Sabtu, 08 Maret 2014

Fanfic Super Junior: Yeppeun Namja Part 8

Judul                     : Yeppeun Namja
Genre                   : Drama, Romantic
Author                  : Lee Ara

Cast                      : Ayumi (Yumi), Park Jung Soo (Leeteuk), Kim Heechul, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Aerin, Yesung, Jessica


Hari ini tugas paper kelompok dikumpulkan. Tugas paper itu adalah tugas akhir untuk semester ini. Tahu, kan apa artinya? Yup! Holiday! Tidak terasa satu bulan ini aku berurusan dengan Kim Heechul demi paper Dosen Shin. Untung saja sekarang semuanya sudah berakhir. Eh, tapi... tidak! Ini belum berakhir! Aku lupa kalau aku menumpang dan bekerja menjadi pelayan di rumahnya, dengan begitu ini entah kapan akan berakhir. Mungkin sampai Jung Soo oppa selesai wajib militer dan datang menjemputku. Oppa, cepatlah kembali! Aku sangat merindukanmu. -Yumi-
“Kau pulang saja duluan. Aku mau pergi ke suatu tempat dengan Kyuhyun dan Donghae,” kata Heechul membuyarkan lamunan Yumi yang sedaritadi menunggunya. “Ya, sudah!” jawab Yumi. “Jangan lupa bersihkan kamarku!” seru Heechul. “Iya, cerewet!” timpal Yumi. Di dunia ini hanyalah Yumi pelayan yang berani bicara lantang seperti itu pada majikannya sendiri.
Yumi berjalan seorang diri di koridor. Keadaan di kampus mulai membaik, setidaknya sekarang ini sudah tidak ada serangan lagi yang ditujukan untuk Yumi. Dari arah berlainan Jessi berjalan dengan langkah bak seorang model, tapi memang yeoja yang satu ini adalah seorang model majalah yang tengah naik daun.
Tatapan mata Jessi terlihat sinis dan menusuk pada Yumi. Ia muak melihat Heechul masih saja dekat dengan gadis Indonesia itu. “Sial! Aku muak melihat yeoja itu. lihatlah bagaimana caranya bicara pada Heechul! Berani sekali dia! Dia pikir dirinya itu siapa, huh? Aku tidak habis pikir kenapa Heechul diam saja, padahal perempuan itu sudah berani bertingkah padanya. Ish! Akan aku beri pelajaran kau nanti,” batin Jessi.
Yumi memberanikan diri untuk tetap melihat lurus ke depan dan jangan sampai menunduk, kalau tidak Jessi akan mengecapnya sebagai seorang pengecut. Ketika mereka berpapasan, Jessi sengaja menyenggol bahu kanan Yumi dengan keras lantas berlalu begitu saja. Yumi hanya bisa mengusap dada seraya mencoba bersabar menghadapi ego orang kaya itu. Yumi merasa tidak habis pikir kenapa Jessi mati-matian membenci dirinya, padahal ia tidak pernah memiliki urusan apapun dengan perempuan itu.
Hari ini Yumi sudah berencana akan mendatangi kafenya Jung Soo. Ia berharap dengan datang ke kafe akan sedikit mengobati perasaan rindunya pada Jung Soo. Tetapi saat sampai di gerbang ada satu mobil yang memberi bunyi klakson pada Yumi.
Di sebuah taman yang cukup dekat dengan kafenya Jung Soo. Ternyata orang bermobil yang menunggu Yumi di gerbang kampus adalah Aerin. Awalnya Yumi masih sedikit trauma bertemu dengan Aerin, tetapi kali ini Aerin kelihatan tenang. Yumi mencoba berfikir positif kalau Aerin tidak akan mencelakainya lagi kali ini.
Aerin tampak menghela nafas, “Aku mengajakmu kesini agar kita bisa bebas bicara. Aku akan pindah kuliah. Aku sudah memutuskan untuk menyusul Yesung oppa ke Jepang,” terang Aerin. “Kenapa kau mengatakannya padaku?” tanya Yumi. “Aku juga ingin meminta maaf padamu atas semua insiden yang terjadi belakangan ini. Aku tahu kau pasti sangat membenciku sekarang ini. Aku bisa menerimanya,” tambah Aerin.
“Aku tidak membencimu. Tidak pernah sedikitpun terlintas dipikiranku untuk membencimu. Entahlah, tapi rasanya aku mengerti alasanmu kenapa bisa sampai membenciku,” ujar Yumi. “Aku juga sebenarnya tidak membencimu, aku hanya sempat... merasa iri. Apa kau mau memaafkanku?” sambung Aerin terlihat serius.
“Ada satu syarat!” seru Yumi seraya tersenyum. “Syarat? Apa?” Aerin mengernyitkan dahinya. “Kwon Aerin harus mau menjadi sahabatku lagi!” seru Yumi dengan wajah ceria, ia membuat Aerin terharu. Senyuman manis terukir di bibir kedua yeoja itu.
“Sepertinya kau memaksa. Baiklah, aku mau menjadi sahabatmu lagi!” canda Aerin seraya tertawa. Yumi pun ikut tertawa. Mereka berdua berpelukan sebagai tanda persahabatan mereka.
“Kalau sudah di Jepang nanti sering-sering hubungi aku, ya! Disini aku kesepian,” kata Yumi setelah melepas pelukan mereka. “Bukankah ada Kim Heechul?” goda Aerin. “Hih! Dia itu namja membosankan dan penggerutu. Bisanya hanya memerintah,” timpal Yumi. Aerin tertawa mendengar kata-kata Yumi.
“Tapi kau betah dekat dengannya. Datang dan pulang dari kampus juga selalu bersama. Aku pikir kau berhasil mengubah tabiat buruknya,” komentar Aerin. “Benarkah? Apa kau tahu? Aku rasa dia itu pria yang aneh, seperti punya dua kepribadian dan susah ditebak!” kata Yumi.
“Um, jangan-jangan kau mulai peduli padanya, ya? Hati-hati jatuh cinta!” goda Aerin seraya terkekeh. “Tidak mungkin! Kalaupun ada yang jatuh cinta pasti dia orangnya!” Yumi terkekeh. “Aku akan menunggu kabar selanjutnya,” Aerin tersenyum menggoda Yumi. “Iih, kau ini!” rengek Yumi.
_____
Yumi memasuki kafe. Kafe yang sudah ia tinggalkan untuk bekerja pada Heechul. Kim Heechul melarangnya untuk bekerja di dua tempat, alasannya Yumi tidak akan bisa membagi waktu. Di dalam kafe terlihat Park In Young. In Young melihat kedatangan Yumi. Ia langsung menghampiri gadis itu dan mengajaknya duduk bersama untuk mengobrol.
“Eonni, apa ada kabar dari oppa?” tanya Yumi. “Iya, aku lupa memberitahumu. Minggu lalu sebelum dia dipindahkan ke camp dia menelepon ke rumah. Katanya dia sangat kesepian disana, tapi sejauh ini semuanya berjalan dengan baik. Dia juga mengatakan padaku kalau dia merindukanmu, Yumi-ssi...,” ujar In Young. Mata Yumi langsung berkaca-kaca karena terharu.
“Eonni, aku juga sangat merindukannya,” keluh Yumi. “Sudahlah, jangan menangis. Kita semua juga merindukan Jung Soo. Kita berdo’a saja agar Jung Soo baik-baik saja disana dan segera kembali, ya!” ucap In Young memberikan semangat pada Yumi. Yumi kemudian mengangguk dengan mata yang masih berkaca-kaca.
“Eh, kau tinggal dimana sekarang? Lalu kau bekerja dimana?” tanya In Young. Yumi mendadak gugup karena In Young menanyakan tempat tinggal dan pekerjaannya sekarang. “Aku sementara ini tinggal dengan teman kuliahku. Aku juga bekerja membantu orang tua temanku itu,” jawab Yumi menutupi kalau ia tinggal dan bekerja pada Kim Heechul.
“Kau betah tinggal disana? Kalau kau mau, kan kau bisa tinggal di tempat Jung Soo,” saran In Young. “Aku... takut akan teringat Jung Soo oppa terus kalau aku tinggal disana. Aku berencana untuk mencari kontrakan lain saja. Kalau uangku sudah terkumpul, aku berencana segera meninggalkan rumah temanku itu dan menyewa kontrakan lagi,” terang Yumi.
“Hh, seandainya saja masih ada satu kamar lagi di rumahku, aku akan memintamu tinggal di rumahku saja. Lagi pula kita sebentar lagi akan menjadi keluarga,” kata In Young seraya tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yang putih. “Gomawo, eonni!” Yumi terkekeh malu.

***

Kediaman Kim Heechul. Yumi terburu-buru pulang dari kafe karena ia teringat pesan Heechul untuk merapikan kamarnya. Yumi buru-buru berganti pakaian dan langsung melakukan semua pekerjaannya. Selesai membersihkan dan merapikan kamar Heechul, Yumi menuju dapur.
“Bibi Jang, sedang masak apa? Boleh aku membantu bibi?” Yumi menghampiri Bibi Jang yang tengah memotong lobak. “Kemarilah! Tentu aku senang kalau ada yang membantuku,” seru Bibi Jang. Yumi langsung sumringah.
“Heechul belum pulang, ya Bi?” tanya Yumi. “Maksudmu Tuan Muda?” Bibi Jang meralat kata-kata Yumi hingga membuat yeoja muda itu salah tingkah. “Iya, maksudku Tuan Muda Kim Heechul,” ralat Yumi seraya terkekeh.
“Apa kau sudah dengar? Tuan besar akan segera kembali,” kata Bibi Jang. “Tuan Besar?” Yumi sedikit takut mendengar kata Tuan Besar. “Ada apa? Kenapa reaksimu begitu?” tanya Bibi Jang. “Tidak. Aku hanya merasa gugup. Aku takut Tuan Besar akan mengusirku dari sini,” ujar Yumi terus terang. “Huh? Yang benar saja? Kau belum pernah bertemu Tuan Besar, ya? Kalau begitu kau akan segera mengetahuinya,” kata Bibi Jang.
Hh, jujur saja saat mendengar Tuan Besar akan datang aku sedikit bergidik ngeri. Aku pikir aku harus segera meninggalkan tempat ini. Rasanya tidak enak harus tinggal dengan orang lain yang bukan keluargaku. Bukannya aku tidak betah di rumah ini, disini semuanya serba tersedia, tapi ini tetap bukan rumahku dan keluarga Kim Heechul belum tentu menyukai kehadiranku di rumah ini. Kalau begitu aku akan mencoba bernegosiasi dengan Heechul. Semoga saja dia bisa mengerti. Tidak apa-apa kalau gajiku berkurang karena membayar uang sewa rumah. Atau mungkin aku bisa mempertimbangkan saran In Young eonni untuk tinggal di rumah Jung Soo oppa. -Yumi-
Terdengar suara ribut-ribut. Sepertinya suara dua orang pria. Tapi entah siapa. Yumi ketakutan kalau itu adalah suara Tuan Besar, padahal Tuan besar tidak akan pulang hari ini. Kemudian terdengar suara pintu yang dibanting dan disusul dengan suara benda yang jatuh. Yumi sangat penasaran karena sepertinya suara itu tidak jauh dari kamarnya.
Di lain tempat, di dalam kamar Kim Heechul. Sang pemilik kamar rupanya baru kembali dalam keadaan mabuk dengan Kyuhyun bersamanya yang juga sama mabuknya dengan dirinya. Setelah minum-minum tadi Heechul rupanya merasa kepanasan, jadi ia membuka pakaiannya disusul oleh Kyuhyun. Rupanya Kyuhyun yang kuat minum juga sampai mabuk begitu, entah sudah berapa botol yang sudah diminumnya.
“Heh, awas. Itu tempat tidurku! Kau tidak berniat menghabiskan tempat, kan?” Heechul mengusir Kyuhyun dari tempat tidurnya. Kyuhyun yang lebih dulu berbaring terlentang di atas tempat tidur enggan untuk merubah posisinya. Tiba-tiba saja Heechul menjatuhkan diri di atas tubuh Kyuhyun.
“Tuan muda, apa kau sudah pulang?” Yumi tiba-tiba membuka pintu kamar Heechul. “HUH?!” Yumi terbelalak terkejut melihat pemandangan yang baru pertama kali ini dilihatnya. Ia lantas menutup kedua matanya dengan kedua tangannya.
“Uhm?” Heechul yang masih dalam keadaan mabuk menoleh pada Yumi. Refleks ia tersadar. Ia melihat pada Kyuhyun yang sedang ditindihnya, rupanya namja itu sudah lebih dulu tidak sadarkan diri. Dengan cepat Heechul kembali menoleh pada Yumi dan bangkit dari tubuh Kyuhyun.
“Maaf, aku mengganggu waktu kalian!” Yumi buru-buru berbalik seraya menutup pintunya kembali. “Hei, ini tidak seperti dugaanmu!” seru Heechul terdengar panik.

***

Pagi ini Heechul sarapan bersama dengan Kyuhyun. Kyuhyun sama sekali tidak menyadari peristiwa semalam. Yumi menyiapkan semuanya yang diperlukan untuk sarapan Tuan Muda dan juga Kyuhyun. Ia masih sedikit syok dengan peristiwa semalam. Sekarang Yumi berpikir kalau Heechul mungkin benar-benar memiliki kelainan seperti yang dikira oleh kakakya, Kim Heejin.
“Yumi-ssi, kau tidak mau sarapan dengan kami?” tawar Kyuhyun yang kemudian menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. “Apa? Aku? Hng..., tidak usah. Aku sarapan dengan Bibi Jang saja,” jawab Yumi gugup. Ia masih teringat kejadian yang dilihatnya semalam di kamar Heechul.
“Hei, kenapa kau gugup begitu? Seperti baru kali ini bicara denganku saja,” tanya Kyuhyun heran. “Ah, tidak. Aku tidak gugup,” jawab Yumi berkelit. “Yumi-ssi, duduklah! Sarapan disini dengan kami,” kali ini Heechul yang mengajak. Terpaksa Yumi menuruti permintaan tuannya.
“Dengar, ya! Yang kau lihat semalam itu salah paham. Semalam kami sedang mabuk dan terlalu lelah, jadi ...,” ucap Heechul yang langsung dipotong oleh Yumi. “Tenang saja, Tuan Muda. Aku tidak akan mengatakannya pada siapapun!” sahut Yumi takut-takut. “Huh? Kalian berdua membicarakan apa, sih? Aku tidak mengerti,” kata Kyuhyun seraya garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
“Hei, dengar! Aku dan Kyuhyun itu lelaki normal! Kami masih menyukai wanita. Jadi tolong jangan salah paham pada kami,” sahut Heechul lagi. “Jinjja?” tanya Yumi ragu-ragu.
“Hei, apa-apaan ini? Tentu saja aku normal! Memang siapa yang bilang aku tidak normal? Ya, Heenim-ah! Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun bingung. Akhirnya Heechul dan Yumi bergantian menceritakan kejadian semalam pada Kyuhyun. Ternyata reaksi Kyuhyun berbeda dengan Heechul. Kyuhyun malah tertawa terbahak-bahak mengetahui Yumi salah paham terhadap mereka berdua. Sekarang jadilah Yumi yang merasa malu karena ia sudah salah mengira dua orang pria itu mengidap kelainan.
Kyuhyun sudah selesai dengan sarapannya, begitu juga dengan Heechul. “Ya, Donghae mengajak kita berlibur ke Jeju. Dia sekarang sedang berada disana. Bagaimana menurutmu?” ajak Kyuhyun. “Boleh saja,” jawab Heechul.
“Yumi-ssi, kau juga boleh ikut kalau kau mau!” ajak Kyuhyun lagi. “Aku? Benarkah? Aku boleh ikut?” Yumi terlihat sumringah. Ia memang sangat ingin berlibur ke Pulau Jeju yang sangat terkenal sebagai icon Korea Selatan.
_____
Sesampainya di Pulau Jeju. Tanpa sengaja mereka bertemu dengan Heejin, kakaknya Heechul. Pada akhirnya Heejin ikut bergabung dengan adik dan teman-temannya itu. Itu juga karena paksaan Yumi yang merasa khawatir karena hanya ia satu-satunya wanita di kelompok itu. Donghae akhirnya datang menjemput teman-temannya. Sekarang mereka menuju ke penginapan yang sudah disiapkan oleh Donghae.
Prince, Yumi dan Heejin sampai di penginapan milik keluarga Donghae. Mereka berembug di ruang televisi untuk merencanakan kegiatan pertama mereka di Pulau Jeju ini. “Bagaimana kalau kita membuat barbeque saja?” saran Donghae.
“Iya, benar! Lalu kita karaoke! Dan ada karaoke berpasangan juga. Bagaimana menurut kalian?” sambung Heejin. “Aku suka ide nuna! Aku suka bernyanyi dan suaraku juga bagus! Kalian harus mendengarkan suaraku!” seru Kyuhyun penuh percaya diri.
“Kalau begitu kita mulai saja sekarang!” Heechul tidak mau membuang-buang waktu. “Deal!” seru semuanya sepakat. “Tapi apa disini tidak ada minuman?” tanya Kyuhyun. Namja yang satu ini seolah tidak bisa hidup tanpa minuman. “Baiklah, sudah aku siapkan di kulkas. Akan aku ambilkan,” kata Donghae. “Biar aku bantu!” Yumi mengikuti Donghae ke dapur.
Karaoke dimulai. Karena yang ada hanya CD Super Junior, jadi mereka terpaksa harus menyanyikan lagu Super Junior. Kyuhyun menyanyikan lagu ‘7 Years of Love’. Lagu yang sendu, tetapi memang namja yang satu ini menyukai jenis lagu seperti itu.
Kyuhyun bisa membuktikan rasa percaya dirinya itu. Dia memang memiliki suara emas. Semua yang mendengar nyanyiannya sampai terpukau dan tersentuh. Selanjutnya, giliran Si Pangeran. Heechul menyanyikan lagu berjudul Horn.
Berikutnya Donghae. Donghae memilih untuk menyanyikan lagu yang bisa membuat suasana menjadi lebih ceria. Ia menyanyikan lagu yang di nyanyikan oleh Super Junior bersama dengan DBSK, yaitu ‘Show Me Your Love’. Saat Donghae bernyanyi semuanya ikut bergabung menyanyikan lagu itu. Donghae berhasil menghidupkan suasana. Selanjutnya Heejin dengan Heechul duet menyanyikan Bonamana, dilanjut oleh Yumi dan Donghae duet menyanyikan Ice Cream.
Sementara yang lainnya masih asyik bermain, Donghae dan Yumi pergi ke teras, “Untuk barbeque nanti malam kita belum memiliki bahan-bahannya. Kau mau, kan menemaniku belanja?” pinta Donghae. Yumi mengangguk setuju. Mereka pergi ke pasar terdekat untuk membeli semua keperluan mereka selama di Pulau Jeju termasuk untuk acara malam ini.
“Eh, kemana Donghae dan Yumi?” Kyuhyun baru tersadar kalau dua personil menghilang. Begitu mendengar pertanyaan Kyuhyun, Heechul juga rupanya baru menyadarinya.
“Apa yang dilakukan dua orang itu?” pikir Heechul.
Setelah dua jam akhirnya Donghae dan Yumi kembali ke penginapan dengan menenteng beberapa plastik belanjaan. Donghae dan Yumi mengobrol sebentar di teras sebelum masuk ke dalam. Mereka sama sekali tidak menyadari kalau yang lainnya mengkhawatirkan kepergian mereka yang tanpa pesan. Donghae dan Yumi meletakkan belanjaannya di lantai sementara mereka berdua mengobrol.
“Terima kasih sudah menemaniku belanja,” kata Donghae seraya tersenyum lembut. “Tidak apa-apa. Lagi pula mana mungkin kau membawa belanjaan sebanyak ini sendirian?” jawab Yumi seraya membalas senyum Donghae. “Benar juga,” Donghae terkekeh.
“Aku tidak menyangka kau mau menginjakkan kakimu di pasar,” Yumi menatap takjub pada Donghae. Donghae yang notabene anak orang kaya ternyata mau mengotori sepatunya dengan berbelanja ke pasar. Kalau dia Kim Heechul pasti itu sangat tidak mungkin.
“Donghae-ssi! Ada yang ingin aku tanyakan. Apa kau tahu dimana kontrakan yang sekiranya murah dan dekat dengan kampus kita? Hh, aku tahu ini konyol. Mana mungkin kau tahu tempat yang murah,” Yumi menundukkan kepalanya.
“Iya, aku tidak tahu. Tapi aku bisa membantumu mencarinya,” kata Donghae. Yumi tersenyum sumringah. “Benarkah? Kau baik sekali!” seru Yumi. “Aku pikir kau betah tinggal dengan Heenim,”
“Aku memang mulai terbiasa disana. Tapi entah kenapa aku merasa canggung kalau harus terus-terusan menumpang pada Tuan Muda. Aku takut mendapat serangan lagi,” ujar Yumi. “Serangan apa?” tanya Donghae penasaran.
“Ada seseorang yang selalu mengirimiku pesan teror. Aku juga tidak tahu siapa, tapi sepertinya dia pengagum orang itu,” ujar Yumi. “Apa? Teror? Kenapa kau baru bilang sekarang? Apa Heenim tahu soal ini?” Donghae terlihat khawatir bercampur penasaran. Yumi menggeleng, “Sebenarnya ada yang menawariku tempat tinggal, tapi aku masih memikirkannya,” ujar Yumi.
“Berada di dekat Heenim hanya akan membahayakanmu. Aku bisa melindungimu kalau kau mau,” Donghae meraih tangan Yumi hingga gadis itu mulai gugup. “Sebenarnya aku tahu kalau Heenim mulai menyukaimu. Dan aku... aku juga menyukaimu,” ucap Donghae.
“Apa?” Yumi bertambah gugup dan kali ini dibarengi dengan salah tingkah. “Antara aku dan Heenim mana yang akan kau pilih?” tanya Donghae tiba-tiba. “Aku... aku...,” Yumi terbata-bata saking gugupnya berhadapan dengan Donghae.
“Haha! Sudahlah, aku hanya bercanda!” Donghae tertawa berhasil menggoda Yumi dan sekarang pipi gadis itu memerah. “Kau ini!” protes Yumi seraya memukuli Donghae dengan gemas.
“Apa yang kalian lakukan disini? Dari mana saja kalian?” Heejin eonni tiba-tiba muncul. “Um, kami baru saja kembali dari berbelanja,” jawab Yumi. “Iya, kami membeli semua keperluan yang kita butuhkan selama disini,” tambah Donghae.

***


Waktu untuk membayar biaya kuliah semakin dekat. Biaya kuliah yang mahal ditambah kalau dengan membayar sewa rumah, pasti akan sangat sulit untukku. Mungkin aku memang harus tinggal di tempat oppa saja. Ini semua demi kenyamanan dan keamananku. Semoga saja Heechul setuju karena sebenarnya pelayan-pelayan yang bekerja padanya semuanya tinggal di kediaman Kim Heechul. Kalau begitu sekarang aku harus menemui dia. -Yumi-
Tiba-tiba saja Heejin masuk. Heejin dan Yumi akan tidur di kamar yang sama. Heechul tidur satu kamar dengan Kyuhyun, sedangkan Donghae memiliki kamarnya sendiri.
Heejin tersenyum pada Yumi lalu ia mengambil handuk, “Kau sudah mandi, ya?” tebak Heejin karena melihat rambut Yumi yang panjang terurai basah sehabis keramas. “Sudah, eonni. Eh, apa eonni melihat Heechul?” tanya Yumi.
“Iya, tadi dia masuk ke kamarnya. Aku pikir kalian akan tidur sekamar,” Heejin terkekeh. “Apa? Mana boleh seperti itu? Eonni, hubunganku dengan Heechul tidak seperti itu,” komentar Yumi tidak terima. Rupanya Heejin masih mengira Heechul berpacaran dengan Yumi. Yumi meninggalkan Heejin di kamar untuk menemui Heechul.
Yumi mengetuk pintu kamar Heechul. Terdengar suara Heechul mempersilahkan masuk, maka Yumi memberanikan diri untuk masuk dan kembali menutup pintunya. Rupanya Heechul sedang membaca buku.
“Kau? Mau apa masuk ke kamar pria?” tanya Heechul terdengar cukup sinis. Yumi sedikit ragu untuk menyampaikan maksudnya datang ke kamar itu, “Ada yang ingin aku katakan,” kata Yumi. “Tidak bisakah menunda mengatakannya nanti saja? Kau tidak lihat aku sedang apa? Apa kau tidak malu masuk ke kamar pria seperti ini? Kau senang, ya membuat orang lain salah paham?” omel Heechul seraya menutup bukunya dengan kasar sampai menimbulkan suara.
Yumi seakan tersentak, “Apa? Ma... maaf. Kalau begitu aku akan mengatakannya nanti saja,” Yumi berbalik untuk pergi. Sesekali ia kembali melihat Heechul yang sama sekali tidak mau menoleh padanya. “Kenapa dia semarah itu? Memangnya apa salahku? Seolah-olah aku serendah itu, hih! Kalau tidak ada maksud tentu aku juga tidak akan masuk ke kamarnya,” gerutu Yumi kesal.
Kyuhyun yang kebetulan lewat depan kamar itu melihat Yumi menggerutu sendiri, “Yumi-ssi, apa yang kau lakukan disana? Ayo, kita bersiap-siap membuat barbeque!” seru Kyuhyun. “Ne!” seru Yumi.
Semuanya sudah berkumpul di halaman belakang kecuali Kim Heechul. Yang lainnya berbagi tugas sedangkan Heechul mengurung diri di dalam kamar.
“Liburan apa yang seperti itu? Terus diam di dalam kamar. Padahal sudah jauh-jauh datang kemari. Orang itu bisanya hanya marah-marah,” gumam Yumi. “Aku akan menyuruhnya bergabung,” Kyuhyun masuk ke dalam untuk membujuk Heechul keluar. Sejak tadi mereka memang membicarakan tingkah Heechul yang menyia-nyiakan liburannya dengan diam di kamar seorang diri.
“Anak itu tidak pernah berubah. Dia tidak pernah mau mengotori tangannya. Lihat saja kulitnya itu yang putih mulus! Lebih dari seorang wanita, kan?” racau Heejin membuat Yumi dan Donghae tertawa.
“Heejin eonni benar, yang menjadi istrinya nanti pasti akan merasa minder karena kalah cantik darinya!” sambung Yumi. “Woaahh! Frontal sekali!” Donghae terkekeh. “Kau sendiri bagaimana Yumi-ssi, apa kau merasa minder berada di dekatnya?” tanya Heejin dengan maksud menggoda Yumi.
“Aku? Hh, tentu saja. Dibandingkan denganku dan wanita lain, aku belum pernah melihat pria secantik itu. Wanita sungguhan saja tidak ada yang secantik dia. Tapi sayang sekali, sifatnya itu tidak mendukung paras cantiknya,” ujar Yumi lantas terkekeh.
“Aaww!” Donghae tiba-tiba berteriak mengejutkan Yumi dan Heejin. Saat itu Heechul dan Kyuhyun juga muncul, tetapi tidak ada yang menyadarinya. “Omo, Donghae-ssi!” pekik Yumi. Yumi berlari kecil menghampiri Donghae. Ia meraih tangan Donghae.
Jari Donghae terluka saat mengiris paprika. Ia tidak sengaja melukai jarinya sendiri. Yumi dengan sigap menghisap luka di jari Donghae lalu menutupnya dengan lap bersih. Donghae tertegun dan terkesima dengan Yumi yang berbuat demikian. Kyuhyun terlebih lagi Heechul terperangah melihat kejadian di depan mata mereka. Begitu juga dengan Heejin, ia juga bahkan lebih terperangah melihat Heechul yang entah sejak kapan berdiri disana dengan reaksinya yang sepertinya tidak suka.
“Ayo, cepat bersihkan lukanya dan tutupi dengan plester!” seru Yumi pada Donghae membuyarkan lamunan namja tampan itu.
Heechul yang sudah sangat cemburu, refleks menghampiri Yumi. Ia menarik tangan Yumi, membawa yeoja itu menjauh dari orang-orang. Heechul membawa Yumi ke dalam, ke kamarnya. Lantas ia menutup pintunya dan menguncinya. Heechul melepaskan tangan Yumi dengan kasar hingga gadis itu terdorong jatuh dalam posisi duduk di tempat tidur.
“Apa yang baru saja kau lakukan tadi, huh?” omel Heechul yang tengah emosi. Ia terlihat mengernyitkan dahinya. Wajah putihnya juga memerah karena menahan marah. “Aku hanya mencoba menolong Donghae. Dia terluka saat mengiris paprika. Memangnya kenapa? Dan kenapa kau mengunci pintunya? Bukankah kau bilang takut orang-orang salah paham pada kita? Itu, kan yang tadi kau katakan padaku?” jawab Yumi yang juga merasa bingung dengan sikap Heechul yang sangat aneh.
Heechul sedikit salah tingkah, “Aku... aargh! Donghae itu bukan anak kecil lagi!” omel Heechul dengan wajah yang mulai menegang. Yumi memandangi Heechul lekat-lekat, “Sebenarnya apa masalahmu? Aku hanya mencoba menolong temanku. Apa menurutmu itu salah? Cih! Kau ini orang yang aneh. Kalau kau terus mengasariku seperti ini aku akan mengambil keputusan,” ujar Yumi.
Heechul menoleh pada Yumi, “Keputusan? Keputusan apa?” tanya Heechul. “Aku akan berhenti bekerja dan keluar dari rumahmu,” ujar Yumi. “Mwo? Kau pikir kau sudah mulai hebat sampai mau berhenti bekerja? Lalu kau akan tinggal dimana, huh?!” omel Heechul.
“Dimana saja asalkan tidak bertemu dengan namja kasar sepertimu lagi!” jawab Yumi seraya berteriak. “Tidak. Kau tidak serius, kan? Kau harus membayar biaya kuliah. Dari mana kau akan memiliki uang kalau kau tidak bekerja lagi padaku, huh?” Heechul seolah ingin menunjukkan pada gadis itu kalau ia sangat peduli terhadapnya.
“Hh..., kalau kau belum merubah sikapmu aku akan benar-benar pergi tidak peduli berapapun uang yang kau tawarkan. Kau pikir aku betah terus-terusan mendengar omelanmu?!” jawab Yumi berusaha menantang Heechul.
Beberapa saat kemudian Heechul dan Yumi kembali ke halaman belakang. “Hei, kenapa kalian lama sekali? Makanannya sayang sekali kalau disuruh menunggu...,” kata Heejin. Heechul dan Yumi langsung berbaur dengan yang lainnya.
“Hh, aku ingin sekali bermain di pantai!” seru Yumi lantas menghela nafas. Donghae yang duduk di sebelahnya langsung menoleh pada Yumi. “Bagaimana kalau besok kita ke pantai? Lari pagi. Di pantai. Kau mau? Pasti kau belum pernah mencobanya,” tawar Donghae.
“Kau serius? Aku belum pernah lari pagi di pantai, tapi kedengarannya mengasyikan. Baiklah kalau begitu, aku mau!” Yumi tersenyum sumringah begitu juga dengan Donghae. Tanpa mereka sadari tiga pasang mata memperhatikan keakraban mereka.
“Heenim-ah. Yeoja-mu didekati temanmu, kenapa kau diam saja?” goda Heejin. “Diamlah, Kak!” sergah Heechul. Sementara itu, Donghae dan Yumi, “Kau mau punyaku?” Donghae menawari barbeque miliknya. “Tidak, aku sudah kenyang,” jawab Yumi seraya tersenyum.

***

Pagi hari di penginapan. Kyuhyun masih tertidur dengan pulasnya. Di Pulau Jeju ini bahkan ia masih sempat membuat pulau pribadinya sendiri di atas bantalnya. Kebiasaan joroknya inilah yang membuat Heechul tidak betah satu kamar dengan Kyuhyun. Heechul mencari Donghae rupanya sudah tidak ada di tempat tidurnya. Entah kenapa ia terpikir pada Yumi juga.
“Nuna, kau tahu dimana Yumi?” tanya Heechul. “Apa? Oh, Yumi. Dia sejak pagi pergi keluar, katanya mau lari pagi. Hh, dia rajin sekali!” jawab Heejin yang sedang sibuk merapikan ruangan yang berantakan sehabis mereka minum-minum semalam.
“Lari pagi? Kemana?” tanya Heechul lagi. “Aku tidak tahu. Cari saja sendiri! Bukannya membantu kakakmu malah bertanya terus!” timpal Heejin.
Di pantai. Yumi dan Donghae beristirahat sejenak seraya memandangi keindahan pantai. “Sudah kau katakan pada Heechul?” tanya Donghae. “Huh? Oh, itu. Belum. Sebenarnya semalam aku sudah menyinggung masalah itu, tapi dia sepertinya tidak ingin aku pergi. Entahlah, mungkin dia mengkhawatirkan aku tidak akan bisa membayar biaya kuliah. Hh, tapi apa iya dia seperti itu?” ujar Yumi seraya menghela nafas.
Donghae tersenyum mendengar penuturan Yumi. “Heenim tidak seburuk itu. Mungkin dia memang mengkhawatirkanmu seperti yang baru saja kau katakan. Aku rasa dia merasa bersalah padamu atas semua insiden yang menimpamu. Apalagi kau terus-terusan menyalahkan dia, kan?” sambung Donghae. Donghae diam-diam menoleh dan memperhatikan wajah Yumi. Ia tersenyum. “Benarkah? Hh..., aku rasa kau benar... dia memang tidak seburuk itu,” ucap Yumi seraya memandang lurus ke depan.
Sesampainya di penginapan. Heechul sudah menunggu dengan wajah menyebalkannya sambil melipat kedua tangannya dan mengetuk-ngetukan sebelah telapak kakinya ke lantai. “Hei, pelayan! Cepat masak! Kau tidak tahu kalau kami semua sudah lapar, huh?” seru Heechul sinis. “I... iya. Maafkan aku,” jawab Yumi terbata-bata. Ia langsung berlari menuju dapur.
“Heenim-ah, tidak seharusnya kau begitu pada Yumi. Dia juga, kan kemari untuk berlibur,” protes Donghae. “Tapi dia itu cuma seorang pelayan!” timpal Heechul. “Dia juga tamuku!” balas Donghae dengan wajah serius. Ia lantas meninggalkan Heechul. “Ada apa dengannya? Kenapa selalu membela perempuan itu, sih?” gerutu Heechul.
Yumi memasak dibantu oleh Heejin. Kakak perempuannya Heechul itu memang sangat baik, berbeda dengan Heechul. Setelah beberapa lama akhirnya makanan tersaji di atas meja makan. Semua orang yang sudah sangat kelaparan langsung berkumpul untuk sarapan bersama.
“Kira-kira hari ini kita akan melakukan apa, ya?” tanya Heejin. “Bagaimana kalau kita ke pantai saja? Jauh-jauh kesini, kan sayang sekali kalau tidak bermain ke pantai,” saran Kyuhyun. “Aku juga ingin berenang,” tambah Donghae. “Ya, sudah. Kalau begitu sudah diputuskan,” kata Heejin.
Selesai sarapan, mereka bersiap-siap dengan baju renang dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk bermain di pantai.
“Kau belum siap-siap?” tanya Heejin pada namdongsaeng-nya. Heejin, Yumi, Donghae dan Kyuhyun sudah siap untuk pergi, tapi Heechul bahkan belum melakukan apa-apa sejak selesai sarapan tadi.
“Aku dan Yumi akan menyusul,” jawab Heechul dengan santainya. Yumi langsung bengong, “Aku?” tanyanya bingung. “Ya, sudah kalau begitu,” Heejin, Donghae dan Kyuhyun pergi lebih dulu meninggalkan Heechul dan Yumi di penginapan.
“Ayo, cepatlah bersiap-siap!” seru Yumi. “Kita tidak akan ke pantai. Lagi pula memangnya kau bisa berenang?” kata Heechul seolah meledek Yumi. Heechul memang sudah mengetahui kalau Yumi tidak bisa berenang meskipun ia sebenarnya sangat suka pergi ke pantai.
Yumi tampak penasaran, “Lalu? Jangan bilang kau akan menahanku disini! Hah! Aku mau berlibur, bukan mau diam saja di penginapan,” sahut Yumi dengan maksud menyampaikan protes pada Heechul. “Ganti pakaianmu! Kita akan berjalan-jalan,” kata Heechul yang lantas masuk ke dalam kamarnya.

***


PART 7

PART 9

Buat yang baca, minta komentarnya, ya! Jangan jadi pembaca bisu. hehehe =D
Cerita ini murni hasil kretifitas author yang juga sebagian diambil dari adegan di mimpi Author. Hihii! Maaf kalau ada alur yang rada gak jelas, typo, dan nama-nama yang gak disukain. Intinya.. niat Author cuma mau nyalurin hobi menulis plus menghibur orang-orang yang senang membaca fanfic =)

Gomawo chingu! =)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates