aku akan mengambil keputusan,” ujar Yumi.
Heechul menoleh pada Yumi, “Keputusan? Keputusan apa?” tanya Heechul. “Aku
akan berhenti bekerja dan keluar dari rumahmu,” ujar Yumi. “Mwo? Kau
pikir kau sudah mulai hebat sampai mau berhenti bekerja? Lalu kau akan tinggal
dimana, huh?!” omel Heechul.
“Dimana saja asalkan tidak bertemu dengan namja kasar sepertimu
lagi!” jawab Yumi seraya berteriak. “Tidak. Kau tidak serius, kan? Kau harus
membayar biaya kuliah. Dari mana kau akan memiliki uang kalau kau tidak bekerja
lagi padaku, huh?” Heechul seolah ingin menunjukkan pada gadis itu kalau ia
sangat peduli terhadapnya.
“Hh..., kalau kau belum merubah sikapmu aku akan benar-benar pergi
tidak peduli berapapun uang yang kau tawarkan. Kau pikir aku betah
terus-terusan mendengar omelanmu?!” jawab Yumi berusaha menantang Heechul.
Beberapa saat kemudian Heechul dan Yumi kembali ke halaman belakang. “Hei,
kenapa kalian lama sekali? Makanannya sayang sekali kalau disuruh menunggu...,”
kata Heejin. Heechul dan Yumi langsung berbaur dengan yang lainnya.
“Hh, aku ingin sekali bermain di pantai!” seru Yumi lantas menghela
nafas. Donghae yang duduk di sebelahnya langsung menoleh pada Yumi. “Bagaimana
kalau besok kita ke pantai? Lari pagi. Di pantai. Kau mau? Pasti kau belum
pernah mencobanya,” tawar Donghae.
“Kau serius? Aku belum pernah lari pagi di pantai, tapi kedengarannya
mengasyikan. Baiklah kalau begitu, aku mau!” Yumi tersenyum sumringah begitu
juga dengan Donghae. Tanpa mereka sadari tiga pasang mata memperhatikan
keakraban mereka.
“Heenim-ah. Yeoja-mu didekati temanmu, kenapa kau diam saja?”
goda Heejin. “Diamlah, Kak!” sergah Heechul. Sementara itu, Donghae dan Yumi, “Kau
mau punyaku?” Donghae menawari barbeque miliknya. “Tidak, aku sudah kenyang,”
jawab Yumi seraya tersenyum.
***
Pagi hari di penginapan. Kyuhyun masih tertidur dengan pulasnya. Di
Pulau Jeju ini bahkan ia masih sempat membuat pulau pribadinya sendiri di atas
bantalnya. Kebiasaan joroknya inilah yang membuat Heechul tidak betah satu
kamar dengan Kyuhyun. Heechul mencari Donghae rupanya sudah tidak ada di tempat
tidurnya. Entah kenapa ia terpikir pada Yumi juga.
“Nuna, kau tahu dimana Yumi?” tanya Heechul. “Apa? Oh, Yumi. Dia sejak
pagi pergi keluar, katanya mau lari pagi. Hh, dia rajin sekali!” jawab Heejin
yang sedang sibuk merapikan ruangan yang berantakan sehabis mereka minum-minum
semalam.
“Lari pagi? Kemana?” tanya Heechul lagi. “Aku tidak tahu. Cari saja
sendiri! Bukannya membantu kakakmu malah bertanya terus!” timpal Heejin.
Di pantai. Yumi dan Donghae beristirahat sejenak seraya memandangi
keindahan pantai. “Sudah kau katakan pada Heechul?” tanya Donghae. “Huh? Oh,
itu. Belum. Sebenarnya semalam aku sudah menyinggung masalah itu, tapi dia
sepertinya tidak ingin aku pergi. Entahlah, mungkin dia mengkhawatirkan aku
tidak akan bisa membayar biaya kuliah. Hh, tapi apa iya dia seperti itu?” ujar Yumi
seraya menghela nafas.
Donghae tersenyum mendengar penuturan Yumi. “Heenim tidak seburuk itu.
Mungkin dia memang mengkhawatirkanmu seperti yang baru saja kau katakan. Aku
rasa dia merasa bersalah padamu atas semua insiden yang menimpamu. Apalagi kau
terus-terusan menyalahkan dia, kan?” sambung Donghae. Donghae diam-diam menoleh
dan memperhatikan wajah Yumi. Ia tersenyum. “Benarkah? Hh..., aku rasa kau
benar... dia memang tidak seburuk itu,” ucap Yumi seraya memandang lurus ke depan.
Sesampainya di penginapan. Heechul sudah menunggu dengan wajah
menyebalkannya sambil melipat kedua tangannya dan mengetuk-ngetukan sebelah
telapak kakinya ke lantai. “Hei, pelayan! Cepat masak! Kau tidak tahu kalau
kami semua sudah lapar, huh?” seru Heechul sinis. “I... iya. Maafkan aku,”
jawab Yumi terbata-bata. Ia langsung berlari menuju dapur.
“Heenim-ah, tidak seharusnya kau begitu pada Yumi. Dia juga, kan kemari
untuk berlibur,” protes Donghae. “Tapi dia itu cuma seorang pelayan!” timpal Heechul.
“Dia juga tamuku!” balas Donghae dengan wajah serius. Ia lantas meninggalkan Heechul.
“Ada apa dengannya? Kenapa selalu membela perempuan itu, sih?” gerutu Heechul.
Yumi memasak dibantu oleh Heejin. Kakak perempuannya Heechul itu memang
sangat baik, berbeda dengan Heechul. Setelah beberapa lama akhirnya makanan
tersaji di atas meja makan. Semua orang yang sudah sangat kelaparan langsung
berkumpul untuk sarapan bersama.
“Kira-kira hari ini kita akan melakukan apa, ya?” tanya Heejin. “Bagaimana
kalau kita ke pantai saja? Jauh-jauh kesini, kan sayang sekali kalau tidak
bermain ke pantai,” saran Kyuhyun. “Aku juga ingin berenang,” tambah Donghae. “Ya,
sudah. Kalau begitu sudah diputuskan,” kata Heejin.
Selesai sarapan, mereka bersiap-siap dengan baju renang dan semua
peralatan yang dibutuhkan untuk bermain di pantai.
“Kau belum siap-siap?” tanya Heejin pada namdongsaeng-nya. Heejin,
Yumi, Donghae dan Kyuhyun sudah siap untuk pergi, tapi Heechul bahkan belum
melakukan apa-apa sejak selesai sarapan tadi.
“Aku dan Yumi akan menyusul,” jawab Heechul dengan santainya. Yumi langsung
bengong, “Aku?” tanyanya bingung. “Ya, sudah kalau begitu,” Heejin, Donghae dan
Kyuhyun pergi lebih dulu meninggalkan Heechul dan Yumi di penginapan.
“Ayo, cepatlah bersiap-siap!” seru Yumi. “Kita tidak akan ke pantai.
Lagi pula memangnya kau bisa berenang?” kata Heechul seolah meledek Yumi. Heechul
memang sudah mengetahui kalau Yumi tidak bisa berenang meskipun ia sebenarnya
sangat suka pergi ke pantai.
Yumi tampak penasaran, “Lalu? Jangan bilang kau akan menahanku disini!
Hah! Aku mau berlibur, bukan mau diam saja di penginapan,” sahut Yumi dengan
maksud menyampaikan protes pada Heechul. “Ganti pakaianmu! Kita akan
berjalan-jalan,” kata Heechul yang lantas masuk ke dalam kamarnya.
***
PART 7
PART 9
PART 7
PART 9
Buat yang baca, minta komentarnya,
ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas
author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf
kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain.
Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang
yang senang membaca fanfic =)
Gomawo chingu! =)
0 komentar:
Posting Komentar